such an useless who tried

18 4 12
                                    

ₐₙgₑₗᵢc dᵣₒwₙᵢₙg


Masa bodoh tentang bagaimana bisa wanita tua itu tau tentang alamat flatku tinggal..

.. Mengapa dia mengundangku untuk ikut acara makan malam bersama anak kandungnya yang lain yang dia selalu sebut 'sukses' itu?




























Pada akhirnya, aku menulis ulang naskah yang Yeonjun berikan.






Aku tidak tahu.








Aku tidak memiliki gairah untuk melanjutkan novel online ku sejak surat itu datang.

Aku tau penulisan ulang ini tidak akan berguna. mustahil Yeonjun menerimanya.




'Bahkan bila era perang dunia berakhir.'

'Para revolusioner tidak berhenti menyusun kesejahteraan untuk masyarakat di masa mendatang.'

'Adakah revolusioner tidak jenius?'

'Harapan tidak tertulis menjunjung era damai.. berhadapan dengan etos kerja yang tinggi.'

Aku berhenti menulis.

Tema yang di bawa naskah ini sebenarnya sulit untuk aku tulis kembali secara berbeda.

Mungkin karena aku tidak menulis pada genre semacam ini, tema ini memerlukan riset nyata dari pengetahuan dan pengalaman yang serius. aku hanya pria muda biasa yang putus kuliah karena keuangan. seluruh hidupku hanya aku gunakan untuk bekerja dan bertahan hidup, aku tidak lagi memiliki waktu untuk belajar.







"Ini sudah tengah malam."



Aku mengabaikan perintah Hueningkai sejak setengah jam yang lalu. malaikat itu menyuruhku untuk beristirahat.

Hueningkai terlihat tidak gembira di bawah sana. dia berbaring seraya menatap ke arahku yang sibuk menulis ulang naskah di atas kursi.



"Kamu bahkan tidak akan mendapatkan bayaran meskipun menyelesaikan revisinya sebanyak seratus lembar."

Genggamanku berhenti di ujung pena. aku menghela napas kasar dan meletakkan pena tersebut asal.

"Kamu benar.. apa yang sebenarnya sedang aku lakukan? aku merasa.. gelisah."

"Kamu belum mandi. Kamu belum makan malam. Kamu belum berganti pakaian sejak kemarin. Kamu belum membayar uang kontrakan. Kamu belum menyiapkan ingatan untuk tes. kamu belum.."

"Iya, iya aku mengerti! Sudah dong!"


Aku menepuk keningku pelan, dia benar. tapi juga salah. Aku kira dia akan mencoba meneliti dan membaca penyebab beban emosionalku, tapi ternyata menyebut seluruh cacat dari situasi kondisionalku. Mengabaikan beberapa keanehan, aku kemudian segera berdiri.

Hueningkai hanya berkedip sok polos di atas lantai.

Aku menghela napas lagi.

"Tapi.. baiklah. Terimakasih. ternyata kamu perhatian juga." Aku memutar bola mataku malas dan berjalan menuju kasur untuk mengistirahatkan punggungku.

Membanting awak tubuhku disana, dan memandangi langit-langit flat dengan datar.

Aku bertanya-tanya apakah aku harus menghadiri undangan yang antah-berantah janggal tersebut?

Tapi, jika aku menyetujui pun.. untuk apa?





























angelic drowning 'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang