Bab 5 - UM

6 1 0
                                    

Model Terkenal Glory Kepergok di Kelab, Diduga Punya Kekasih Baru!

Baru Tiga Hari Bertemu Sang Kekasih, Model Kanada Glory Terlihat di Kelab dengan Pria Lain. Putus?

Mengetahui Kekasihnya ke Kelab, Abraham: "Dia Hanya Sedang Bahas Kerjaan Bareng Jessica"

Kepala Glory mulai berdenyut pelan. Sial! Kenapa semuanya bisa menyebar dengan sangat cepat? Kenapa juga ia bisa sangat bodoh?!

"Gimana? Lo masih nggak percaya sama gue?"

Glory menggigit bibir bawahnya. Matanya terpejam menyesali perbuatannya yang dengan sembrono keluar dari rumah tanpa menutup akses para pencari sensasi itu. Sebenarnya, jika itu hanya menjadi berita sederhana seperti artikel pertama dan kedua, mungkin tidak akan masalah. Tapi, sejak kapan Abraham tahu hal itu?!

"Sekarang bukan cuman media yang harus lo tenangin, tapi juga laki lo!" kata Jessica seraya menunjuk ponsel Glory yang sejak tadi bergetar. Perempuan itu menatap layar ponselnya yang masih setia menunjukkan profil Abraham dan nama lelaki itu. Alasan apa yang harus ia buat sekarang?

"Jess..."

"Enggak! Gue nggak mau bantu!" tolak Jessica dengan tegas. Perempuan itu bangkit setelah mengambil ipad yang Glory pegang. "Lo jelasin aja masalah perjodohan itu sama Abraham, kan?"

"Nggak segampang itu, Jess!"

"Ya udah, putusin," kata Jessica dengan santai. Perempuan itu mengeluarkan satu kaleng soda dari dalam kulkas dan bersandar pada meja pantry. Menonton Glory yang terus menghela napas kasar seraya mengambil ponselnya.

"Ha—"

"Kamu di mana sekarang? Jangan keluar! Ada banyak wartawan di depan rumah kamu."

Glory mengedipkan matanya beberapa kali. Sebentar ... Abraham tidak marah?

"Aku di apartemen Jessica," jawab Glory.

"Good. Jangan keluar dari sana. Kalaupun ada pekerjaan, tolong berhati-hati."

Glory menelan salivanya kasar, rasanya ada sesuatu yang mengganjal. Kenapa Abraham tidak marah atau kesal padanya? Dan kenapa lelaki itu tampak lebih mengkhawatirkan keadaannya dibanding bertanya mengenai kejadian tersebut?

"Kamu nggak tanya tentang kejadian di kelab?"

"Sekarang bukan waktunya. Aku percaya kamu cuman ngurusin pekerjaan. Di sana juga ada Jessica, kan? Yang terpenting kamu aman sekarang."

Jessica yang masih menonton dari arah dapur mengernyit melihat Glory yang tampak akan menangis dengan bibir yang melengkung sempurna ke bawah. Senyum miring Jessica tidak bisa ditahan. Marahin aja, Ham! Sekalian biar dia jera! Keluar seenaknya mulu, sih! Mana nggak pake masker sama—

Ucapan batin Jessica yang merasa dibantu oleh Abraham seketika berhenti begitu melihat Glory yang menangis seraya mengangguk kecil.

"Aku sayang kamu!" kata Glory sebelum mengusap matanya yang berair. "Iya, ini nggak nangis ihh!" katanya lagi sebelum terkekeh pelan.

Emmm, itu ... Glory sedang dimarahi, kan?

"Apa yang Abraham bilang?" tanya Jessica yang penasaran kala Glory sudah menyimpan ponselnya ke atas meja.

"Dia tanya gue di mana. Dia juga nanya keadaan gue. Katanya jangan keluar dulu, soalnya banyak wartawan di rumah. Dia juga nggak tanya apapun sama gue tentang kejadian di kelab. Katanya dia percaya kalau—"

Suara Glory rasanya tidak lagi Jessica dengar setelahnya. Sekarang, tolong katakan pada Jessica, sebenarnya dirinya yang memang sudah lama tidak memiliki pacar atau memang kedua anak itu yang terlalu bucin, sih?!

Unexpected MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang