Chapter 8 | Spooktober Madness

7 5 0
                                    

CW // HARSH WORDS // VIOLENT

Seperti yang dikatakan Jane kemarin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seperti yang dikatakan Jane kemarin. Lupakan masalah mereka sejenak, karena Halloween sudah dimulai dan kini saatnya melakukan kesenangan.

Ya, meski Evan membencinya. Tapi Jane sudah janji tidak akan ada alkohol dan orang-orang bodoh lagi. Hal itu berhasil membujuk Evan untuk keluar dari apartemennya.

"Pegang ini!"

Jane memberikannya keranjang labu. Meski mereka berdua sudah dewasa, apa salahnya berburu permen ke rumah-rumah tetangga? Toh, juga banyak yang seumurannya masih melakukan hal yang sama.

"Kau tidak unik. Ah, harusnya kau jadi dirimu sendiri." Jane kesal Evan tak sesuai ekspetasinya.

Dan ia hanya memakai kemeja hitam dan celana pajang formal tak lupa memakai sabuk kulitnya bak orang penting. Sementara, wanita itu sudah menyiapkan yang terbaik dengan jubah dan tongkat penyihirnya. Ya, meski dirinya sedikit tenggelam di dalamnya.

"OH—BULAN PURNAMA, kembalikan sayapnya lagi." Jane kemudian mengarahkan tongkat mainannya ke arah Evan.

"You're being sarcastic."

Jane pikir dirinya kelepasan terlalu jauh. Dengan sengaja ia memegang tudung jubahnya kemudian menutupi wajahnya dari Evan.

Pasti dia pikir Evan akan mengadu kepada malaikat sesamanya supaya dia dihukum.

"Maafkan aku." Meski ia acuh. Dirinya berjalan lebih dulu di depan. Pun Evan tak pernah berubah dan selalu di belakangnya.

Jane mengulum bibirnya sendiri. Sepertinya Evan masih tak suka jika ia banyak berbicara.

"Kau pasti tahu hukuman orang yang suka mengejek." Ya, meski pada akhirnya mulutnya akan terbuka juga.

"Aku tidak menghukum."

"Cih! Pasti bukan divisinya," gumam Jane lirih. Tapi, mengingat Evan yang pernah dihukum ... Jane lagi-lagi merinding, takut membayangkannya.

Jane itu tinggal di American neighborhood yang mana ketika hari-hari seperti ini mereka akan selalu ramai dan merayakannya.

Evan pandangi sekitar. Semua orang memakai kostumnya seraya berlarian membawa berbagi macam bentuk kantong permen. Anak kecil tak luput lalu lalang.

"BOO!"

"AWH!" Jane hanya berpura-pura kaget sementara yang di belakangnya sudah ancang-ancang untuk menegur anak kecil dengan kostum skeletonnya yang kini melarikan diri.

"Relax ... mereka hanya melakukan trick." Jane mengakhirinya dengan tawa. Raut panik Evan penyebabnya.

"Ayo!" Tiba-tiba dirinya berlari menjauh membuat Evan tertinggal di belakang. Jane benar-benar tidak bisa ditebak.

The Fallen [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang