𝗖𝗼𝗱𝗲 𝗡𝗮𝗺𝗲， 𝐋𝐔𝐂𝐘

⋆ 0.20，Cigarettes, And Window.

Older
Isabel LaRosa

0:37 ━━━━━━━━━━●── -1:40
⇆ㅤㅤㅤㅤ◁ㅤㅤ❚❚ㅤㅤ▷ㅤㅤㅤㅤ↻

✼•.¸¸.•ᓭི༏ᓯྀ*¨✼•.¸¸.•ᓭི༏ᓯྀ*¨✼•.¸¸.•ᓭི༏ᓯྀ•.¸¸.•✼

"Guk!"

"McKing!"

Lucy berlarian untuk memeluk McKing. anjing itu mengibaskan ekornya. "lama tidak bertemu~" didepan tangga Lucy memeluk McKing sembari mengusap-usap bulu McKing.

Peter baru saja sampai, karena Lucy masuk lebih dulu daripada Peter.

seorang wanita datang menghampiri mereka. "Anakku!" seru Jiwon dengan riang. mendengar suara yang sangat dikenalinya, Lucy menoleh, lalu bergantian memeluk Jiwon. keduanya bercakap-cakap ria.

kemudian keduanya mengikuti Peter ke ruang tamu di kediaman Jiwon. ada satu orang lagi yang baru saja muncul, "Selamat datang, guru." ujarnya membungkukkan tubuhnya sopan.

Kageo memberi salam hormat kepada Peter. menanggapi itu, Peter hanya menepuk pundak Kageo. Lucy melambaikan tangannya kepada Kageo, untuk menyapanya. laki-laki jangkung itu membalas lambaian tangan Lucy dengan kaku.

Lucy menertawakan Kageo.

"Aku pulang~!"

semuanya menoleh ke arah pintu saat melihat kedatangan seseorang lagi. sebelum Lucy sempat berucap sepatah katapun, pria itu lebih dulu memanggil namanya. "Wah, ada Lucy rupanya. Astaga, Hei. Putriku yang cantik ini tidak merindukan pamannya? Kemarilah, peluk paman Simon ini!"

Simon melambaikan tangannya, menyuruh Lucy untuk mendekatinya. tanpa berlama-lama, Lucy segera memeluk Simon. dan keduanya tertawa lepas seperti keluarga bahagia. tentunya melihat kehangatan diantara keduanya, Peter dan Jiwon pun ikut tersenyum.

Kageo menatap lamat ekspresi wajah Lucy. terpatri senyuman manis yang menunjukkan betapa bahagianya gadis itu dikelilingi keluarga yang menyayanginya seperti ini. 'Lucy beruntung.' batin Kageo.

dia melihat senyuman Yuika dalam senyuman Lucy. hatinya tersentuh melihat bagaimana kehangatan yang diterima Lucy dari orang-orang disekelilingnya. gadis itu layak mendapatkannya.

Kageo jadi memiliki keinginan untuk menjaga Lucy juga. karena gurunya, Apostle Peter, Killer legendaris dari Glory yang kembali muda itu juga terlihat begitu menyayangi gadis itu.

Apostle Simon, dan rekan Peter, Ahn Jiwon, mereka juga sama. terlihat ketulusan dalam tatapan mereka saat menatap Lucy. seolah gadis itu bagaikan sebuah benda berharga yang keberadaannya hanya ada satu di dunia ini. dengan kata lain, istimewa bagi mereka.

"Apa putriku yang cantik ini sudah makan?" tanya Simon sembari mencubit pelan pipi Lucy. dan tanggapan dari gadis itu hanyalah gelengan pelan. "hehe, aku belum makan." katanya.

Jiwon berkacak pinggang. "Kenapa belum? Kalau begitu, mama Jiwon ini akan segera memesankan makanan." lontarnya seraya membuka handphonenya untuk pergi ke sebuah aplikasi pemesanan makanan.

setelah selesai bercengkrama dengan Lucy, Simon baru menyadari keberadaan seseorang yang asing di dalam ruangan ini. "Mengapa... Orang ini berada di sini?" lontarnya. tiba-tiba saja Simon sudah berhadapan langsung dengan Kageo.

tentunya Simon masih mengenal Kageo sebagai seorang Apostle baru dari Glory, yang menggantikan sosoknya. dan juga, sebagai orang yang sudah membuatnya kehilangan tangannya.

"Melihatnya, tangan kananku yang terputus mulai sakit lagi." Simon mendesis. Lucy seketika panik, dan segera pergi ke samping Simon. "paman!" panggil Lucy dengan nada bicara yang terkesan panik.