Part 10

1.5K 6 0
                                    


Ratna

PART 10

Andi masih menjalani kesehariannya seperti biasanya. Hari ini, tepat sepulang dari sekolah ia langsung pukang saja ke rumah dan memang semenjak ayahnya pulang, Andi lebih memilih untuk tak nongkrong terlebih dahulu bersama kedua temannya itu. Alasannya sudah jelas karena sang ayah sangat jarang di rumah dan kalau pun pas balik juga hanya sebentar lalu berangkat lagi. Jadi semasih belum berangkat, Andi mencoba untuk tetap di rumah.

Seperti hari ini, Andi kini tengah bersama ayahnya di salah satu bengkel untuk memperbaiki motor yang kemarin sempat ayahnya bongkar, tapi karena ada beberapa bagian yang tak ia dapatkan Onderdilnya, maka ayah menyuruh Andi untuk meminta pada pemilik bengkel agar mencarikannya. Karena hal itulah, Andi dan ayah kini berada di bengkel tersebut. Andi duduk sambil memainkan Hp serta sesekali menyimak obrolan serta candaan khas bapakbapak mereka. Sesekali Andi juga di ajak mengobrol oleh si pemilik bengkel.

"Lumayan lama ga lihat, jadi kemarin pas datang saya jadi pangling kalo itu Andi. Hahahaha....", ujar pemilik bengkel, pak Sapto.

"Gimana? Makin ganteng kan nak saya ini?", ujar Herman yang seperti sosok ayah pada umumnya kala membanggakan anaknya.

"Ya ganteng lah, namanya juga anak cowok. Eh, Andi udah masuk SMP ya?"

"iya pak, tahun ini baru masuk"

"weleh-weleh... Waktu emang ga kerasa ya. Udah buat pangling, sekarang udah SMP aja.

Padahal kalo ga salah dulu masih kelas 5 ya, pak"

"situnya aja yang terlalu sibuk ke mesin sama oli aja, jadi ga sadar. Hahaha..."

"ya gimana lagi, ga pegang oli sama mesin saya nafkahi anak istri darimana. Enak situ mah, kerja ga usah kotor sama oli tapi dapat duitnya banyak", Andi diam bingung, alhasil ia hanya cengar-cengir tak jelas supaya aku terlihat tak jutek mendengar obrolan mereka.

Setelah hampir setengah jam berada disana, motor yang tengah di perbaiki pun selesai. Andi bersama ayahnya kembali ke rumah, namun karena saat mereka Ratna belum pulang dan Andi yang sudah mulai diberikan kepercayaan lebih untuk menggunakan motor lantas di suruh oleh ayahnya untuk menjemput ibunya, sekalian untuk menjajal sendiri motor yang baru saja di ganti pada beberapa bagiannya. "kamu bawa aja motornya buat jemput ibu. Tapi hati-hati", ujar Herman pada anaknya.

Di berikan izin untuk membawa motor tentu saja membuat Andi senang. Dengan semangatnya ia mengangguk akan apa yang ayahnya bilang dan ia langsung mengendarai sepeda motor Matic ayahnya itu menuju sekolahannya guna menjemput sang ibu. Namun saat dirinya berada di tengah perjalanan, ada sebuah masa yang sedang berunjuk rasa di jalan dan hal itu membuat laju motornya terhambat. Dikarenakan tak ada jalan ain juga, Andi terpaksa untuk menjalankan motornya secara bertahap mengikuti jalannya para pengunjuk rasa itu.

Sementara itu di tempat lain, Ratna yang memang masih di sekolah terlihat tengah duduk di salah satu bangku di ruangannya sendiri. Tak lama kemudian pak Karmin datang menghampirinya bersama Torik serta Leman juga yang ternyata pak Karmin habis pergi dari gerbang sekolah untuk membukakan pintu pada kedua anak itu. Kedua anak itu hanya tersenyum saat melihat guru mereka benar-benar menuruti apa yang mereka suruh. Dimana saat itu Torik menyuruh agar Ratna tak pulang terlebih dahulu dan menunggu mereka kembali ke sekolah.

Namun di lain perintah itu, mereka juga memberikan perintah lainnya dengan menyuruh agar Ratna menunggu sembari memakai kalung Anjing yang mereka kasihkan pada Ratna. Kalung serupa yang ia pakai saat di mainkan Torik di rumahnya, tapi beda kalung. Ratna duduk terdiam di kursinya dengan masih menggunakan seragam lengkapnya.

"bagus, tante benar-benar Anjing peliharaan yang patuh. Karena kepatuhan tante, sekarang gue bakal kasih tante hadiah", ujar Torik dengan mendekati Ratna dan salah satu tangannya meremas cukup kuta payudara Ratna. Dari hanya satu taban, kedua tangannya kini di gerakan, namun ia gerakan untuk melepas semua kancing baju seragam yang Ratna pakai. Kedua payudara Ratna di keluarkan dari balik seragam serta Bra yang hingga kedua bulatan mengkel itu terlihat jelas di tiga pasang mata pria itu. Leman, Torik dan pak Karmin.

"sekarang posisi merangkak!", suruhnya dan dengan patuh juga Ratna beringsut dari duduknya untuk berposisi merangkak di atas lantai ruangannya dengan kedua payudaranya yang sudah di keluarkan itu. Hak itu membuat kedua payudara Ratna menggantung dengan indahnya.

Dalam posisi merangkak, tali kalung yang tersambung ke lehernya di tarik oleh Torik dan secara otomatis Ratna harus berjalan mengikutinya dalam posisi masih merangkak juga. Sebelumnya Ratna menolak keras hal seperti itu, tapi kembali lagi seperti biasanya, Ratna pun menurut. Ratna berjalan merangkak dengan melewati riang kelas demi ruang kelas. Walau di suruh untuk merangkak, tapi Torik juga memberikan pelindung pada kedua lutut Ratna sehingga Ratna sendiri tak merasakan sakit saat berada di posisi jalannya itu.


Lanjutannya di KK yaaa....

https://karyakarsa.com/UmiiiWinWIn19324/posts?tag=Sislaib  

Sisi Lain IbukuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang