angelic drowning '

another way of stairway to heaven

ₐₙgₑₗᵢc dᵣₒwₙᵢₙg

"Tuan Kang?"

"..."

Panggilan Hueningkai aku abaikan.

Aku sibuk berkutat dengan episode selanjutnya di depan layar komputer.

Saat aku pulang, aku tidak mengatakan apapun pada malaikat itu. karena aku yakin, dia sudah tau.

Hueningkai berkedip di bawah sana, dia duduk di lantai seperti biasa. menontonku dengan menyandarkan dagunya di atas telapak tangannya sendiri.

"Aku dengar tetangga di sebelah kamar Flatmu berkelahi."

"..."

"Katanya mereka melihat Dagonyang dan berencana menculiknya."

Aku berhenti mengetik.

"Dan kenapa mereka bertengkar karena Dagonyang?" Aku bertanya dengan heran, tatapanku turun ke arahnya.

Sekilas tatapanku pindah pada kucing kecil tersebut, makhluk ringkih itu tidur lagi. berpindah posisi di kaki Beomgyu di atas kasur.

"Dagonyang tadi bermain di depan pintu flatmu. dua orang itu melihatnya."

Aku menghela napas. "Biarkan saja. aku tidak mengenal mereka." Aku melepas kacamataku, mataku mulai panas terus-menerus menatap layar dan tulisan. "Tapi jangan sampai mereka menculik Dagonyang, sih.."

Hueningkai terkekeh. "Ngomong-ngomong, apa kamu mendapatkan gaji terakhirmu?"

Aku terdiam ketika Hueningkai menyebut tentang pekerjaanku, aku menggeleng sebagai jawaban. mengingat masalah ini hanya membuat moodku kembali buruk.

"Tidak." Aku menjawab singkat, agak sedih. "Tapi tidak apa-apa. Aku punya cukup tabungan. Setidaknya bertahan sampai aku menemukan pekerjaan baru."

"Mau lowongan kerja, tidak?"

Aku mengernyit.

"Apa? Kamu menawarkan lowongan kerja sudah seperti sales panci saja."

"Bukan~ ah, biarkan dulu. Nanti kamu juga akan tau."

"..Terserah."

Aku bersandar pada kursi, lirikanku naik ke arah langit-langit kamar flat.

Kehampaan ini rasanya berbeda dari biasanya.

Mungkin karena sekarang.. ada Dagonyang, Hueningkai dan Beomgyu yang tidur.

Ramai juga, pikirku.

Aku tidak merasakan kecemasan apapun.

Mungkin itu sebabnya kehampaan ini terasa berbeda.