7. Persiapan Kampanye

10 4 10
                                    

Malam sebelum kampanye, suasana di kamar Reyya terasa lebih sibuk dari biasanya. Meja belajarnya penuh dengan poster-poster kampanye, spidol warna-warni, dan catatan-catatan visi serta misi yang telah ia siapkan bersama Althara. Lampu belajar menerangi semua kertas yang berserakan di meja, sementara Reyya sibuk memikirkan strategi untuk hari besar esok.

"Rey, posternya harus lebih catchy nih. Ini yang paling penting buat menarik perhatian pas hari H," kata Althara melalui panggilan video di ponselnya. Althara terlihat santai di layar, tapi Reyya tahu kalau cowok itu juga merasakan ketegangan yang sama.

Reyya mengangguk sambil menambahkan beberapa elemen terakhir pada poster mereka. "Iya, gua setuju. Tapi gua juga kepikiran, gimana caranya biar teman-teman nggak cuma tertarik sama visual, tapi juga sama isi visi misi kita."

"Gua sih yakin, kalau kita bisa presentasiin dengan cara yang beda, pasti mereka bakal ngedengerin. Lu jangan khawatir, Rey," jawab Althara, mencoba menenangkan Reyya.

Reyya tersenyum kecil. "Makasih, Al. Gua cuma nggak mau ngecewain tim kita."

Althara tertawa kecil, "Santai aja, Rey. Kita udah latihan berkali-kali, semuanya bakal lancar."

Selesai berdiskusi dengan Althara, Reyya kembali fokus ke meja belajarnya. Ia memastikan bahwa semua poster sudah rapi, spanduk sudah siap dipajang, dan catatan visi serta misi tersusun dengan baik. Ia juga memeriksa poin-poin penting yang ingin disampaikan saat kampanye besok.

Malam semakin larut, tapi Reyya masih berkutat dengan persiapannya. Mama sempat masuk ke kamar membawa segelas susu hangat, "Jangan lupa istirahat, Reyya. Besok kamu butuh energi."

Reyya tersenyum, "Iya, Ma. Sebentar lagi kok. Aku cuma mau ngecek semuanya biar besok nggak ada yang terlewat."

Mama mengusap kepala Reyya dengan lembut, "Kamu sudah berusaha keras. Mama yakin besok kamu akan melakukan yang terbaik. Jangan terlalu dipikirkan, ya?"

Setelah memastikan semua siap, Reyya akhirnya beranjak ke tempat tidur. Dia berusaha tidur lebih awal agar bisa segar keesokan harinya. Tapi dalam pikirannya, dia terus memikirkan kampanye yang akan berlangsung-bagaimana teman-temannya akan merespons, bagaimana presentasinya nanti, dan bagaimana mereka bisa membawa perubahan positif di sekolah.

"Besok bakal jadi hari yang penting," gumam Reyya sebelum memejamkan matanya.

Begitu persiapan malam selesai, Reyya dan timnya sudah siap menghadapi kampanye esok hari. Apa yang terjadi selanjutnya bakal menentukan langkah mereka ke depan sebagai calon pemimpin OSIS.

✧✧✧

Hari Kampanye

Pagi hari di rumah Reyya terasa hangat dan tenang, meski hari itu penuh dengan kesibukan. Sinar matahari masuk melalui jendela dapur, menciptakan pola cahaya yang indah di lantai. Aroma nasi goreng buatan Mama menguar di udara, mengisi seluruh ruangan dengan bau yang menggiurkan.

Reyya duduk di meja makan dengan wajah yang tampak bersemangat sekaligus tegang. Di hadapannya, ada sepiring nasi goreng yang baru saja disajikan oleh Mama. "Makan dulu yang banyak, biar nanti kampanyenya nggak lemes," kata Mama dengan senyum lembut sambil duduk di sebelah Reyya.

"Iya, Ma," jawab Reyya sambil mengambil sendok. "Tapi kayaknya aku nggak terlalu lapar, deh. Aku masih mikirin kampanye nanti." Dia menaruh sendok di piring dan menatap ke luar jendela, pikirannya melayang ke momen nanti di sekolah.

SERRULATA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang