tiga minggu menjelang wisuda, Salsa merasa gelisah. Meskipun kebahagiaan menanti di ujung jalan, ada satu masalah yang mengganggu pikirannya: perjodohan yang diusulkan oleh orang tuanya. Salsa berasal dari keluarga sederhana; ayahnya seorang pegawai negeri dan ibunya seorang penjual makanan di pasar. Mereka berusaha memberikan yang terbaik untuk anak-anak mereka, dan Salsa tidak ingin mengecewakan mereka.
Sore itu, Salsa bekerja di kafe tempatnya biasa menghabiskan waktu. Dengan senyuman ramah, ia melayani pelanggan sambil merencanakan langkah selanjutnya dalam hidupnya. Setelah selesai, dia mendapat pesan dari orang tuanya, menyuruhnya untuk bertemu dengan Ronan, calon suaminya. Salsa menyiapkan dirinya, berusaha tampil percaya diri meski di dalam hati ada rasa cemas.
Pertemuan mereka diadakan di taman kafe yang indah, dengan suara riuh rendah pengunjung di sekitar. Ronan, seorang CEO muda yang terkenal dingin dan cuek, terlihat tidak bersemangat. Tatapannya kosong, seolah segala sesuatu di sekitarnya tidak ada artinya. Salsa merasa terintimidasi, tetapi ia tahu bahwa ini adalah langkah yang harus diambilnya.
Setelah beberapa saat hening, Ronan memulai pembicaraan, "Kenapa lo mau terima perjodohan ini?" Suaranya datar, tidak menunjukkan rasa ingin tahu yang tulus.
Salsa menunduk sejenak, mengumpulkan keberanian untuk menjawab. "Saya hanya ingin menuruti permintaan orang tua saya. Saya tak ingin mengecewakan mereka." Jawabannya sederhana, tetapi tulus. Dia berharap bisa menjelaskan betapa pentingnya keluarga baginya.
"Jika saya tak bisa membanggakan dan membuat orang tua saya tersenyum, setidaknya saya tidak membuat mereka kecewa dan sedih," tambahnya dengan penuh harapan.
Ronan hanya mendengarkan, masih terlihat acuh tak acuh. "Lo tahu kan, pernikahan bukan sesuatu yang bisa dianggap enteng. Kita harus saling mengenal," katanya dengan nada skeptis.
Salsa merasa frustrasi, tetapi ia berusaha untuk tetap tenang. "Saya mengerti, tetapi saya tidak ingin menjadi beban bagi mereka. Ini adalah cara saya untuk menghormati pengorbanan mereka," jawabnya, menegaskan pendiriannya.
Sementara itu, Ronan berusaha memahami alasan Salsa, meskipun dia tidak sepenuhnya setuju dengan perjodohan tersebut. Keduanya berada di titik yang berbeda; Salsa menginginkan keluarga yang bahagia, sedangkan Ronan merasa terjebak dalam ekspektasi yang diberikan kepadanya sebagai penerus perusahaan.
Seiring waktu berlalu, suasana di antara mereka terasa canggung. Salsa berharap Ronan bisa melihat ketulusannya, sementara Ronan merasa lebih jauh terasing. Namun, keduanya tahu bahwa keputusan ini bukan hanya tentang mereka, tetapi juga tentang keluarga yang mereka cintai.
Hari itu, di bawah langit cerah dan di tengah riuhnya kafe, Salsa dan Ronan memulai perjalanan yang penuh ketidakpastian. Konflik antara keinginan pribadi dan harapan keluarga akan terus menghantui mereka, namun dalam perjalanan itu, siapa yang tau apa yang akan terjadi selanjutnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
beRSampingan selamanya
Fanfiction"salsa hanya ingin bersampingan selalu sama mas ronan, menemani serta mengurus mas ronan sampai akhir hayat salsa" - salsa azahra