obsessed - 6

270 75 19
                                    







Selamat Membaca 🌼❤️







“Dimana Danielle?” Yujin sudah tiba di rumah sejam yang lalu di kediaman Shim, tapi ia tidak melihat pelayan pribadinya itu di kamar. Padahal, ia berniat untuk mandi dan meminta Danielle menemaninya menikmati teh di sore hari setelah mandi.

“Danielle tadi izin untuk tetap di panti asuhan, Nona. Mungkin besok akan pulang,” kata Hanni.

“Oh begitu... Izin pada siapa? Dia?” Yujin terlihat tak senang dengan suaminya yang tengah duduk membaca tablet di ruang tengah.

Hanni mengangguk. “Benar, Nona.”

Yujin merasa kesal karena bisa-bisanya suaminya itu mengizinkan pelayannya untuk menginap di panti.

“Hei, kau,” perempuan itu menegur Jake.

Jake mendengar dengan perasaan bingung karena istrinya seberani itu padanya. Apa amnesia seseorang membuat orang itu berubah?

“Ada apa?” Jake mendengar, tapi pria itu lebih memilih membaca sesuatu di tabletnya.

“Kenapa kau biarkan Danielle menginap di yayasan itu? Aku tidak suka dengan yayasan itu asal kau tahu. Tuan Sunghoon dan Nona Wonyoung terlihat aneh, dan kau dengan gampangnya mengizinkan Danielle menginap? Bagaimana kalau terjadi apa-apa pada Danielle?”

“Tidak akan terjadi apa-apa. Kenapa kau mengkhawatirkan Danielle? Kenapa kau tidak mengkhawatirkan aku yang tadi sempat jatuh di halaman karena kau menjegal kakiku?” suara itu terdengar tenang, tapi sorot matanya tampak tak suka.

“Untuk apa aku mengkhawatirkanmu?” Yujin bangkit dari sofanya berniat untuk pergi dari hadapan Jake.

“Yujin, duduk,” titah Jake.

Tentu saja Yujin tak ingin patuh pada lelaki itu. Lebih tepatnya, perlahan mencoba untuk tidak patuh. Jake selalu memaksakan kehendaknya. Menolak pria itu sama saja dengan menawarkan diri untuk mendapat hukuman. Segala yang diinginkan Jake tidak boleh tidak dipenuhi karena Yujin dan pelayan-pelayan yang akan kesulitan nantinya.

“Untuk apa aku duduk?” tanya gadis itu berdiri menatap Jake yang masih memperhatikan tablet di tangannya.

“Kau harus duduk,” kata Jake.

Ya, masih melihat benda tipis seperti talenan itu.

“Aku tidak mau kalau aku tidak tahu alasan mengapa aku harus duduk,” kata Yujin.

“Aku bilang duduk, jadi kau harus duduk.”

“Aku harus tahu alasannya, Jake. Kalau aku makan, aku tahu alasannya karena aku lapar. Sementara ini? Duduk? Untuk apa?” kata Yujin dengan nada tak senang.

Jake meletakkan tabletnya di atas sofa dengan mata elangnya yang melihat ke arah Yujin.

“Aku bilang duduk,” pria itu melirik ke arah sofa di seberangnya tempat Yujin sebelumnya duduk, lalu melihat ke arah Yujin lagi.

Ia begitu heran melihat Yujin yang suka sekali membantah. Ini bukan Yujin yang ia kenal. Yujin yang ia kenal itu penakut dan patuh.

“Aku——”

“Duduk, Yujin,” suara Jake masih terdengar tenang, tapi pria itu sudah kesal dibuat Yujin. Tangannya melonggarkan dasi hitamnya yang masih terpasang.

“Kau pikir aku ma——”

Prang!

Kaki Jake terangkat ke atas lalu terayun dengan begitu cepat ke arah meja kaca hingga akhirnya kaca pecah karena hantaman kaki pria itu.

4. S - Obsessed (Jake x Yujin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang