⋆ 0.17,Pumpkin Knight

494 88 5
                                    

"Hei! Kim Sun-Gu!"

Lucy melirik Dokgo bersaudara yang mulai menggerutu. padahal sedari tadi mereka diam mengikuti Peter.

Peter menuntun mereka berlima memasuki hutan dan menuju suatu tempat yang sepertinya cukup tersembunyi, dan aman untuk menjadi tempat persembunyian mereka.

"Aku mengikuti karena kau bilang bahwa kau mempunyai cara. Tetapi apa ini?!" celetuk Dokgo Hyung. "Dan dari semua tempat, kenapa kau membawa kami ke tempat terisolasi seperti ini." sahut Dokgo Je.

Dokgo Hyung berteriak, "Coba saja pikirkan! Di bagian timur pulau ini, ada banyak makanan dan tempat istirahat... Bahkan di bagian selatan ada Bunker! Tapi kau kenapa... Memilih pabrik yang seperti sampah ini!"

mulut Lucy seketika membentuk huruf O, seolah mengerti maksud Peter membawa mereka ke tempat ini.

ada sebuah pabrik bekas di hadapan mereka. gadis itu tersenyum, karena Peter ternyata sudah membuat strategi yang bagus. dan ini adalah tempat yang bagus untuk bersembunyi dan beristirahat. karena disini tidak ada kamera pengawas, dan tidak ada orang selain mereka.

"Jawabannya sederhana. Di tempat dimana ada banyak makanan dan bunker, pasti sudah ada pertarungan. Jika kita pergi kesana, siapa yang akan menjadi target?" jawab Peter, membuat Dokgo bersaudara seketika berdiri tegak dan memberi hormat pada Peter.

"Tentu kita! Kau benar, Kim Sun-Gu!"

Lucy tertawa kecil menanggapi kebodohan mereka. setidaknya mereka lebih tenang, itu sudah bagus. dan masalahnya kini adalah orang yang sedari tadi mengikuti mereka diam-diam. bahkan Peter saja sudah melirik laki-laki berambut merah dengan kacamatanya itu.

'sepertinya Apostle Thaddeus tertarik pada Peter..' batin Lucy. gadis itu sweatdrop karena lagi-lagi master-nya bersikap kekanak-kanakan seperti itu.

jika sudah seperti ini, Thaddeus terlihat konyol sekali.

lihat saja gayanya, seperti orang polos yang tidak tahu apa-apa. hanya menyender ke pohon, dengan tangan menyilang didepan dada, dan memalingkan wajahnya. seakan mengatakan, 'aku tidak tahu apa-apa' begitu. menyebalkan sekali.

mereka segera memasuki pabrik bekas itu. dan ternyata Peter sudah memanggil yang lain. yaitu para Killer level D dengan peringkat rendah. ada 5 orang lainnya yang baru saja datang kesini.

pria dengan codename Pumpkin Knight juga sepertinya akan bersekutu dengan Peter. wajar saja, karena peringkatnya adalah 331.

Lucy menyipitkan matanya saat merasa ada yang janggal dengan pria yang bajunya bernomor 320 itu. dengan bekas luka yang melintang di wajahnya.

'dia, Xiwei Zhou? Killer B, nomor 27 itu kan? rupanya dia menyamar.. ini berbahaya.' batin Lucy, tanpa sadar gadis itu mengigiti kukunya.

"XiongDi, Itu tidak baik. Banyak kumannya, tahu~?" Thaddeus memegang pergelangan tangan Lucy, dan menjauhkannya dari wajah gadis itu.

"XiongDi mengingatkanku pada seseorang.." gumamnya, kemudian tertawa. "Haha! Aku jadi merindukan gadis itu~"

Lucy mengernyit, 'tentu saja, orang itu kan aku.' gadis itu baru tersadar bahwa dia melakukan kebiasaan seorang 'Lucy', dan ini bukanlah 'Joile'. gadis itu memukul pelan permukaan bibirnya.

"Hei, jangan melukai dirimu."

wajah Thaddeus terlihat serius sekali saat mengatakan itu. Lucy sempat dibuat merinding. seperti biasanya ketika dia sedang dilatih oleh Thaddeus, saat laki-laki itu benar-benar berperan sebagai master-nya.

"ah, iya. maaf, ini kebiasaanku. tanpa sadar aku menggigiti kuku ku jika sedang merasa cemas. lagipula, aku tidak tahu apakah aku akan bisa bertahan disini. karena aku peringkat 222, apalagi aku perempuan.." ujar Lucy pelan, mencoba membuat Thaddeus bersimpati padanya.

𝗖𝗼𝗱𝗲 𝗡𝗮𝗺𝗲, 𝐋𝐔𝐂𝐘Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang