9. Di Tengah Ceria, ada Duka

10 3 14
                                    

Hari-hari pertama Althara dan Reyya sebagai Ketua dan Wakil Ketua OSIS dimulai dengan semangat yang menggebu. Setiap ucapan selamat dan dukungan dari siswa serta guru menambah motivasi mereka. Namun, di balik semua itu, Reyya merasakan ada sesuatu yang berubah—terutama dari Ashela dan Ashila, dua temannya sekelas yang sepertinya tidak senang dengan kemenangan mereka.

Di kantin, Reyya duduk bersama Lyorra, Althara, dan Zayyan. Suasana di antara mereka terasa hangat meski ada kabut ketegangan yang mengintai. Lyorra dan Zayyan, dengan sifat tengilnya yang kebangetan, sedang asyik menggoda Reyya.

"Eh, Thar! Gimana rasanya jadi ketua OSIS? Keren banget ya, bisa memimpin kita semua!" Lyorra berkata sambil tertawa nakal, lalu pura-pura meniru gaya angkuh seorang pemimpin. "Jangan-jangan sekarang lo jadi penguasa sekolah, ya?"

Althara hanya bisa menggelengkan kepala sambil tersenyum, meski dia tahu Lyorra tidak benar-benar serius. "Biasa aja, Lyor. Lagian, ini kan tanggung jawab bareng Reyya."

Zayyan yang duduk di sebelahnya, dengan senyum tengil khasnya, tidak mau kalah. "Ya, setidaknya kita bisa berharap Althara jadi ketua yang baik, kan? Atau jangan-jangan lo bakal jadi ketua paling tengil, Thar?" dia berkata sambil menyipitkan mata, mencoba menirukan gaya cool Althara dan Reyya.

"Eh, Zay! Jangan samakan lo dengan dia!" Lyorra menyela, tertawa. "Kalau lo yang jadi ketua, bisa-bisa kantin ini dibanjiri dengan lelucon konyol!"

"Bisa jadi," jawab Zayyan sambil mengangkat bahu dan nyengir lebar, "tapi setidaknya orang-orang bakal senang, kan? Lagian, hidup itu harus ada bumbunya!"

"Ya ampun, kalian berdua tuh cocok banget ya, sama-sama tengil," Reyya menyela sambil tersenyum, matanya berbinar melihat kekonyolan dua sahabatnya itu. "Jangan bikin Althara stress, dong!"

Althara melotot ke arah Zayyan sambil mencoba menahan tawa. "Kita butuh lebih dari sekadar lelucon untuk memimpin, Zay!"

"Eh, Thara" Lyorra berseru lagi, dengan senyuman nakal, "Gue yakin lo bisa mengatasi Ashela sama Ashila yang lagi keki itu. Sini, gue kasih tau trik, biar mereka langsung cair!"

Reyya hanya bisa geleng-geleng, meski Lyorra dan Zayyan membuat suasana jadi lebih ringan. Pikirannya tetap melayang ke arah Ashela dan Ashila yang duduk di ujung kantin dengan tatapan tajam. Reyya tahu bahwa masalah ini belum selesai.

"Gue setuju sama Lyorra," kata Zayyan, dengan ekspresi serius yang jelas-jelas tidak bisa dia jaga, "mending lo biarin aja dulu, nanti juga lama-lama cair. Lagian, mereka juga perlu tahu siapa ketua sebenarnya!"

Lyorra ikut tertawa, tidak mau ketinggalan. "Iya, Thar. Lagian, lo jangan terlalu pusing. Kita di sini buat mendukung lo! Dan Zayyan ini… meski tengil, dia bisa jadi teman yang oke!"yg

Althara akhirnya tersenyum lega. Di tengah tekanan sebagai Ketua OSIS dan masalah kecil yang muncul, punya teman seperti mereka benar-benar membuat segalanya terasa lebih mudah.

Namun, di dalam hatinya, Althara tahu bahwa tantangan yang mereka hadapi tidak hanya datang dari Ashela dan Ashila. Dia merasakan ketegangan yang menyelimuti sekolahnya, dan tanpa disadari, hal itu mempersiapkan dirinya untuk menghadapi rintangan yang lebih besar ke depan.

✧✧✧

Setelah makan siang di kantin, Reyya, Althara, Zayyan, dan Lyorra kembali ke kelas dengan santai. Mereka duduk di meja masing-masing, masih terpengaruh oleh obrolan dan lelucon yang mereka buat saat di kantin. Suasana kelas cukup ramai, dengan beberapa teman sekelas yang tertawa dan berbincang.

Tiba-tiba, pintu kelas terbuka dengan suara keras. Semua orang menoleh, dan terlihat Ashila dan Ashela berlari masuk ke dalam kelas dengan ekspresi panik. Mereka tampak terburu-buru, matanya melirik sekeliling kelas, dan langsung menuju meja mereka.

SERRULATA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang