Part 9

953 7 0
                                    


Ratna

PART 9

Saat pagi menjelang, Ratna yang biasanya membangunkan sang suami saat suaminya di rumah, kini malah suaminya yang membangunkan dirinya. Saat kedua matanya terbuka, ia melihat wajah suaminya berada dekat dengannya. Lalu seperti pagi pada biasanya, suaminya mencium kening serta pipinya, Ratna yang mendapatkan perlakuan manis seperti itu tersenyum senang dengan menampilkan wajah khas bangun tidurnya.

Dalam diamnya, Herman kembali melakukan gerakannya dengan mengusap lembut pipi Ratna dan mengajaknya untuk berciuman sejenak. Seperti Morning Kiss bagi keduanya. Keduanya pun berciuman dengan lembut sembari menukar lidah pagi mereka tanpa merasakan hal jijik atau sebagainya karena baru saja terbangun.

"pagi, istriku tersayang", sapa Herman pada Ratna itu tepat setelah ciuman berakhir.

"jam berapa mas. Oh iya, pagi juga, bang Toyib"

"setengah enam. Loh kok bang Toyib sih?"

"ya kan mas jarang banget pulang, jadi bang Toyib"

Waktu terus saja bergulir dan akhirnya kini waktu telah menunu siang atau tepatnya sudah pukul sepuluh lebih. Pekerjaannya sebagai pengajar membuat jam segitu Ratna masih berada di dalam sekolah, namun karena di hari ini jadwalnya sudah selesai lebih cepat, Ratna bisa pulang lebih awal. Mendapatkan kabar bahwa istrinya sudah selesai, Herman yang sedang ada di rumah pun pergi untuk menjemputnya.

Singkat cerita saat suaminya tengah menyervis mandiri motornya yang ia tinggalkan selama beberapa bulan ini, sosok Andi bersama temannya datang dari arah gerbang. Andi telah selesai dari sekolahnya dan di sampingnya ia membawa Torik seorang diri. Melihat anaknya pulang, Herman menanyakan hal-hal umum pada anaknya itu, lalu menyapa Torik. "kita masuk dulu ya, yah", ujar Andi dan di anggukan oleh Herman.

Seperti biasa, di kamar Andi mereka pun memainkan game mereka secara regu, namun di tengah permainan mereka, Herman selaku ayah Andi datang ke kamar dan meminta izin pada Torik untuk meminjam motornya untuk membeli beberapa onderdil yang kiranya perlu di ganti. Torik yang tak enak menolaknya pun memberikan kunci motornya, namun saat itu Andi berujar, "mau beli apa yah? Biar Andi saja yang beli", tawarnya.

Herman mencoba menjawab pertanyaan anaknya dan Andi malah tetap ngebet untuk dia yang pergi beli. Akhirnya Herman menulis beberapa barang yang harus di beli di atas kertas dan di kasihkan ke Andi. Andi mengambil kunci motor Torik dan Torik berniat ingin ikutan, tetapi lagi-lagi anak itu mengeluarkan kata penolakannya dengan menyuruh Torik tetap berada di kamar saja. Di tambah lagi Herman juga menyuruh Torik untuk tetap di tempat sementara yang pergi biar Andi saja pun mengalah. Lagian dalam batin Torik juga sebenarnya malas dan apa yang ia perlihatkan hanya untuk terlihat sopan semata.

Di dalam kamar Andi kini Torik hanya sendirian dengan tangannya memainkan kursor panah di layar PC Andi untuk mengisi waktu menunggunya. Andi baru saja pergi sekitar satu menit yang lalu, tapi rasa bisannya sudah mulai terasa. Karena tak ada yang bisa ia temukan sebagai hiburan, Torik berencana untuk pergi ke depan untuk melihat ataupun membantu Herman yang sedang mengotak-atik motornya itu.

Namun saat dirinya turun dari kamar, Torik melihat bayangan Ratna tengah berada di dapur dengan aktivitasnya sendiri. Niat hati untuk membantu si tuan rumah, niat Torik di ubah setelah melihat siluet perempuan itu. Torik memang tetap berjalan ke depan, tapi ia hanya memastikan posisi Herman saja. Dari kaca jendela, ia melihat Herman tengah membongkar blok mesin dan tengah mencucinya juga dengan bahan bakar. Melihat ada kesempatan, Torik semakin senang dan dengan cepat ia kembali lagi untuk menemui Ratna di dapur.

Tanpa banyak basa-basi Torik langsung dekap tubuh Ratna dari belakang yang mana Ratna ternyata sedang membersihkan wastafel. Ratna yang mendapatkan hal itu dan mengetahui siapa yang melakukannya mencoba melepaskan dekapan Torik. "kamu apa-apaan sih?! Om Herman di depan! Andi juga di kamar kan? Udah, lepasin", sembari mencoba melepaskan tangan Torik.

Sisi Lain IbukuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang