how could i stand under this beautiful world..

25 3 6
                                    

ₐₙgₑₗᵢc dᵣₒwₙᵢₙg




Aku dan Hueningkai menemukan Choi Beomgyu melamun di pinggir jalan.



Lagi-lagi pemuda dengan masalah hati itu melamun.


Bedanya sekarang dia tidak membawa sepedahnya.

Apa kakinya sudah baik-baik saja?

Dia terlihat baik disana. berdiri lama tanpa ekspresi.

"Memangnya dia tidak lelah berdiri seperti itu? Manusia memang aneh ya.."

Aku melirik ke atas, Hueningkai ikut mengintip di atasku. aku dan makhluk ini mengintip di balik tembok gang.

Aku mendengus mendengar komentarnya.

"Terserah dialah."


"Hei, dia tidak berniat bunuh diri kan?"



Aku berkedip. tatapanku jatuh pada Beomgyu lagi.

"Bukannya kamu lebih tau dari pada aku?" Aku membalas netral, sekaligus berpikir lagi. "Sepertinya tidak. Jalannya sepi karena malam dan hujan baru saja reda. tidak mungkin dia menunggu sampai pagi hanya untuk menabrakan diri. Masih ada tempat bunuh diri lainnya yang lebih strategis."

"Contohnya?"

"Gedung rumah sakit di sekitar sini, sungai, jembatan di dekat stasiun."

Hueningkai terkekeh.

"Hafal sekali."


Aku terdiam, mengamati pemuda itu lagi dari kejauhan.


"Apa kamu tidak punya kunci lagi tentang Beomgyu?"


Aku bisa mendengar Hueningkai menguap di atas, "Hampiri saja dia."




Aku terdiam lagi.







"Lalu?"



"Aku khawatir dia akan macam-macam."



Aku sendiri juga bertanya-tanya apa yang sebenarnya Choi Beomgyu lakukan. udara setelah hujan di malam hari membungkus begitu dingin. orang-orang masih mengurung diri di dalam kamar dengan teh dan cokelat panas.




"Macam-macam seperti apa?"

Ketika pertanyaanku terangkat, aku tidak lagi mendapati Hueningkai. aku mengernyitkan kening, kemana dia menghilang?

Pandanganku jatuh pada Beomgyu lagi, aku bisa melihat pemuda itu mulai bergerak dan berjalan menyeberangi jalan.

Aku keluar dari persembunyian dan mengikutinya dari jauh. sembari bertanya-tanya apa yang Hueningkai lakukan dan kemana dia pergi.

Diam-diam lirikanku naik menatap langit gelap, awan abu masih terlihat bergerumul. menghalangi intensitas bulan dan bintang.

Dan aku tidak sadar bahwa Beomgyu berhenti berjalan.


Ketika pandanganku kembali jatuh ke depan, aku dikejutkan dengan cutter yang tajamnya berkilat di bawah remang lampu jalan. benda tajam itu menghadap langsung di wajahku.





"Matahari di malam hari telah membawa pergi hakikat.."




Pemuda yang menodongkan benda tajam tersebut bergumam, wajah dingin setara beku es di malam salju. sorot mati tanpa perasaan.



angelic drowning 'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang