Setelah acara pernikahan yang penuh emosi dan ketegangan, malam itu tiba dengan suasana yang berbeda. Ronan dan Salsa kembali ke rumah yang telah dibeli Ronan sebelum mereka menikah. Rumah itu cukup besar dan modern, namun suasananya terasa sepi.
Di sela-sela kehadiran keluarga yang mengantar mereka, Ronan tampak dingin, tidak menunjukkan emosi seperti pengantin baru yang seharusnya. Salsa berusaha untuk tetap ceria dan berterima kasih kepada semua orang yang datang, tetapi hatinya terasa berat.
Setelah semua keluarga pulang, Ronan meminta Salsa untuk tidak tidur di satu kamar bersamanya. “ Saya ngga mau sekamar sama kamu. Kamu bisa pakai kamar di bawah, ” ucapnya tanpa mengalihkan pandangan dari ponselnya.
Salsa terkejut, tetapi dia tidak berani membantah. Dalam hatinya, dia merasa bingung dan kecewa, tetapi dia tidak ingin terlihat melawan suaminya. “Baik, mas Ronan,” jawabnya pelan, berusaha menerima keputusan itu meskipun terasa menyakitkan.
Saat Salsa berjalan menuju kamar lantai bawah, dia tidak tahu apa yang akan menantinya. Kamar itu ternyata adalah kamar yang dulunya awalnya akan diperuntukkan bagi asisten, jauh dari kesan mewah yang diharapkan. Ketika ia membuka pintu, aroma lembap langsung menyambutnya, dan dia terkejut melihat interiornya yang sederhana—hanya ada kasur tipis, meja kecil, dan kipas angin di sudut ruangan.
"Wow, ini jauh dari yang aku bayangkan," pikir Salsa. Namun, di tengah perasaannya yang campur aduk, ia berusaha bersyukur. “Setidaknya aku punya tempat untuk tidur,” batinnya, meskipun hati kecilnya berharap seharusnya mereka berbagi momen pertama ini di dalam satu kamar yang sama.
Salsa mulai merapikan barang-barangnya yang dibawa dari rumah. Dia merasa sedih ketika mengingat betapa indahnya mimpinya tentang pernikahan yang seharusnya indah dan penuh cinta, bukan seperti ini. Namun, dia tidak ingin mengeluh. “Aku harus beradaptasi,” tekadnya.
Sementara itu, Ronan sudah berada di kamarnya yang berada di lantai atas. Dia merasakan kegelisahan di dalam dirinya, tetapi tidak tahu bagaimana cara mengungkapkannya. "Kenapa gue harus merasa terbebani seperti ini?" Pikirnya, merasa tidak nyaman dengan situasi yang baru saja terjadi.
Malam itu, Salsa berbaring di tempat tidurnya yang sederhana, memikirkan semua yang telah terjadi. Dia ingin memahami perasaan Ronan, namun sikap dingin pria itu membuatnya semakin bingung. "Apa aku bisa membukanya hati nya mas ronan ?" tanyanya dalam hati, berharap ada jalan untuk menjalin hubungan yang lebih baik di antara mereka.
Sementara itu, Ronan tidak bisa tidur. Ia merasa tidak nyaman dengan keputusannya untuk mengasingkan Salsa.
Waktu berlalu, dan keduanya terjebak dalam pikiran masing-masing, berharap malam itu adalah awal dari sesuatu yang lebih baik, meskipun tidak ada yang tahu bagaimana mereka bisa mencapainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
beRSampingan selamanya
Fiksi Penggemar"salsa hanya ingin bersampingan selalu sama mas ronan, menemani serta mengurus mas ronan sampai akhir hayat salsa" - salsa azahra