7. Masukin Ke Memek Mama

668 0 0
                                    


Air membasuh badan dengan sangat deras, membersihkan semua bekas bekas dari keringat dan lain sebagainya. Ada juga kotoran lainnya, debu serta polusi di badan yang terangkat semua. Dari ujung kepala sampai ujung kaki aku membasuh, tidak lupa juga membersihkan batang dan kepala dari si Joni yang juga wajib di bersihkan agar terlihat sangat segar dan tak berakibat bau begitu menyengat.

Beberapa menit berada di dalam kamar mandi, akhirnya aku ke luar dari dalam ruangan dan lanjut untuk berjalan menuju ke lantai dua. Di mana ruangan itu adalah tempat beristirahat, tanpa sengaja kedua mataku menatap tercengang setelah tahu ayah dan tante Lastri sedang berpangku dan duduk dengan sangat mesrah bercumbu di atas satu kursi.

Namun, sejak aku datang dan melihat keduanya, mereka malah berpaling dan merubah posisi duduk masing masing. Aku pun tidak begitu peduli dan hanya melihat saja, setelah itu berjalan lagi melintasi keduanya yang sudah bergerak menuju kursi masing masing. Dengan sangat laju aku berjalan, dan kini tibalah aku di anak tangga lantai dua paling tengah.

Tatapan pun aku layangkan ke arah mereka yang sepertinya merasa sangat takut kalau akhirnya telah tergep oleh aku yang semula berada di dalam kamar mandi. Kini ayah pun pergi dari ruangan dapur itu, dia permisi pergi di ikuti oleh tante Lastri. Aku yang sudah berada di atas lantai dua, secepatnya masuk seraya memakai baju dan celana panjang. Pasalnya, nanti malam akan di ajak olehnya pergi ke suatu tempat.

Entah ke mana akan di ajak, karena aku pun tidak tahu. Tante Lastri sangat mengundang curiga, karena sampai sekarang aku tidak tahu dia bersuami atau tidak. Di dalam rumah ini menjadi ladang sebuah hubungan antara ayahku dan tante setiap hari, entahlah hubungan mereka sangat rumit dan tidak dapat di tebak satu sama lain.

Beberapa menit berada di dalam kamar, akhirnya masuk waktu malam. Ketukan pintu terdengar dan aku melompat dari atas dipan, ternyata setwlah terbuka tengah ada tante Lastri sedang berada di hadapan. Dia memakai baju yang sangat serasi dengan kulitnya yang lumayan putih, serta berambut pirang. Aku menatap dari ujung kaki sampai kepala, memang sebegitu menggodanya dia.

Sehingga aku pun menelan ludah beberapa kali, akhirnya dia mampu membuyarkan lamunan sejak menyentuh dada ini yang bidang.

"Kamu kenapa diam aja sih sandi, tante gak di tanggapin ya?" tanyanya seraya menggerai rambut di hadapanku.

"Eh, iya tante maafkan aku. Oh, ya, sekarang kita mau ke mana ya kalau boleh tahu?" tanyaku lagi padanya.

"Udah tenang aja, kamu entar akan tahu kita akan ke mana. Yang penting kamu ganti baju pakai kemeja hitam yang rapi, dan celana rapi juga ya, tante akan tunggu kamu di bawah," paparnya, aku pun mengangguk dan tidak menjawab.

Lalu dia pergi dari hadapan dan berjalan menuruni anak tangga, aku menarik napas panjang seraya mengambil pakaian dari dalam lemari. Sesuai dengan apa yang di katakan oleh tante, kalau aku harus pakai kemeja hitam dan celana panjang hitam. Padahal aku tak terlalu suka baju warna hitam, tetapi ya sudahlah. Mungkin dia mau melihat aku berpakaian serasi dengan dia.

Kini saatnya telah tiba, aku ke luar dan menenteng ponsel di tangan untuk berjalan menuju lantai dua. Tepat di atas kursi sofa ruang tamu, tante pun menatap aku secara saksama dia malah mematikan ponselnya itu. Kemudian aku berdiri tepat di hadapannya, dan memerhatikan tiap lekuk wajahnya yang begitu aneh.

"Tante ... tante kenapa diam aja?" tanyaku sangat lembut.

Akan tetapi dia tidak menjawab sama sekali, mungkin tidak dengar dan akhirnya aku memulai kembali untuk memanggilnya. Lambaian tangan pun aku berikan padanya, ternyata tante sedang melamun dan tergugah setelahnya.

"Tante kenapa diam aja? Kota jadi pigi gak nih?" tanyaku padanya.

"Oh, kamu udah siap. Kalau begitu kita pergi aja yuk, tante tadi hanya terpesona aja sama kamu, habisnya ganteng banget," papar si tante memuji.

DIENT0T ANAK TIRIKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang