4. Tersimpan di balik senyuman

18 12 2
                                    

Cahaya matahari perlahan menelusup melalui tirai kamar Reyya, menyentuh wajahnya yang masih terlelap. Di luar kamar, suara langkah kaki terdengar mendekat, disertai ketukan pelan di pintu.

"Non Reyya, ayo bangun. Sarapannya sudah siap," suara lembut Bi Siti membangunkan Reyya dari tidurnya.

Reyya mengerjap pelan, matanya masih terasa berat. Dengan enggan, dia bangkit dan merapikan rambutnya yang berantakan. Matahari pagi sudah bersinar terang, menandakan bahwa hari baru telah dimulai.

"Non Reyya, ayo cepat ya, nanti dingin makanannya," panggil Bi Siti lagi, lebih keras kali ini.

Reyya akhirnya menyerah, mengambil handuknya, lalu melangkah keluar dari kamar menuju kamar mandi. Setelah mandi kilat dan berpakaian rapi, ia menuruni tangga, menuju ruang makan yang sudah dipenuhi aroma lezat nasi goreng.

Reyya memasuki ruang makan dengan perasaan campur aduk. Di meja makan, Mama dan Papa sudah duduk menunggu, tampak serius namun penuh perhatian. Suasana hangat pagi itu dipenuhi aroma sedap dari sarapan yang disiapkan Bi Siti.

"Selamat pagi, Sayang. Ayo duduk, sarapan sudah siap," sapa Mama Yumna dengan senyum ramah, gestur khasnya saat ingin menciptakan suasana nyaman.

Reyya menarik kursi dan duduk di sebelah Mama Yumna. "Selamat pagi, Ma, Pa," jawabnya sambil merapikan seragamnya.

Di atas meja, nasi goreng yang masih mengepul, roti panggang bermentega, dan segelas jus jeruk tersaji rapi. Bi Siti muncul dari dapur dengan senyum lebar, membawa piring tambahan berisi telur dadar.

"Silakan, Non Reyya, makan yang banyak," ucap Bi Siti.

Reyya menyendok nasi goreng ke piringnya. "Terima kasih, Bi," ucapnya sambil mencoba menciptakan suasana ceria.

Mama Yumna menatap Reyya dengan penuh kasih. "Sayang, ada rencana apa di sekolah hari ini?" tanyanya sambil menuangkan jus ke gelas Reyya.

"Enggak banyak, Ma. Cuma pelajaran biasa," jawab Reyya sambil mengaduk-aduk nasinya.

Papa Mahenda menyesap kopinya, lalu berujar, "Kamu harus ingat, Reyya. Setiap hari di sekolah adalah kesempatan untuk belajar dan bertemu teman-teman. Pastikan kamu memanfaatkan waktu itu."

Suasana di meja makan terasa hangat, tapi Reyya tak bisa mengabaikan rasa aneh di dadanya. Ada hal yang sepertinya perlu dibicarakan, tetapi ia tak tahu harus mulai dari mana. Di balik senyuman mereka, Reyya merasa ada yang lebih dari sekadar sarapan pagi ini.

Ketika Reyya sedang asyik menyantap sarapan, Pak Sopir, yang sudah berdiri di dekat pintu, menghampiri meja.

"Pagi, Non Reyya. Siap-siap untuk berangkat sekolah?" tanyanya dengan nada ramah sambil tersenyum.

Reyya menoleh dan menjawab, xPagi, Pak! Iya, sebentar lagi. Tinggal selesai sarapan saja."

"Bagus. Hari ini cuaca cerah, jadi perjalanan ke sekolah pasti menyenangkan," kata Pak Sopir. "Kalau ada apa-apa di jalan, jangan ragu untuk bilang ya."

Reyya mengangguk. "Terima kasih, Pak! Aku pasti bilang kalau ada yang aneh."

"Selalu siap untuk membantu, Reyya. Semoga harimu menyenangkan," balas Pak Sopir sebelum kembali ke posisinya di dekat pintu.

SERRULATA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang