Ratna
PART 4
TAK!!! TAK!!! TAK!!! Jadi Andi di gerakan memukul permukaan kayu dari tempat duduk yang sedang ia tempati. Dari tempatnya duduk, ia bisa melihat lalu lalang orang ataupun kendaraan, walau tak banyak. Ia tengah duduk di kursi teras rumahnya saat minggu pagi dijalani dengan santai bersama segelas cokelat hangat dan beberapa gorengan yang di buatkan oleh ibunya. Ah, sudah seperti bapak-bapak, tapi kegiatan menikmati pagi di hari libur sekolah seperti itu rasanya memang enak.
Dalam beberapa seruput cokelat panasnya itu, ia melihat gerobak sayur dengan suara khas pendorongnya lewat di depan jalan rumahnya. Teringat akan pesan ibunya, "nanti kalo tukang sayur lewat tolong kasih tau ibu ya". Takut tukang sayur lewat begitu saja, Andi menghentikannya dan ia masuk ke dalam rumah untuk memberitahu sang ibu yang tengah menjemur pakaian di halaman samping rumah dengan pakaian rumahan.
"Bu, itu tukang sayurnya di depan"
"oh iya, bentar", dengan agak tergesa ibunya mengelap kedua tangannya di sisi samping bajunya.
"nak, tolong lanjutin ya", ujarnya dan Andi menganggukkan kepalanya.
Ratna pergi ke dalam rumah mengambil dompet untuk belanja sayur mayur, sedangkan Andi yang kini ada di halaman samping merasa malas saat melihat masih cukup banyak cucian yang belum di jemur. Karena lebih malas lagi jika harus kena omel ibunya, Andi lebih memilih untuk bertindak dibanding membiarkannya.
Berharap ada pakaian dalam? Ga bakal ada, karena untuk masalah pakaian dalam, Ratna selalu menjemurnya di tempat yang berbeda dan di jemur olehnya sendiri di tempat yang dalam konteks bukan di tempat terbuka bebas seperti halaman samping. Ratna lebih memilih untuk menjemurnya di lantai atas yang memang punya tempat luas.
Untuk menghilangkan sedikit rasa malasnya, Andi mencoba memutar playlist lagu yang ada di Hp nya. Baru saja lagu berjalan setengah jalan, suaranya meredup sesaat pas sebuah notifikasi masuk mengganggunya. Andi biarkan saja hingga beberapa kali notifikasi tersebut mulai memancing rasa kesalnya. Saat ia lihat ternyata berasal dari Leman yang menanyakan rencana main untuk hari itu. "gue lagi malas keluar. Kalo mau, ke rumah aja", singkat Andi dan langsung meletakan Hp nya lagi.
Waktu terus bergulir sampai akhirnya apa yang tadi dikerjakan oleh Andi telah selesai. Niat hati ingin kembali bersantai di teras depan, ia menemukan cokelat hangat nikmatnya telah berubah menjadi cokelat dingin yang terasa hambar. Alhasil ia masuk ke dalam rumahnya untuk mencari hal santai lainnya. Baru saja ia menekan tombol Power pada tabung PC nya, ibunya terdengar memanggilnya dari luar dengan memberitahukan bahwa ada Leman di depan. Dengan malas lagi Andi pun menyuruh Leman untuk masuk hanya lewat pesan singkat yang ia kirimkan padanya.
"Torik mana?", tanya Andi sembari tangan dan matanya fokus ke perangkat PC dengan mencari game yang menurutnya enak untuk dimainkan pagi itu.
"Ada urusan dia. Nanti juga nyusul"
"main game Mobile aja lah biar gue bisa main bareng juga", sambung Leman.
"yaudah, tapi gue pake emulator"
"Pake Hp lu juga lah, enak banget pake Emu", sewot Leman yang merasa bisa dirugikan.
Keduanya mulai memainkan game untuk mengisi waktu libur hingga satu setengah jam lebih tapi karna memang semalam Andi tidur larut malam membuat dirinya tanpa sadar malah ketiduran saat menunggu permainan selanjutnya. Leman coba untuk membangunkannya tapi beberapa goyangan cukup keras, Andi masih juga tak mau bangun. Leman yang niat datang murni untuk main mulai merubah niatnya itu. Apa yang sebelumnya tak ia pikirkan menjadi ia pikirkan. Ia tiba-tiba teringat akan sosok ibu dari anak yang sedang tertidur itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sisi Lain Ibuku
Teen FictionCerita ini hanya fiktif dan bertujuan untuk hiburan