PART 05 - ANTARA BAYANGAN DAN RAHASIA

56 10 23
                                    

❝Kau melihatku sebagai awan yang lalu, namun, bukankah awan bisa menutupi matahari? Di antara tawa dan cerita, tersimpan rahasia yang mungkin tak bisa kau tangkap. Tapi, jika malam gelap mengintai, adakah yang bisa menebak apakah bayangan itu sekedar ilusi atau peringatan terakhir?❞

~ Aelyx Sori Xyler

Ice mengamati punggung Solar dan Thorn yang menjauh dengan mata yang tetap tenang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ice mengamati punggung Solar dan Thorn yang menjauh dengan mata yang tetap tenang. Dia bukan orang yang mudah terbuka terhadap orang lain, terutama ketika ada begitu banyak hal yang membebaninya saat ini. Pertemuan dengan Solar tidak memberinya alasan untuk merasa lebih nyaman di tempat barunya ini, meski mereka pernah berada di satu panggung yang sama dalam kompetisi sebelumnya.

Sambil menghabiskan sisa makanannya, Ice kembali menatap taman di luar jendela. Tempat ini begitu tenang dan elegan, sebuah kontras yang mencolok dibandingkan dengan gejolak batinnya. Di dalam pikirannya, rencana-rencana untuk melindungi Blaze terus berputar, saling bertabrakan dengan ambisi-ambisinya untuk memenangkan IOI dan memastikan dirinya tetap unggul di INeXIS. Halilintar selalu berada dalam bayangannya, seperti ancaman yang tidak pernah bisa diabaikan.

Ketika akhirnya dia selesai, Ice bangkit dari tempat duduknya dengan tenang, menyiapkan dirinya untuk hari yang masih panjang. Pertemuan dengan pembimbingnya mungkin telah memberikan sedikit kejelasan tentang persiapannya untuk IOI, tapi fokus utamanya tetap pada Blaze—adiknya yang terjebak dalam permainan berbahaya ini.

Sebelum meninggalkan INeXIS Bistro, Ice sekali lagi menatap meja di mana Solar dan Thorn tadi duduk. Mereka mungkin akan kembali mencoba mendekatinya, tapi untuk sekarang, dia punya prioritas lain. Keheningan yang menyelimuti kantin itu terasa seperti pelindung terakhir yang dia miliki, setidaknya sebelum dia harus menghadapi badai di luar sana.

♤♧ • ♧♤

Pacific Driftway, Los Angeles, California, U.S.A

Di bawah langit biru California yang cerah, Pacific Driftway membentang seperti ular yang menari sepanjang garis pantai Los Angeles. Sirkuit ini lebih dari sekadar lintasan balap; ia adalah perjalanan menembus ikon-ikon kota, yang menyatukan semangat urban Los Angeles dengan keindahan alam pesisirnya.

Ketika mesin-mesin berderu di Sunset Straight, trek lurus sepanjang 1,2 kilometer yang membelah tepian pantai, debur ombak Samudra Pasifik bergema, menciptakan irama alami yang menyatu dengan kecepatan. Di kejauhan, matahari terbenam menciptakan semburat jingga yang menyapu cakrawala, seakan menjadi penanda awal dari perjalanan penuh tantangan.

Pembalap lalu meliuk menuju Hollywood Hill, tanjakan tajam yang terinspirasi dari bukit-bukit Hollywood. Setiap belokan menuntut keterampilan teknis, karena trek yang menanjak tajam ini memberi kejutan perubahan elevasi, membuat para pembalap mesti berhati-hati dalam menahan laju. Di puncak, Griffith Observatory tampak megah, mengawasi lintasan seakan menjadi penjaga dari dunia kecepatan.

KILLED FOR TRUTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang