01-S2

312 31 4
                                    

Bara sudah di bolehkan pulang. Akhirnya Bara bisa bernafas lega tidak menghirup aroma obat obatan lagi, tapi masih perlu istirahat.

"Waaaaaaah" heboh Bara melihat pantai yang indah saat mobil yang di kendarai sang kakak melintas

"Masukan kepala mu, dan tutup mulut mu, kalau seperti itu kamu masuk angin dan serangga bakalan masuk ke mulut mu" kesal sang kakak

"Iya iya, tapi ajak aku kesana" ucap bara heboh menunjuk pantai

"Iya, tapi gak sekarang. Kamu perlu istirahat" ucap Erik

Bara cuma mengangguk ngangguk saja. Nurut dulu, nanti baru berulah, itulah sifat Bara.

"Bang, kalau Bara udah sehat. Terus udah lancar ngomong bahasa koreanya, Bara kerja di cafe Abang yaaaaa?" Tanya Bara

Erik berpikir terlebih dahulu.

"Aku pikirkan dulu" ucap Erik tidak langsung mentujui.

Bara menjawab iya dan kembali fokus memandang jalan di luar.

Perjalanan terasa singkat, mereka sampai di rumah berlantai dua dengan halaman yang luas.

Bara cuma melongo doang. Setelah masuk ke halaman garasi mobil mereka berdua turun.

"Ayo" ucap Erik membantu Bara

"Bisa sendiri aku" ketus Bara menatap jengkel Erik

Erik menghidik kedua bahunya dan memimpin jalan. Dengan bara yang melihat sekelilingnya

"Liat jalan Bara, kalau kau jatuh atau nabrak dan jatuh, akan ku ketawain kamu, setelah itu baru ku tolong" ucap Erik nyengir

Bara menatap sang kakak dengan jengkel

"Teganya dirimu dengan adik sendiri" dramatis Bara

Mereka masuk ke dalam rumah, enterior rumah yang sangat moderen. Dekorasi yang minimalis.

"Wiiih gak kalah keren dari rumah Daddy Arga" ucap sepontan Bara

Erik terus jalan sampai ke ruang tamu.

"환영"

"Selamat datang" teriak senang orang tua Erik dan bara, dan juga istri Erik berserta anak Erik yang menyambutnya.

Dengan wajah senang Bara belari memeluk kedua orang tuanya

"Terimakasih" ucap bara senang dan juga terharu

Setelah itu Bara menyapa sang kakak ipar dengan di bantu Erik yang menerjemahkan. Anak Erik malu malu

"Dia lucu Abang. Sini adik manis sini" ucap Bara malah membuat bocah tuju tahun itu malah takut merengek ke Erik

Bara memanyunkan bibirnya.

"Kamu malah menakutinya" ucap Erik membuat Bara lesu

Erik menimang nimang sang anak. Bara ingin berkenalan bukan menakuti.
"adeul-a, i salam-eun appa dongsaeng-inikka bala samchon-ilago bulleola."

"Nak, ini Bara. Adik papa, kamu memanggilnya Paman Bara" ucap Erik menjelaskan

Anak Erik cuma mendongak, menatap Bara dengan takut.

"je ileum-eun aejiyeyo. geuleonde appaneun naleul egalago bulleoss-eoyo. mannaseo bangawoyo samchon." Ucap malu Ae ji

"Namaku Aeji. Tapi ayahku memanggilku Ega. Senang bertemu denganmu, paman." Ucap Aeji

"Nama dia Aeji, tapi aku sering memangilnya Ega. Usianya tujuh tahun" ucap Erik jelas.

"Owhhh, baiklah. Hai Aeji, maafkan paman telah membuat mu takut" ucap Bara meminta maaf

Ae Ji menatap sang papa, Erik menjelaskan ke anaknya apa yang di katakan Bara dalam bahasa Korea.

Ae Ji mengangguk paham. Lalu menatap Bara tersenyum lembut.

Bara yang mendapatkan senyuman dari keponakannya merasa senang.

"Bara, kamu harus istirahat. Papa antar kamu ke kamar mu" ucap papa Bara dan di angguki Bara.

Bara mengikuti langkah kaki sang papa. Bara naik ke lantai dua, banyak ruangan di sana.

Evan membuka salah satu ruangan. Dan nampak lah kamar sederhana bernuansa abu abu putih.

"Waaah, ini kamar ku pa?" Tanya Bara

Dia seneng punya kamar sendiri, biasanya sama Renka yang nemenin.

"Kamu istirahat saja. Nanti pas jam makan siang papa panggil" ucap Evan dan di angguk oleh Bara

Skip Malamnya

Keluarga Bara sedang makan malam. Bara mencoba masakan Korea, yang di buat oleh sang ibu.

"Ini kimbab coba, enak" ucap Erik

Menaruh ke mangkuk Bara, Bara mencoba pakek sumpit.

"Caranya gimana sih" kesal Bara berakhir Erik berikan sendok saja.

"Pakai ini" ucap Erik menatap Bara yang konyol saat mencoba memakai sumpit

Di pikiran bara *langsung comot pakek tangan aja mudah* pikir Bara sih

Bara mencobanya, enak juga pikir Bara. Bara memberikan anggukan karena rasanya enak.

"Mau coba yang lain?" Tanya Sang Mama

Bara mengangguk, Bara satu persatu mencobanya. Rasanya enak semua.

Setelah acara makan makan, mereka semua bersantai.

Bukan bersantai sih mereka asik nonton tv, tapi papa bara gak ikut soalnya harus kerja lagi.

Ae Ji ada di pangkuan Bara. Bara megunyel unyel pipi sang keponakan karena gemas.

"Aku mau ke kafe" ucap Erik habis dari kamarnya

Bara mendongak, karena Erik memakai Bahasa Korea.

"Aku mau ke kafe, mau kerja udah tiga hari aku gak kerja. Kamu mau ikut?" Tanya Erik ke bara

"Mau"semangat bara

"Yaudah ayo" ucap Erik

Bara pematian ke ibu nya lalu pergi mengikuti Erik yang naik motor.











































Tbc

Terimakasih yang udah baca nih cerita, Jan lupa vote dan komen

Biar semangat

See you Babay








Maaf semuanya kukira udah ku publish ternyata belum

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

the little prince of the sandyakala familyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang