3. Bayang bayang di balik tawa

26 12 7
                                    

Jam pelajaran terakhir sebelum istirahat selalu menjadi yang paling berat bagi Reyya. Matanya tertuju pada papan tulis, tapi pikirannya berkelana, kembali pada percakapan orang tuanya dengan keluarga Zeyya di restoran semalam. Meskipun tidak banyak yang dikatakannya, Reyya merasa ada sesuatu yang aneh. Percakapan serius di antara para orang tua dan cara mereka berbicara dengan bisikan pelan membuat Reyya yakin ada yang disembunyikan.

"Reyya!" suara guru di depan kelas membuyarkan lamunan Reyya. Dia segera menegakkan tubuhnya, menatap guru matematika yang memandangnya dengan tatapan tajam.

"Kamu melamun? Bisa jawab pertanyaannya?" tanya Pak Guru sambil menatap Reyya dengan alis terangkat.

Reyya terkejut, mencoba mengingat pertanyaan yang barusan dilontarkan. Dengan cepat dia melihat papan tulis. Untung saja pertanyaannya masih tertulis di sana-tentang persamaan kuadrat.

"Eh, 3x²?" jawab Reyya setengah yakin, berharap jawabannya benar.

Pak Guru mengangguk sambil tersenyum tipis. "Baik, sekarang coba jelaskan bagaimana kamu bisa mendapatkan hasil itu."

Reyya menelan ludah, lalu berusaha menjelaskan dengan cepat. Suaranya sedikit gemetar, tapi setidaknya jawabannya benar. Setelah selesai, Pak Guru kembali melanjutkan pelajaran, namun kepala Reyya masih dipenuhi oleh pertanyaan yang belum terjawab.

✧✧✧

Setelah pelajaran usai, Reyya langsung mengajak Lyorra untuk nyamperin Afira dan Ressa yang asyik makan di sudut kelas.

"Yorr, ayo temenin gua nyamperin Ressa dan Afira," ajak Reyya, bersemangat sambil berdiri.

"Ayok." jawab Lyorra, ikut berdiri dan mengikuti langkah Reyya.

Mereka berdua menghampiri meja Ressa dan Afira yang lagi ngobrol sambil menikmati makanan.

"Ressa, Afira! Boleh gabung?" ucap Reyya sambil tersenyum.

"Eh, Rey! Tentu saja! Ada apa?" tanya Ressa dengan wajah ceria.

"Jadi gini, gua denger tadi pagi kalian sempat ngomongin hubungan antara keluarga gua sama keluarga Kak Zeyya. Kalian tau apa?" Reyya nanya langsung, tanpa ba-bi-bu.

Afira dan Ressa saling pandang dengan ekspresi bingung. "Eh, kita gak tau, Rey. Kita cuma denger rumor aja," jawab Ressa sambil mengangkat bahu.

"Rumor? Tentang apa? Ayo, spill!" Reyya mendorong, makin penasaran. Dia udah baper banget sama hal ini.

"Jadi gini, kita denger dari kakak kelas. Mereka bilang ada sesuatu antara keluarga kalian, tapi gak ada yang tahu detailnya," kata Afira, berusaha menjelaskan.

Reyya merasakan sedikit kekecewaan. "Serius? Jadi, kalian gak tahu sama sekali? Gua pengen banget tau," tanyanya, mengernyitkan dahi.

Ressa menggeleng dengan serius. "Kita cuma denger sepintas doang, Rey. Mungkin ada yang lebih tahu, tapi kita juga belum pernah denger langsung dari sumbernya."

"Ya udah deh, makasih ya. Gua cuma pengen tahu lebih lanjut," ucap Reyya, walau masih merasa penasaran. "Gua takut ada yang aneh di antara keluarga gua dan keluarga Kak Zeyya."

"Kalau kita denger sesuatu, pasti kita kasih tahu kok, Rey. Gak usah khawatir," Ressa menjanjikan, memberikan senyuman hangat.

Afira ikut nambahin, "Iya, kita kan temenan. Kita pasti bantu kamu untuk nyari tahu."

Dengan semangat baru, Reyya dan Lyorra kembali ke tempat duduk mereka. Meski masih banyak pertanyaan yang menggantung di benak Reyya. Mereka berdua bertekad untuk cari jawaban lebih dalam tentang misteri antara keluarganya dan keluarga Zeyya.

SERRULATA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang