Bab 10

34 8 1
                                    

“Kalau aku sama kamu di jadikan satu, jadinya apa yaa?”

*
*
*
*

🛩️Happy Reading🛩️

🛩️Happy Reading🛩️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Masih dalam keadaan yang sama dan di tempat yang sama, Sera masih berada di Monas bersama dengan Arshaka. Jadinya, seperti nge-date ya mereka. Bukan sih, soalnya masih ada Rajif di sana.

Mereka pun akhirnya berjalan-jalan bersama. Bahkan Rajif tidak jadi obat nyamuk lho, karena Sera yang bersikap adil. Mungkin Sera lebih suka bercanda dengan Rajif, karena dia orangnya humoris.

Mereka berhenti untuk menonton pertunjukan rakyat. Menampilkan berbagai seni musikm tradisional dan juga dance  tradisional. Bagus sekali. Terkadang mereka juga membeli camilan.

Hari ini senang sekali. Sera sangat bahagia. Terlihat dari senyumnya. Dan itu di ketahui oleh Arshaka.

Hufft, capek sekali ternyata.” Sera langsung duduk sambil mengibaskan tangannya ke wajahnya karena cuacanya panas.

Sun, mau makan apa?” tanya Rajif.

Arshaka melihat-lihat menu makanan di sana. Mereka memang berhenti di sebuah resto deket Monas itu.

“Saya nasi gudeg aja.” Arshaka langsung menoleh ke arah Sera. “Anasera, kamu mau makan apa?” tawarnya.

Sera langsung menjawab. “Samain aja lah!”

What? Udah kayak suami istri aja. Gila sih, mereka bisa se-frekuensi gitu yak. Akhirnya Arshaka memesankan Sera menu yang sama dengan dirinya. Bahkan minumannya pun juga sama seperti dirinya. Dan Rajif pun segera memesan di meja pemesanan.

Setelah mereka memesan, kemudian mereka pun kembali duduk dan menunggu pesanan itu datang ke meja makan mereka.

Sun, nanti coba kamu chat Agung sama yang lain, suruh mereka untuk ke sini. Kita kumpul di sini sebelum pulang,” ujar Arshaka.

“Siap, Sun!”  jawab Rajif.

Sera mendengar itu. “Kalian—bawa teman lain juga? Apa kalian rombongan ke sini?” tanya Sera penasaran.

“Enggak. Kami hanya datang berlima. Karena hari ini weekend, jadi kami pergi bersama saja keluar dari markas,” jawab Rajif.

Sera hanya ber'oh' ria saja. Dia memang tidak tahu kegiatan anak TNI itu seperti apa. Bahkan di hari libur seperti ini. Apa TNI juga ada liburnya? Ya siapa tau, mereka tetap bekerja di hari weekend.

“Oh ya, saya—belum kenalan sama mbk-nya. Dari tadi kita jalan, tapi belum mengetahui namanya,” goda Rajif.

Dasar, walaupun Rajif berpangkat kapten, tapi dasarnya dia juga sedikit buaya. Arshaka mengetahui sikap itu, sedikit tertawa. Bukan cemburu, karena dia tahu bahwa Rajif ini orangnya memang seperti itu.

Langit dan Ceritanya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang