Sudah hampir satu minggu lamanya Aka tidak ada kabar. Padahal selama tiga bulan ini, hubungan kami baik-baik saja. Tidak ada pertengkaran besar yang memungkinkan ia marah. Tidak ada kesalahan fatal yang aku perbuat, kurasa. Namun, Aka tetap tidak ada kabar. Sama sekali.
Aku sudah mencoba menghubungi lewat pesan teks, telepon, hingga media sosialnya. Aka punya dua akun Insta dan salah satunya tersambung di ponselku. Akun tersebut tidak pernah aktif kecuali aku sendiri yang membukanya. Karena kekhawatiran itulah, aku memilih untuk menghampirinya. Pukul 7 pagi, aku sudah buru-buru naik KRL menuju Solo. KRL cukup sepi, mungkin karena hari Sabtu dan masih terlalu pagi untuk bepergian.
Cantika: Kak Aka enggak bisa dihubungi dari Senin. Cantika khawatir. Sekarang Cantika lagi otw ke tempat Kakak.
**
Perjalanan menuju Jogja-Solo tidak membutuhkan waktu lama. Kurang dari dua jam, aku sudah mendapatkan ojol--ojek online--menuju tempat Aka. Aku sudah berada di depan asrama militer tempat Aka kemungkinan berada. Namun, tentu saja aku tidak seberani itu untuk masuk ke dalam.
Cantika: Kak, aku udah ....
Belum selesai mengetik pesan, Aka justru menelepon. Sepertinya ia buru-buru meneleponku setelah tahu aku datang. Dari kemarin memang pesanku mendapat centang dua, tetapi tidak kunjung dibalas. Ada sedikit nyeri yang aku rasakan, sepertinya ia memang sengaja mengabaikan pesanku selama ini.
"Halo, Can? Kamu enggak beneran ke sini, 'kan?" Kalimat pertama yang Aka tanyakan setelah sekian lama tidak berkabar cukup membuatku sakit hati. Sebisa mungkin aku tetap berpikir positif dan menjawabnya hati-hati.
"Mm! Aku udah di depan asrama Kakak."
"Kamu udah di depan?" Keterkejutan Aka membuatku takut. Apakah aku tidak seharusnya datang tiba-tiba seperti ini? Aku cukup peka dengan perasaan orang lain sehingga tahu jelas kalau Aka tidak menginginkan pertemuan ini. Helaan napas kasar terdengar dari seberang telepon. "Tunggu. Nanti Kakak ke sana."
Telepon ditutup tanpa salam. Tanganku menggenggam erat ponsel dengan dada semakin berdetak cepat. Perasaanku mengatakan harusnya tidak perlu ke sini dan pulang saja. Namun, badanku terpaku. Sudah jauh-jauh sampai ke sini, berangkat pagi, hingga memesan penginapan. Benar, aku sudah mempersiapkan perjalanan hari ini matang-matang. Aku merasa selama ini seringnya Aka yang berbuat banyak untukku. Oleh karena itu, hari ini aku ingin lebih berusaha. Namun, perlakuan Aka bahkan sebelum kami bertemu membuat mataku terasa panas. Susah payah aku menahan agar air mataku tidak keluar.
"Dek!" Aka tersenyum, tetapi aku masih merasakan ketidaksukaannya pada kedatanganku kali ini. "Kamu jauh-jauh dateng ke sini. Coba kalo ternyata Kakak lagi ada dinas? Atau Kakak enggak cek hp?"
"Kak Aka baik-baik aja?" tanyaku tanpa menjawab ocehannya. "Aku khawatir sama Kak Aka."
Ia menghela napas pasrah dan mendekat. Tangannya terulur mengambil tas yang semenjak tadi aku gendong, kemudian merapikan rambutku, dan menyapu debu yang menempel di lengan bajuku. Ia menatapku. "Kakak baik-baik aja. Sekarang Adek mau ke mana?"
Sikapnya berubah, menjadi seperti biasanya. Aku mencoba tersenyum setulus mungkin--masih kesusahan menahan air mata. "Maaf, Kak, aku dateng tiba-tiba. Aku mau ke penginapan dulu, Kak, tadi masih belum waktunya check-in makanya ke sini dulu. Kayaknya sekarang udah bisa. Kalo gitu, kita ketemu lagi nanti aja, Kak. Biar aku ...." Aku mencoba meraih tasku kembali, tetapi ia tidak mengizinkan.
"Biar Kakak anter. Sebentar, Kakak ambil motor dulu."
Tepat setelah ia pergi sambil membawa tasku, air mataku turun juga. Sikapnya sudah seperti biasa, tetapi anehnya aku merasakan ketidaktulusan. Suaranya di telepon barusan masih terekam jelas dalam pikiranku. Aku segera menghapus sisa-sisa air mata di pipi. Ia tidak boleh melihatku seperti ini.
**
Setelah berhasil check-in, ia mengantarkanku ke kamar. Ia tampak buru-buru dan rupanya langsung masuk ke kamar mandi. Aku sedikit tertegun, pria itu masuk ke kamar dan kamar mandiku tanpa permisi atau basa-basi sedikit pun. Ia memang membawakan barangku, tetapi rasanya kurang nyaman karena ia terlihat seenaknya.
Ketika Aka ke kamar mandi, aku jadi tertarik pada barang-barang Aka yang ditinggalkannya di atas kasur. Ponselnya menyala, memperlihatkan notifikasi pesan masuk.
Bang Yuda: Udah jadi ketemuan? Gimana? Nyambung enggak?
Toko Kue: Kak, ini ditulis semhastulation siapa, ya?
"Dek," panggil Aka membuatku sedikit tersentak dan berpura-pura membereskan barang.
Aku berbalik badan menghadap ke arahnya dan tersenyum. "Kak, aku buatin bronis buat Kak Aka. Kak Aka masih sibuk, ya? Kalau gitu, nanti aja kita ketemu lagi, Kak. Kakak selesaiin dulu aja urusan Kakak, nanti hubungi Cantika, ya?"
Diam cukup lama sampai akhirnya ia menjawab, "Makasih, ya, Dek. Kakak masih ada urusan sebentar. Yang penting kamu udah tahu kalau Kakak baik-baik aja dan Kakak juga udah tahu kalau kamu uda sampai di pengunapan. Nanti pasti Kakak hubungi lagi kalo urusannya udah selesai. Adek juga pasti capek, istirahat dulu aja, ya?"
Aku hanya mengangguk, kemudian mengantarnya sampai halaman. Setelah motor Aka tidak terlihat lagi, aku memilih merebahkan diri di kasur. Aku kepikiran dengan dua pesan masuk yang belum dibalasnya tersebut. Untuk pesan pertama, orang yang ditemui Aka bisa siapa saja sehingga aku tidak perlu curiga. Sementara itu, mengenai toko kue, aku memang sebentar lagi mengadakan seminar hasil skripsiku, tetapi terlalu cepat kalau memesannya dari sekarang dan Aka juga belum kuberitahu mengenai ini. Aku hanya bisa menahan air mata dan pikiran negatifku. Benar, aku tidak ingin menaruh curiga pada hubungan kami yang baru berumur tiga bulan. Lagipula, aku percaya pada Aka yang selalu perhatian padaku.
Kak Aka pasti sibuk banget sampe enggak sempet bales chatku, ya? Tapi syukurlah, Kak Aka baik-baik aja. Aku masih kangen ....
KAMU SEDANG MEMBACA
(No) Life After Breakup
RomansaSeorang wanita muda yang baru merasakan jatuh cinta berusaha mewujudkan cinta yang selama ini diimpi-impikannya. Ia pikir memiliki pacar tampan, mapan, perhatian sudah berhasil diwujudkannya. Namun, tiba-tiba saja dunia terasa berputar. Kenyataan ti...