PART 20 - PERSIAPAN DALAM DIAM

35 6 21
                                    

❝Dunia ini penuh dengan suara yang memintaku menjadi sesuatu yang lain, namun ada gema dalam hatiku yang memanggil ke arah keaslian. Di balik setiap lapisan dan keraguan, aku temukan serpihan jati diri yang terus menyatukan setiap bagian diriku dalam kebebasan❞

~ Yaletha Adrienne Yalverton

Haneda International Airport, Tokyo, Jepang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haneda International Airport, Tokyo, Jepang

Setelah melewati berbagai tantangan di INeXIS, Halilintar kini berada di atas pesawat yang akan membawanya kembali ke Jepang. Negara yang ia tinggalkan sejak kecil ini memanggilnya kembali dengan magnet yang sulit dijelaskan. Ada ketenangan dan kekuatan tersendiri yang ia rasakan saat membayangkan langkah-langkahnya di jalanan Tokyo yang ramai namun penuh dengan kenangan masa kecil.

Saat pesawat mulai menuruni ketinggian, pemandangan kota Tokyo terhampar di bawahnya. Halilintar mengenang saat-saat kecilnya di tempat ini, sebelum hidupnya dipenuhi dengan kekuatan misterius dan masa lalu kelam yang masih mengikutinya. Jepang bukan sekadar tempat—itu adalah potongan teka-teki dari dirinya yang selalu ingin ia temukan kembali.

Pesawat yang membawa Halilintar mendarat mulus di Bandara Internasional Haneda, Tokyo, tepat pukul 14.00 JST. Begitu roda-roda pesawat menyentuh landasan, Halilintar merasakan detak jantungnya sedikit bertambah cepat, seolah tiap getaran itu adalah sambutan halus dari tanah Jepang yang sudah lama ia tinggalkan.

Ketika pintu kabin terbuka dan para penumpang mulai beranjak turun, Halilintar memperbaiki kerah jaketnya dan mengambil langkah mantap keluar dari pesawat. Dia disambut oleh udara sejuk Tokyo, yang meskipun terasa asing, menenangkan.

Ketika ia keluar dari bandara dan menatap hiruk-pikuk kota Tokyo, sebuah gelombang emosi membanjiri hatinya. Di antara kerumunan orang-orang yang berlalu-lalang, ia merasakan kehadiran yang akrab, seolah Jepang telah menunggunya untuk pulang dan meluruskan takdirnya. Ada tujuan yang jelas dalam pikirannya: Halilintar tidak hanya kembali untuk menghindari konflik di INeXIS, tetapi untuk mencari akar kekuatannya, memahami asal usulnya, dan mungkin, menemukan jawaban yang selama ini ia cari tentang siapa dirinya sebenarnya.

Di depan pintu kedatangan Bandara Haneda, seorang pria berdiri tegak dengan sikap penuh hormat, tampak menunggu dengan tatapan penuh kesetiaan. Kenzo, bodyguard setia yang selama bertahun-tahun mengabdi pada keluarga Halilintar, segera berdiri tegak begitu melihat sosok majikannya melangkah keluar. Pria itu mengenakan jas hitam dengan kemeja putih, dan di pinggangnya terdapat perangkat komunikasi yang tersembunyi rapi—sebuah tanda kesiapannya dalam melindungi tuan mudanya.

Dengan langkah ringan, Halilintar mendekati Kenzo yang membungkukkan badannya dalam hormat. "Selamat datang kembali, Tuan Muda," ucap Kenzo dengan nada suara rendah namun penuh hormat.

Halilintar menatap pria yang setia mengawalnya sejak lama itu. Ada sesuatu yang menenangkan dari kehadiran Kenzo, seolah-olah ia membawa sebagian dari rasa aman yang selama ini sulit ditemukan di tempat lain.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 5 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KILLED FOR TRUTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang