Part 3

2K 7 1
                                    


Ratna

PART 3

Di meja makan, Andi tengah duduk sambil menyantap sarapan pagi yang telah di buatkan oleh ibunya tercinta. Ia makan dengan cukup lahap perihal sarapan pagi itu merupakan makan kesukaan dirinya, yaitu nasi goreng yang telah di campur langsung dengan telur. Sementara ibunya yang sudah mulai berangkat ke jadwal biasanya, mengajar sudah selesai sarapan terlebih dahulu dan tengah menyiapkan beberapa barang atau berkas yang ia bawa sebagai bahan pembelajaran nanti.

Di sekolah tempatnya ia mengajar, Ratna mempunyai dua tugas yang ia lakukan sekaligus. Pertama ia seorang guru bahasa Indonesia dan ia juga sebagai guru pembimbing para murid atau bisa di sebut sebagai guru BK. Tugasnya sebagai guru pembimbing membuatnya melakukan peran yang berbeda dari Ratna saat di rumah atau di luar lingkungan sekolah. Ia harus menjaga kewibawaannya supaya para murid bisa ia kendalikan dengan baik dan tak berani melawannya.

Apa yang Ratna lalukan itu sampai sekarang bisa dibilang cukup berhasil karena di kalangan murid dirinya cukup di takuti. Alasinya sudah jelas karena mereka tak mau masuk ke ruang BK. Dalam pekerjaannya, Ratna juga sosok yang tak pandang bulu, mana yang salah akan ia tegur salah juga termasuk anaknya sendiri. Pernah ada beberapa momen ia memanggil Andi untuk datang ke ruang nya akibat perbuatan yang ia lakukan.

Apa yang Andi lakukan masih terbilang normal, tapi jika dilihat dari masalah pelajar perbuatannya juga bisa dibilang melanggar karena beberapa kali dirinya pernah kedapatan membolos pelajaran atau sekolah. Hal itu juga kenapa saat Torik dan Leman bolos, ia merasa takut jika ibunya mengetahui.

TEK!!! TEK!!! Suara sendok terbentur ke permukaan pirimg saat Andi menyuapkan makanannya. Mendengar sara makan anaknya membuat Ratna sedikit menegur Andi jika makan seperti itu kurang sopan. Layaknya anak yang baik, Andi pun menerima masukan itu. Ratna sedang mengisi botol minumnya yang biasa ia bawa ke sekolah.

Melihat ibunya sedang mengisi botol airnya di dispenser dan tengah membelakangi posisinya duduk membuat Andi tak sengaja bisa melihat tonjolan kedua pantat ibunya itu yang terlihat bulat padat dari balik rok nya. Awalnya tak ada pikiran tentang ibunya pagi itu, tapi saat melihat pemandangan yang sedang terjadi membuat apa yang sedang ia pikirkan menjadi ia pikirkan.

Apa yang Andi lihat membuat fokusnya buyar sehingga kegiatan makannya menjadi melamban. Satu suap sendok saja masih belum habis ia kunyah sedari tadi. Ia amati lebih teliti sampai kedua lensa matanya melihat bahwa garis tepi celana dalam ibunya ikut juga mengintip di balik roknya.

Jika saja ia sedang berada di dalam sebuah komik dewasa, maka ia akan bangkit dari duduknya untuk mendekati sang ibu dan tanpa banyak kata ia akan menampar gemas pantat ibunya itu. Tapi apa yang ia bayangkan hanyalah sebuah khayalan belaka. Ia melakukannya sama saja ia yang malah di tampar oleh ibunya dan pastinya akan kena semprot dari ibu bahkan ayahnya juga jika ibunya melapor.

"nak, ibu berangkat duluan ke sekolah ya", ujar Ratna yang sudah selesai menyiapkan apa yang akan ia bawa.

"iya, bu", singkat Andi merespon dengan tatapannya ia arahkan kembali ke makanannya karena takut ibunya sadar.

"Oh iya, ini uang jajan kamu buat hari ini. Ibu berangkat dulu", ujar Ratna sembari memberikan uang jajan pada Andi dan mengukurkan tangannya untuk Andi salim, tapi Ratna juga memberikan Andi sebuah kecupan sayang tepat di dahinya.

"rasanya lembut sama hangat", batin Andi mengomentari tentang bibir ibunya yang mendarat di dahinya tadi. Andi kini berada di ruang makan serta di rumah seorang diri. Ia lihat jam dinding dan dengan cepat ia habiskan makanannya itu. Setelahnya ia juga berangkat ke sekolah dengan berjalan keluar Komplek untuk menunggu angkutan umum yang bisa mengantarkan dirinya ke tempat yang ia ingin tuju.

Sisi Lain IbukuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang