#6 PEARLS

186 30 0
                                    

Pakaian yang digunakan pangeran hari ini lebih tipis, tidak mewah seperti sebelumnya--yang menunjukkan dengan jelas bahwa ia adalah seorang anggota kerajaan. Satu balutan kemeja putih dengan renda di bagian leher dan hose berwarna hitam dengan bulu-bulu lembut menghiasi kedua sisi. Tampilannya memang lebih sederhana, namun hal itu tidak mengurangi ketampanan pangeran barang sedikitpun. Tetap terlihat begitu gagah dan mengesankan.

"Apa yang kau bawa itu?" Tanya Harry penasaran. Refleks tangannya bergerak untuk menyentuh bendanya.

"Ini lentera." Beritahu pangeran. Membawanya ke hadapan Harry. "Kegunaannya adalah untuk memberikan penerangan pada saat malam hari. Atau bisa juga digunakan di tempat gelap dan minim cahaya seperti goa tempat tinggal mu ini."

"Oh begitu.." si duyung mengangguk. Mulai mengangkat lentera dan melihatnya dari jarak dekat. "Lalu bagaimana cara untuk menggunakannya? Atau mengaktifkan penerangannya?"

Pangeran menggenggam tangan Harry. Memutar sisi lenteranya dan menunjukkan sebuah besi panjang tipis yang menonjol keluar. Kemudian menuntun jari itu untuk tarik besinya ke arah atas. Membuat bunyi klak.

Pantulan cahaya dari api kecil di dalam lentera muncul di kedua manik biru si duyung. Senyuman indahnya pun kembali ditunjukkan kepada pangeran tanpa sadar.

"Bagaimana bisa api itu terperangkap di dalam sana???"

"Ada sumbu yang terbentang dengan minyak bumi di dalamnya. Saat kau menarik semacam pelatuk tadi, itu akan membuatnya menyala." Tunjuk pangeran pada wadah di bagian bawah lentera. Tempat dimana minyak diletakkan.

"Luar biasa!" Duyung itu memegangi lenteranya. "Apakah kau menyimpan banyak benda seperti ini?"

Pangeran mengangguk kecil. "Tentu saja. Di kerajaanku, ada begitu banyak benda-benda bercahaya terang seperti ini. Bahkan terangnya melebihi bulan purnama dan bintang sirius. Mereka menghiasi sepanjang koridor kerajaan, bahkan di hall ballroom benda-benda ini berkumpul bagai bintang di langit."

"Pasti sangat indah, ya?"

"Benar. Istana kerajaan Mernala memang seindah itu. Hanya saja, sangat amat disayangkan karena kau tidak bisa melihatnya secara langsung dengan mata kepalamu sendiri, Harry."

"Tidak apa-apa. Setidaknya aku sudah memiliki salah satu dari mereka."

Pangeran melirik si duyung, "jika kau mau aku bisa mengubah tempat ini menjadi seperti yang ada di kerajaanku." Tawarnya.

Harry tampak tertarik. "Apakah kau berkenan melakukannya untukku?"

"Tentu saja." Tanpa berpikir panjang pangeran langsung menyetujui. Bukan hal yang sulit lagipula. "Jika itu bisa membuatmu senang, maka dengan senang hati aku berkenan untuk melakukannya."

"Terima kasih banyak!" Ucapnya bersemangat. Ia mengambil napas ke dasar dan kembali dengan beberapa mutiara di tangannya lagi. "Sebagai gantinya, ambillah ini, pangeran."

"Tidak perlu memberikannya padaku, Harry. Pemberianmu yang kemarin masih ada dan aku menyimpannya dengan baik di dalam kamarku." Tolak pangeran. Ia mendorong tangan itu menjauh.

"Kau tidak mau ini?" Tanya duyung itu kebingungan. Aneh sekali melihat ada manusia menolak pemberian dari makhluk seperti dirinya. Sebelumnya manusia akan senang jika diberikan mutiara-mutiara itu.

"Lebih baik kau saja yang menyimpannya. Kau jauh lebih pintar menjaganya daripada aku."

"Bukankah manusia suka dengan benda-benda ini?" Mata polos dengan pertanyaannya itu membuat pangeran terkekeh geli.

Merasa bahwa Harry itu gemas dan lucu.

"Kebanyakan dari mereka memang suka, namun aku tidak."

"Lalu.. mengapa kau memasang benda ini di pakaianmu kemarin?"

"Ah... Itu bukan aku yang memasangnya, namun penjahit kerajaanlah yang melakukannya. Mengingat bahwa sekarang laut Aghas sudah menjadi bagian dari kerajaan Mernala, jadi kami memutuskan untuk menambahkan ciri khas laut tersebut sebagai bentuk penghormatan dan bentuk syukur akan keindahan yang sudah diberikan di sana. Hal itu juga menjadi bukti kelam yang akan selalu membuat anggota kerajaan terus mengingatnya."

"Laut Aghas.. apakah laut itu masih ada, pangeran?"

"Tentu saja masih ada." Jawab pangeran lesu. "Namun tidak secantik saat kalian tinggal dulu. Laut itu sekarang berwarna hitam. Seakan murka karena kami sudah merusak ekosistem yang ada disana. Merusak segala keindahannya."

[ ••• ]

by hyakudrarry, 2024.

The Last Descendants - DRARRY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang