#10 SOMEONE ATTACK HIM

175 19 0
                                    

Lucius menepuk pundak pangeran. "Jika Harry bersedia untuk tinggal di istana, tolong segera kabarin ayahanda. Ayahanda ingin menemuinya sekaligus meminta maaf secara langsung padanya."

Pangeran mengangguk. "Tentu saja, ayahanda."

[ ••• ]

Pangeran langsung mengambil posisi tengkurap begitu tiba di dekat permukaan air. Satu tangan mengetuk-ngetuk lembut hingga hasilkan gelombang yang stabil.

Keningnya berkerut bingung ketika sosok Harry masih belum kunjung juga memunculkan dirinya padahal ia sudah memberikan kode kedatangannya. Lantas, karena khawatir, pangeran pun loncat ke dalam air. Berenang sampai dasar dimana ia akhirnya bisa melihat duyung itu terkapar tidak berdaya dengan siripnya yang robek dan mengeluarkan darah berwarna biru.

Mendadak raut wajah pangeran berubah cemas. Ia pun mengguncang tubuh Harry, namun sama sekali tidak ada reaksi. Pasokan udara sudah hampir habis dan pangeran tidak memiliki cara lain selain membawa tubuh duyung itu ke atas permukaan air.

Begitu tubuhnya berhasil dikeluarkan dari air, ia langsung menggendongnya ke luar goa dan bersyukur karena hari ini ia datang bersama kereta kerajaannya--yang pada awalnya hanya ia niatkan sebagai bentuk pengelabuan terhadap rakyat yang tinggal tidak jauh dari lokasi. Mengingat hampir setiap hari rakyat di sana telah melihatnya pergi ke arah laut Aghas yang kosong.

Namun, siapa sangka kalau dugaannya benar-benar menjadi kenyataan?

Seseorang jelas mencurigai dirinya!

Segera, pangeran mengendarai kudanya dengan cepat. Walau sayang sekali.. keretanya tidak bisa lebih cepat untuk tiba di istana sebelum malam hari.

Tidak ingin membuat heboh orang-orang di gerbang utama, akhirnya pangeran memutuskan untuk memasuki istana melalui gerbang selatan. Di sana tidak terlalu banyak orang dan mungkin saja akan minim mendapatkan reaksi.

Begitu tiba, pangeran langsung memerintahkan pengawas istana untuk menutup seluruh akses masuk. Ia juga memerintahkan semua pelayan dan pengawal yang bertugas di dalam istana untuk berkumpul sejenak di luar kastil demi membelakangi kereta kerajaan yang ingin ia bawa masuk.

Walaupun sudah berusaha untuk tidak heboh, namun huru-haranya tidak bisa dihindarkan. Raja pun menghampiri lokasi dengan raut wajah yang bingung. Baru setelahnya mengerti kala pangeran mengeluarkan tubuh duyung dengan siripnya yang terluka dan membawanya tergesa-gesa ke lantai atas.

Ketika pangeran sudah tidak lagi terlihat, ia pun memerintahkan kepada pengawal dan pelayan istana untuk kembali melanjutkan aktivitas mereka. Mengatakan pada mereka bahwa mereka tidak perlu memedulikan kejadian barusan. Sedangkan dirinya sendiri, pamit pergi dan menyusul ke kamar pangeran.

Raja mengunci pintu kamar rapat-rapat. "Apa yang telah terjadi, pangeran?"

Tatapan pangeran tidak lepas dari tubuh Harry yang kini mulai ia rebahkan di atas kolam buatannya yang ia desain sendiri. Itu mempunyai dua tingkatan. Cetek dan dalam.

Air mata perlahan mengalir di pipi seiring gerakan tangannya cepat dan terampil pada saat menyiapkan obat-obatan. Berbekalkan ilmu dari buku Keindahan Laut Aghas yang ditulis oleh ibundanya sendiri, pangeran pun mulai meracik obatnya.

Tidak lama kemudian ia selesai. Pangeran segera saja taburkan bubuk obat itu di atas sirip Harry yang terluka. Meratakannya.

"Ayahanda, saat aku tiba, dia sudah tidak berdaya seperti ini." Pangeran memberikan penjelasan untuk sang raja. "Sepertinya sudah ada yang tahu tentang keberadaan Harry karena aku yang terlalu sering menemuinya. Atau mungkin juga, ini adalah murni karena kecerobohan ku sendiri. Aku ceroboh karena tidak terlalu memperhatikan sekitar dan tidak menghitung kemungkinan seseorang curiga dengan kedatanganku ke laut Aghas."

"Kita akan mencari pelakunya nanti. Ayahanda akan membantumu. Tidak usah khawatir, pangeran."

Pangeran mengangguk. Ia raih tangan Harry untuk digenggam. Berharap bahwa duyung itu akan membuka matanya segera.

[ ••• ]

Kabar tentang kembalinya duyung di Laut Aghas tersebar dengan cepat di luar istana. Satu-dua mempercayainya mentah-mentah dan satu-dua merasa itu hanya lelucon belaka.

Mereka yang mempercayai tanpa ba-bi-bu langsung mendatangi laut Aghas. Hanya saja kepercayaan mereka hilang begitu saja saat melihat laut Aghas masih tetaplah hitam seperti lautan kematian. Mereka pun berseru kecewa, kembali ke kota.

Beruntungnya, secepat berita itu tersebar, secepat itu pula redup sebelum sampai pada telinga orang-orang istana.

[ ••• ]

Di dalam kamar, Harry membulatkan matanya. Tempat megah yang saat ini ada dalam pandangannya--ia mungkin bisa menebaknya.

Tiba-tiba ia menggeser tubuhnya, dan betapa bingung dirinya ketika ternyata ia tidak sedang dalam sebuah kapsul besar seperti yang pernah dirasakan oleh saudara-saudaranya dan keluarganya waktu petaka kala itu.

Mata birunya memicing ke sekitar lalu mengecek tubuh bagian bawahnya.

"Oh? Siripku terasa membaik?" Harry pelan-pelan mulai menggerakkan siripnya ke atas dan ke bawah. Nyerinya masih terasa, namun kondisinya jauh lebih baik daripada sebelum ia kehilangan kesadarannya karena memakai begitu banyak kekuatan untuk melawan manusia--yang tanpa henti melemparkan panah ke dalam air.

Tap. Tap. Tap.

Mata bergerak ke samping, tingkatkan waspada. Ada derap langkah kaki yang semakin terdengar di telinganya. Satu detik.. dua detik... Tiga..

Oh?

Pangeran membelalakkan mata ketika dihadapannya, duyung itu sudah kembali kesadarannya. Langkah kaki yang lebar menuju Harry, lalu bersimpuh lutut di dekat kolamnya.

"Kau baik-baik saja, Harry?" Wajahnya yang khawatir bertanya lembut. "Apa masih ada yang terasa sakit?"

Harry mengatupkan bibirnya.

"Maaf, aku sama sekali tidak bisa berpikir jernih begitu melihatmu terluka. Jadi aku langsung membawamu ke istana. Karena aku pikir, jika aku meninggalkanmu di goa untuk mengambil obat, bisa saja.. mungkin... sebelum aku berhasil membawakannya untukmu, orang yang sudah melukaimu itu akan datang kembali dan membawamu pergi." Khawatir menyelimuti suaranya. "Aku takut..."

Harry ragu-ragu sentuh lengan atas pangeran. "Terima kasih pangeran.. berkatmu, lukaku sudah tidak terlalu sakit lagi. Ini membaik."

Pangeran menelan ludahnya dan bertanya, "apa kau berkenan menceritakan tentang kejadian buruk itu padaku?"

[ ••• ]

2024, hyakudrarry.

The Last Descendants - DRARRY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang