05. keguguran

860 172 311
                                    

Biasakan putar lagu klw baca biar dpt feelnya!

-happy reading-

Mengingat project pembangunan asrama putri (aspuri) yang belum beres beres sampai saat ini, membuat Iqbal selaku pimpinan pondok begitu sibuk, kerjaannya bahkan menjadi dua kali lipat lebih padat dari biasanya.

Waktu kebersamaan dengan keluarganya pun harus ia korbankan demi menuntaskan pekerjaannya tersebut.

Beberapa santri putra berada di asrama putri bersama dengan Iqbal untuk membantu tukang membangun bangunan, beginilah aslinya jika berada di pondok, santri putra akan selalu ada jika dibutuhkan.

Beberapa santri putri hanya bisa mengintip dari cela cela di asrama mereka mengintai crush masing masing, kalau lewat didepan santri putra langsung auto pada malu malu giliran ada santri putra masuk ke kawasan asrama mereka pada ngintip, haduhh mau heran tapi ini kelakukan santri putri.

Hayoo ngaku siapa disini yang kayak gini?

"Amel geseran dikit napa, kepala kamu kegedean, aku juga mau liat kali," dumel Humaira.

"Aelah. Bentar dulu dong belum puas aku liat si Mas crushku."

"Gila, Maa Syaa Allah tabarakallah ya Mom, si Faruq ganteng bangat sumpah."

Merasa kesal dengan Amel. Humaira menggeplak kepala temannya itu lumayan keras hingga membuat sang empu meringis kesakitan.

"AKHH..."

"Astaghfirullah Raa, kepala aku bonyok Nih."

"Siapa suruh serakah! Kalau mau cuci mata jangan sendirilah, orang lain juga pada mau kali."

"Iyadeh iyaa." Amel mengalah ia mempersilahkan Humairah untuk mengintip juga. "Maa Syaa Allah, Fahmi kok makin cakep ya?" ucap Humairah dalam hati.

"Nggak usah lama lama juga kali, si Fahmi nggak bakal lari kok," ejek Amel membuat Humairah malu sendiri dan refleks menginjak kaki Amel hingga perempuan itu berteriak sangat kencang.

Mendengar suara dari dalam asrama santri putri membuat Fahmi, Athar dan juga Faruq seketika menoleh kearah sumber suara.

"Kalian denger nggak?" tanya Faruq.

Keduanya mengangguk. "Paling mereka lagi ngintip aku tuh, Biasalah. orang cakep mah selalu diperhatiin," dengan pedenya Athar berucap.

"Narsis bangat," ejek Faruq.

Fahmi menoleh singkat pada bolongan bolongan yang ada diasrama putri, ia menyadari ada mata yang tengah memperhatikan mereka.

Ia sebenarnya tau jika dibalik bolongan itu ada santri putri yang sedang mengintip tapi ia mencoba acuh tidak memperdulikan itu semua.

"Kalian kok pada berdiam diri disini? Sana bantuin tukang tukang ngangkat besi," Iqbal datang tiba tiba membuat ketiganya langsung mengangguk kaget dan gacir berlalu dari sana.

Iqbal menatap bangunan itu sambil menghela nafas, sepertinya masih cukup lama lagi prosesnya.

Sebuah tangan lentik tiba tiba saja melingkar sempurna diperut Iqbal membuat laki laki tersebut hampir saja mendorong jika sang empu tidak mengeluarkan suara.

"Mas."

Iqbal berbalik badan menatap sang pelaku. "Astaghfirullah sayang, aku kira tadi siapa, hampir aja aku dorong."

"Tega bangat istrinya mau didorong," cemberut Karina mengerucutkan bibirnya.

Ekspresi seperti itu justru membuat Iqbal semakin merasa gemas andai saja ini bukan tempat umum ia pastikan ia akan mencium bibir itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: a day ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sesama Santri LH 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang