Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Salsa terbangun lebih awal dari biasanya, merasakan kegembiraan dan sedikit kegelisahan hatinya. Dia mengintip jam di samping tempat tidurnya dan melihat angka 5:30 tertera. Dengan penuh semangat, dia melangkah menuju kamar mandi untuk bersiap-siap.
Setelah selesai sholat subuh, Salsa duduk sejenak di atas karpet, memikirkan perjalanan hidupnya. Dalam hati, ia berdoa agar segala sesuatunya berjalan lancar dan pernikahannya dengan Ronan bisa membawa kebahagiaan bagi keduanya.
Tak lama setelah selesai berdoa, terdengar ketukan lembut di pintu. “caaa, MUA (make-up artist) sudah sampai!” suara ibu terdengar dari luar. Salsa merasa berdebar mendengar berita itu. Ini berarti semua persiapan telah dimulai.
“Ya, Bu! Sebentar!” jawab Salsa, lalu segera keluar.
Saat Salsa membuka pintu, dia melihat MUA yang sudah siap dengan berbagai alat make-up di tangannya. “Selamat pagi, Salsa! Siap untuk hari besar ini?” tanya MUA dengan senyum lebar.
“pagiii mba! Iya, saya siap,” jawab Salsa sambil berusaha menahan rasa gugup yang menggelora di dalam hati.
MUA mulai bekerja, merias wajah Salsa dengan penuh ketelitian. Salsa menikmati prosesnya, sambil berbincang-bincang ringan dengan MUA. Mereka berbicara tentang hal-hal menyenangkan, dan Salsa merasa sedikit lebih tenang.
Setelah beberapa waktu, MUA menyelesaikan riasan wajahnya dan beralih ke rambut. Ketika Salsa melihat dirinya di cermin, dia merasa terpesona. Riasannya sempurna, dan dia tampak cantik.
“Sekarang kita tinggal menunggu gaun pengantinmu!” kata MUA dengan bersemangat.
Beberapa menit kemudian, gaun pengantin yang sudah disiapkan tiba. Salsa merasakan jantungnya berdebar saat melihat gaun putih yang indah dengan bordiran halus dan aksen yang elegan. MUA membantunya mengenakan gaun tersebut, dan saat Salsa melihat dirinya di cermin, dia merasa seperti seorang putri.
“Wow, caaa, kamu benar-benar menakjubkan!” seru ibu dengan mata berbinar, tak bisa menyembunyikan kebahagiaan. “Anakku sudah siap menikah.”
Salsa merasa haru mendengar pujian ibunya. “Terima kasih, Bu. Semua ini karena dukungan ibu,” jawabnya, sedikit menahan air mata kebahagiaan.
Ketika semua persiapan selesai, inilah saatnya Salsa berangkat ke tempat pernikahan. Dia merasakan campuran antara antusiasme dan kecemasan. “Apakah Ronan juga sudah siap?” pikirnya dalam hati. Dia berdoa agar Ronan juga merasakan hal yang sama—bahwa hari ini adalah langkah awal yang baik untuk mereka.
Setelah mobil yang disewa tiba, Salsa melangkah keluar rumah dengan hati berdebar. Teman-temannya, termasuk Nabilla, sudah menunggu di luar dengan senyuman lebar. “Kamu cantik sekali, caaa! Kita sudah tidak sabar melihat kamu menikah!” seru Nabilla.
Dengan senyum lebar, Salsa melangkah ke mobil, dan perjalanan menuju tempat pernikahan dimulai. Suasana di dalam mobil penuh dengan tawa dan kebahagiaan. Salsa berusaha menikmati setiap momen, meskipun dalam hatinya ada rasa cemas tentang bagaimana pernikahannya nanti.
Setibanya di lokasi pernikahan, Salsa merasakan jantungnya berdegup kencang. Dia melihat banyak tamu yang telah hadir, suasana dekorasi yang indah, dan semua orang tersenyum menantikan momen bahagia ini. Dia pun melangkah perlahan menuju pelaminan, siap untuk menjalani langkah besar dalam hidupnya.
Di pelaminan, Ronan sudah menunggu. Saat mata mereka bertemu, Salsa melihat ekspresi campur aduk di wajah Ronan—antara cemas dan harap.
Salsa tahu bahwa ini adalah awal dari sebuah perjalanan baru. Dengan semangat dan harapan, dia siap untuk melangkah maju, menjalani kehidupan baru bersama Ronan.
KAMU SEDANG MEMBACA
beRSampingan selamanya
Fanfiction"salsa hanya ingin bersampingan selalu sama mas ronan, menemani serta mengurus mas ronan sampai akhir hayat salsa" - salsa azahra