Obsesi itu membuat Jake tergila-gila pada Yujin. Suatu hari Jake merekrut sepasang suami istri untuk menggantikan pelayannya yang tidak dapat bekerja. Semuanya terlihat baik-baik saja sampai akhirnya Jake memutuskan untuk melindungi Yujin.
⚠️ terdapat adegan yang tidak pantas. Dimohon kebijakan para pembaca.
⚠️ Gambar bukan milik saya. Semua gambar di dalam cerita ini saya kreditkan kepada pemilik aslinya.
Selamat Membaca ❤️✨
Mobil mewah milik seorang pengusaha ternama baru saja berhenti di halaman yayasan besar di pinggir kota yang menyita perhatiannya selama setahun terakhir.
“Sayang, kau serius ingin mengadopsi anak dari yayasan ini?” istrinya bertanya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
“Ya, sejak keguguran waktu itu, Dokter mengatakan kalau kau sulit untuk hamil lagi. Jadi ku putuskan agar kita mengadopsi anak dari yayasan ini, Sayang,” balas sang suami.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mereka berjalan menuju gedung besar yang pintunya terbuka lebar menyambut semua orang yang ingin masuk ke dalam yayasan untuk melihat-lihat anak-anak di yayasan itu.
“Kita tidak perlu mengadopsi anak. Aku yakin bisa melahirkan anak untukmu. Bukannya aku sekarang sudah mengandung buah hati kita?” wanita bergaun hitam itu berkata dengan lembut seiring langkah kakinya bersama sang suami semakin dekat pada gedung.
Wajah sang suami terlihat terkejut mendengar penuturan sang istri. “Benarkah? Sejak kapan? Kenapa kau tidak mengatakannya sejak awal kalau kau sudah hamil?” tanya sang suami.
“Aku——”
“Selamat siang Tuan dan Nona,” sapaan hangat dari pemilik yayasan membuat sepasang suami istri itu menoleh ke belakang mendapati sang pemilik berdiri bersama istrinya.
Sana dan Wonwoo tidak sadar kalau pemilik yayasan itu ternyata sudah berdiri dan berjalan mengikuti mereka sampai masuk ke dalam gedung.
Keduanya tampak kompak dengan kemeja putih yang melekat pada tubuh mereka.
Tatapan hangat itu membuat Wonwoo dan Sana tersenyum membalas senyuman mereka yang terasa hangat.
“Selamat datang di panti asuhan ini. Ingin melihat-lihat anak-anak di panti asuhan atau ingin mengadopsi anak?” tanya Sunghoon tanpa basa-basi. Wonyoung yang berdiri di sebelahnya melirik perut Sana yang tampak rata di balik gaun hitamnya. Wonyoung menduga kalau umur kehamilan Sana masih di bawah tiga bulan, dan itu adalah hal terbaik yang ia ketahui sejak ia dan suaminya mengurus yayasan.
