delapanbelas

172 25 5
                                    

"ka mau ga anterin aku?"tanya Adara. jam pulang sekolah telah tiba,kini tersisa Dika dan Adara yang masih di parkiran sedangkan yang lain sudah duluan pulang

"mau kemana sayang? kemanapun kamu pergi aku temenin, karna kalo ada Adara disitu harus ada Dika"

"eumm aku mau ke makam ayah sama bunda,aku tiba-tiba kangen" tak terasa air matanya meluruh

"babe, jangan sedih dong nanti kalo ayah sama bunda liat mereka jadi ikutan sedih" Dika menghapus air mata Adara

"aku ga mau ayah sama bunda sedih" ucapnya sendu

"sini peluk sayang" Dika merentangkan tangannya dan mendekap hangat tubuh mungil Adara "kalo kamu masih belum kuat gapapa ga usah di paksa lain kali aja kita ke sana nya"

"engga mau sayang, aku maunya sekarang. karna kan setelah aku pindah ke sini lagi, aku belum pernah ke makam ayah sama bunda"

"oke kita ke sana tapi janji dulu ga boleh sedih, tunjukkin sama ayah dan bunda kalo kamu sekarang udah hebat, udah belajar buat ikhlas"
Adara mengangguk

tak butuh waktu lama, kini mereka sudah sampai di tempat pemakaman tak lupa tadi mereka mampir ke toko bunga untuk membeli bunga kesukaan bundanya

"assalamualaikum ayah bunda, Adek dateng" Adara duduk di samping nisan ayah dan bundanya di ikuti dika. fyi makam ayah dan bundanya tuh gabung guys jadi satu makam,tau kan?

"Adek bawain bunga kesukaan bunda,bunga matahari" Adara mati-matian menahan air matanya agar tidak jatuh namun ternyata ia tak bisa menahannya, rasa rindu kepada ayah dan bundanya terlalu besar ia sangat ingin sekali memeluk mereka. seketika saja air matanya meluruh deras membasahi pipinya

Dika merangkul dan mengelus pundak adara "maafin adek baru dateng ke sini buat ziarah ke makam ayah sama bunda,Adek ga kuat di tinggal ayah bunda Adek ga sanggup. Adek coba buat ikhlas tapi ga bisa,Adek mau ayah sama bunda balik lagi,ayah janji bakal pulang cepet waktu itu dan bunda juga janji bakal masakin makanan kesukaan adek" Adara mengutarakan semua isi hatinya

"tapi kalian pergi buat selamanya hikss"

"ayah cepetan pulang adek udah kangen banget" ucap Adara berusia 13 tahun yang sedang vid call bersamanya

"ayah bakal pulang cepet,ayah janji sayang. ayah juga udah kangen banget sama anak ayah yang cantik ini"

"adek,sama bunda ga kangen nih?"

"kangen dong pastinya,adek juga kangen masakan bunda terus tidur bareng bunda,adek kangen di pukpuk bunda. si mbok ga enak pukpuk nya" adunya dengan bibir manyun

"ouh yaa?nanti bunda bakal masakin semua makanan kesukaan adek dan tidur bareng sama adek terus bunda pukpuk"

"beneran bund?"

"iya sayang bunda janji"

"yeayy asikkk"ucapnya kegirangan

"seneng banget nihh putri ayah"

"yah bawain abang mainan yang banyak yaa" Rasya ikut nimbrung

"aku juga aku juga"

"iyaaa pastinya donggg, ini udah ayah bawain semua yang Abang sama adek minta.kan ayah udah janji, ayah bawa mainan banyak buat kalian"

"udah dulu ya sayang sayangnya bunda kita udah di jalan nih,nanti bunda kabarin lagi"

sambungan terputus

"kabar duka, seorang pengusaha besar bernama Adnan Wijaya dan istrinya Sarah Wijaya mengalami kecelakaan tunggal,mobil yang mereka tumpangi mengalami rem blong lalu oleng dan menabrak pembatas jalan.dalam kecelakaan ini mengakibatkan keduanya tewas di tempat"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 3 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ini Kisah Dika Adara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang