awal mula

61 8 8
                                    


Selamat membaca 😘

Setelah lima tahun melakukan perjalanan yang penuh aksi menegangkan dan berbagai rintangan yang berbahaya. Sudah banyak sekali aksi yang mereka lakukan bersama, melawan naga bersama, membantu desa yang kekeringan, memusnahkan gerombolan goblin dan masih banyak kali. Petualangan mereka selama lima tahun penuh akan canda tawa, aksi heroik.

Kini haru dan kawan-kawan singgah di hutan yang sangat dekat dengan desa herbib sebuah desa yang damai dan makmur walau kadang terjadi gempa bumi.
Dan waktu telah menunjukan tengah malam namun haru belum saja tidur ia lebih memilih untuk membaca buku sihir yang ia temukan di reruntuhan kastil beberapa hari yang lalu.

Tiba-tiba haru merasakan sesuatu yang aneh ia pun menatap sekitar dengan tajam di saat lainnya sudah tertidur ia merasa janggal dengan gempa bumi itu sebab hanya di desa herbib saja yang yang terjadi desa yang dekat dengan desa herbib saja tidak mengalami gempa.

Eza tiba-tiba terbangun dari tiduran dan langsung menatap haru. Ia sudah menduga hal itu sebab selama lima tahun ini Eza sudah hapal dengan kebiasaan haru yang membaca buku sihir tengah malam.

"Membaca buku sihir lagi?"tanya Eza dengan mendudukkan diri nya. Haru pun menoleh pada Eza dengan tersenyum.

"Iya, maaf membuat mu terbangun."jawab haru menatap Eza dengan rasa bersalah.

"Untuk apa meminta maaf,haru. Sudah tidak apa-apa."balas Eza santai lalu mengambil palu nya dan mengelapnya dengan kain putih. Haru pun tersenyum lalu kembali menatap sekeliling sebab ia merasakan ada sesuatu yang aneh.

"Eza, apa kau merasakannya?"tanya haru dengan memasukkan buku sihir nya lalu memunculkan tongkat sihir nya.

# masih ingat kah tongkat sihir haru #

Lanjut

Eza pun menatap haru dan menghentikan aktivitas nya." Aku tidak merasakan sesuatu yang aneh,haru. Mungkin itu perasaan mu saja."

"Tidak, ini tidak mungkin perasaan ku saja,Eza. Ada yang aneh dan....."

Duarrrrr

Sebuah ledakan yang sangat kuat tiba-tiba ada yang memotong ucapan haru dan membangunkan yang lainnya. Mereka terbangun karena suaran ledakan yang sangat kuat dan mereka menoleh pada haru yang memegang tongkat sihir nya. Mereka pun menyimpulkan bahwa haru lah yang menembakkan sihir itu.

"Haru, apa kau yang menciptakan ledakan itu tengah malam seperti ini?"tanya Kevin pada haru.

"Kau pikir aku yang menciptakan ledakan sihir itu karena aku memegang tongkat sihir ku, itu bukan aku. Ada seseorang yang menciptakan ledakan sihir itu,dan orang itu berada di sekitar kita."jelas haru membuat Kevin,Alice,dan Andras bangun dari duduknya dan berdiri tegak lalu mereka mengalihkan pandangan mata ke sekitar mereka. Sedangkan Eza ia masih saja mengelap palu nya yang membuat haru kesal.

"Kau masih saja bersantai saat ledakan itu terjadi? Apa kau gila?"tanya haru sarkas pada Eza. Eza pun menatap haru santai dan tidak biasa saja ia tidak akan marah mendengar pertanyaan sarkas dari haru,karena ia sudah terbiasa selama lima tahun ini.

"Haru,kau adalah penyihir hebat sekaligus penyihir kelas satu harus nya kau menggunakan sihir mu itu untuk melacak orang itu."ucap Eza lalu melanjutkan aktivitas nya yang tertunda. Haru pun mengepal kening pelan ia merasa bodoh karena tidak sadari awal ia gunakan sihir itu.

"Meftin." Sebuah angin tiba-tiba berhembus pelan dan setelah itu haru menemukan seseorang yang tak jauh mereka berada ia pun tersenyum miring lalu menghilang dalam sekejap mata.

"Kemana haru?"tanya Kevin.

"Seperti biasa lah,kemana lagi kalau tidak ke tempat orang itu berada."jawab Alice lalu berjalan menuju haru berada dan di susul oleh Eza,Andras ,dan Kevin sendiri. Mereka pun tiba di tempat haru berada dan melihat haru mengikat seseorang menggunakan tali sihir. Haru mengikat nya di sebuah pohon.

this is the path I chose S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang