Flashback

92 7 0
                                    

KAI POV

"Morning Jen"

Ucapku merasa bahagia, entahlah sepertinya mimpi bercinta entah dengan siapa, uforianya masih aku rasakan sampe sekarang, bahka  mimpi tadi malam menghantarkan rasa hanggat di daerah intim ku hingga pagi ini.

Kenapa aku percaya ini mimpi, selain karena aku bangun masih mendekap guling, satu kancing pun tidak ada yang terbuka dari piyama ku.

Satu satunya yang tersisa dari semalam adalah, rasa nikmat yang masih bisa di radakan hingga kini, juga rasa lembab dan basah di area yang tersembunyi.

Dengan muka bantal khas tiur, Jen menoleh ke arahku dengan senyumnya.

Deggg

Senyuman ini, harus ku lihat stiap hari, tapi bagaimana caranya agar aku bisa melihat senyuman itu setiap hari, ah akan ku pikirkan nanti.

Suasana yang sunyi, juga hawa yang masih dingin membuat  aku dan Jean kini berbagi selimut akhirnya.

"Kenapa sih Ngaliyan kalo pagi berasa lagi di puncak gunung" Kataku mencoba mengajak Jen ngobrol. (ngalian nama salah sati desa di jawa tengah)

"Soalnya kalo pagi pagi dah panas, itu obrolan emak emak di tukang sayur"
Jawab Jen dan ku hadiahi tepokan di jidatnya.

"Sa ae"

Dan dia hanya tersenyum, sebenernya dalam benakku ini confess tentang bagaimana perasaanku selama enam bulan ini setelah dia mengembalikan dompetku di saat maba.

Tapi aku menyadari, takut tindakanku salah, atau malah membawanya ke dunia yang belum dia tahu.

Aku sudah terlalu jauh untuk urusan perempuan, mungkin tidak di tiru, bahkan ketika saat masih sekolah di sekolah junior yang berbasis asrama, aku sudah sering bermain bersama gadis gadis seusiaku.

Jujur saat itu hanya sebuah keisengan yang berakhir menjadi candu hingga kini, aku memang dari awal sudah tomboy, sehingga mami dan papi membawaku ke asrama perempuan.

Namun disitulah kesalahan nya, bukan aku menjadi feminim, malah jadi penjelajah perempuan.

Flashback
Berawal dari melihat bagaimana kaka tingkat yang satu kamar denganku saat itu saling memuaskan, dan aku yang baru memasuki masa puber juga merasa penasar.

Karena teman teman ku tahu aku berasal dari keluarga mana, mereka tidak ada yang berani mengajak ku, jadi dengan keberanian, aku yang pertama meminta, atau tepatnya menyatakan perasaan kepada kaka kelasku yang cantik dan terkenal jutek.

Awal awal aku benar benar ditolak, bagaimana gak di tolak, aku saat itu masih kelas dua junior, dan dia kelas tiga senior, secara usia jelas beda empat tahun, dan dia straigh (awalnya)

Dan pertama kali nya aku menikmati bagaimana ciuman dan mencicipi tubuh perempuan yang sebenarnya sama seperti tubuhku, bedanya dada ku rata, entahlah kenapa gak tumbuh tumbuh dari dulu hingga kini.

Pacar pertamaku sangat sangat bucin akut waktu itu, entahlah, setelah seminggu jadian, aku dengan berani mempraktekan adegan yang ku tonton secara langsung saat teman sekamarku bercinta.

Asrama kita setiap kamar di isi dengan empat orang, dengan ranjang susun, dan terkadang terjadi begitulah di malam hari yang sunyi.

Namun aku selalu menjadi dominan disetiap dan mereka tak kuijinkan menyentuh area bawahku dengan jari jemari mereka.

Hubungan ku dengan pacar pertamaku dulu selesai setelah dia lulus sekolah dan akhinya diterima kuliah di cairo, pacarku adalah gadis yang agamis sejujurnya, dan itulah sesalku hingga kini, karena membuat nya terjebak denganku yang memang sudah menyimpang dari kecil.

Selama kurang lebih sebelas bulan kita menjalin hubungan, dan dari minggu pertama hingga di lulus, tiada minggu yang terlewatkan tanpa kita bercinta.

Aku yang penasaran dan menjadi candu, sedangkan dia yang stress tentang soal ujian, melepaskan keluh kesahnya dengan bercinta.

Bahkan dengan hanya memejamjan mata saja, aku bisa tahu dimana letak letak rasa candu dari tubuhnya.

Dada nya yang tidak terlalu besar namun pas saat di genggamanku, ujung putingnya yang kecil sangat candu untuk di mainkan, juga lipatan wangi nan basah yang membuatku betah berlama lama menikmati itu.

Bayangkan aku kelas dua sudah senakal itu, bahan terkadang bukan aku yang meminta untuk bertemu terlebih dahulu, dia mengatakan "Aku butuh lidahmu buat merefresh otak"

Dan malam nya dia datang ke kamarku. dengan dia di atas wajahku, melepakan celana dalamnya, tanpa melepas yang lainya.

Katanya ini posisi favoritnya, sensasi sapuan lidahku dari bawah yang bergerak melingkar juga menusuk, membuatnya seakan ingin melayang, ditambah hisapan di akhir yang seakan menelanya, membuat dia tidak pernah bosan untuk tidak kembali memanjakan diri.

Dan pada saat terakhir, saat kita sama sama ingin mengakhiri hubungan, kita sepakat ingin berakhir dengan damai, aku menyadari kita sama sama berbeda suku, agam, hanya gender yang sama.

Di malam itulah, untuk pertama kalinya dia mencicipiku, atau lebih tepatnya menyesap dada ku juga nippleku, dan setelahnya ku akhiri dengan penyatuan dua taman syurgawi kita, dengan segala gaya dan pengalaman yang sudah kita kuasai berdua, kita memuaskan satu sama lain.

Dan setelah pelepasan kita datang, di berkata "Kai, mungkin setelah ini aku susah buat gak mengulang yang pernah kita lakukan sekarang dengan orang baru di jauh sana, gak usah ngerasa bersalah udah ngebawa aku sejauh ini, ini juga dari kemauanku dari awal, nikmati hidup kamu setelah ini ya, but im still love u, tapi aku berharap, saat ketemu orang baru, perasaan ini bisa memudar.

"Cairo kota yang aku idam idamkan buat ngejar mimpi, maaf ya"

dan hari itu, setelah sepanjang malam kita bercinta hingga subuh, setelah ibadah, dia berangkat dengan di jemput kedua orang tuanya.

Jujur itu lumayan sedih, karena sebelas bulan aku selalu bersamanya, dan cinta untuk dia juga ada.

Sampai akhirnya aku naik ke kelas tiga, aku tidak pernah berpacaran, dan komunikasi kami masih berjalan, bahkan tidak sering kita melakukan video call untuk memuaskan satu sama lain.

Terkhir kita lost kontak, ketika dia semakin sibuk dengan kegiatan dan tugas, dan di ingin memperbaiki diri, bahwa katanya kita sudah terlalu jau, dan sejujurnya aku mengiyakan.

Namun segalanya sudah terlanjur, berbulan bulan aku jomblo, pasangan kaka kelasku yang ku saksikan adeganya waktu itu masih menjadi teman se kamar, sedangan kaka kelasku sudah lulus dan melanjutkan sekolah senior di luar kota, juga Kaka kelas di dipan atas juga lulus.

Kita hanya berdua dan belum ada yang menggantikan mereka.

Suatu ketika kita sedang sama sama nonton, mungkin mengurangi kecanggungan, dia berbasa basi, menanyakan hubunganku dengan mantan, dan aku juga menanyakan hal yang serupa.

Entah berawal dari apa, akhirnya kita saling singgung soal kelakuan kita bersama mantan dulu.

"Kamu mah di kangkangin doang tiap minggu gak pernah dijamah balik" ejeknya, awalnya aku kaget, tapi aku iseng jawab "karena emang punya dia enak"

"Lah punyaku lebih enak, makanya si eka sering ngunjungin" candanya

"Hahaha iya deh, aku sebenernya sering liat sih kalian pas ina inu, aku aja kaget kalian senekat itu bugil berdua, padahal ada aku, untung si kak tita langi pulkam.

"Fyi itu kita sengaja, kali aja kamu lihat terus mau join, makanya kita sengaja bugil, tapi sumpah, sensasinya di tonton tuh kayak ada adrenalinya"

hah Aku jujur sampe melongo, jadi mereka sengaja, pantes pas adegan ♋  mereka desahanya kek toa.

"Tapi aku beneran sama dia tuh puas banget Kai, aku sampe kadang mikir, bisa suka lagi sama cowo gak sih, apalagi aku kek kecanduan aja sama cewek"

Aku juga bingung jawabnya, aku sendiri gak penah bisa suka cowok.

🔞 Who's? (GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang