Enam ✔

96 5 0
                                    

☆Happy Reading☆

Siang hari yang terik tak membuat semangat Mauriella memudar, beliau ini sedang mempunyai urusan penting. Untuk kejadian yang kemarin ah rasanya dia sangat puas. Untuk cctv tidak usah khawatir, Jenny sudah mengurus hal itu untuknya.

Entah dia berguru pada siapa, dia pun tak tahu yang jelas dia ingin seperti itu. Keren nggak sih kalo bisa nge hack?

Mungkin kalo basic nya dia sedikit bisa, cuma cari cari info pribadi sih chill lah. Dia sudah di ajarkan oleh ayahnya, namun untuk hal seperti itu dirinya tidak bisa. Padahal keren yakan.

"Riell lo yang bener mau jalan terus, kita dari tadi udah muter muter gue capekk anj. Apalagi nih matahari kebakar apa gimana sih, capek kali lho." Ujar Jenny dengan cepat sekali, cukup susah menyamakan langkah kaki mereka.

Jenny yang notabene nya lebih pendek sekitar 13cm hanya bisa mengeluh dan mengeluh.

"Ya gimana, ini penting you know ini urgent anjir!" Jawab Mauriella.

"Lo jangan tinggi tinggi napa dah!" Kesal Jenny.

"Lo aja yang pendek!" Ejek Mauriella seraya tersenyum jail.

"Gue udah tinggi!"

"157 cm kann"

"Tetep aja lo kaya tiang kalo gitu!"

"Untuk ukuran gw yang Calon model, gue itu standar tau!" Jawab Mauriella seraya menyombongkan dirinya.

"Chuih!" Kesal Jenny.

Mereka berjalan tanpa arah, yah berjalan dengan kaki di trotoar yang jalanannya sangat sepi. Di tengah panas matahari, merek menyusuri jalan tanpa arah hingga keduanya merasa lelah.

"Hufft aman." Gumam Mauriella melihat ke selilingnya aman, dan hal itu membuat Jenny merasa penasaran.

"Apa yang aman?" Tanya Jenny.

"Lo nggak sadar kah, kita dari tadi di ikutin sama drone walau jaraknya sekutar 20 m dari kita. Itu jelas banget masa lo nggak sadar?" Heran Mauriella, dia yang ingin ke rumah miliknya pun harus tertunda.

"Yang bener lo! Pantes dari tadi cuma muter muter nggak sampe sampe, ternyata lo ngerjain tuh drone!" Ujar Jenny tak percaya.

"Gue pengen ke rumah, ya sekali kali bersihin ruangannya. Eh malah lo ngikut and berakhir muter muter dulu. Hitung hitung olahraga." Mauriella hanya nyengir tidak jelas.

"Njir, yaudah ayo! Gue bantu bersihinnya." Jenny langsung berdiri dan menarik pelan tangan Mauriella.

Mereka berjalan sekitar 10 menit dengan sedikit memasuki area perkebunan buah peach, yang merupakan buah kesukaan Mauriella.

"Njir berapa lama gue nggak ke sini!" Kaget Mauriella melihat kondisi rumah miliknya dari luar banyak sekali tumbuhan merambat.

"Salahnya lo fokus sama cowok brengsek."

"Ralat, pesona pria matang!" Bela Mauriella tak terima.

"Yayaya terserah, kita beresin atau ambil pelayan?" Tanya Jenny.

"Bersihin aja, nih tempat cuma beberapa orang yang tau. Dan gue nggak mau tempat ini di masukin sama orang asing." Jelas Mauriella yang sekarang mulai menarik tumbuhan menjalar itu.

Mereka membiarkan beberapa dari tanaman itu untuk tetap merambat di dinding rumah. Agar terkesan sedikit tidak terawat di luar.

Untuk di bagian dalam, mereka membersihkannya mulai dari menyapu dan mengepel. Hingga membersihkan debu pada lukisan.

The Best Of MiracleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang