17. Diajak Ngentot Lagi

275 0 0
                                    

"Makan yang banyak sandi, ini masih banyak banget makanannya. Mama masakan banyak loh khusus buat kamu, karena mama tahu kalau kamu suka sama sayur asam."

"Suka ma, masakan mama memang the Best banget deh, gak ada duanya. Aku sampai gak selera kalau harus makan di luar, terbayang terus dengan masakan mama," pujiku dengan meneguk susu hangat yang dia buatkan.

Secara perlahan mama menatap ke arah wajahku setelah mendengar pujian itu, dia pun tersenyum setelahnya. Aku yang sudah menembak kalau dia sangat merasa suka, kemudian semakin salah tingkah dengan posisi duduk yang berubah ubah seperti orang yang memekik. Tujuanku di awal ini adalah bagaimana strategi untuk mendapatkan hatinya, karena jujur saja melihat mama dengan gaya penampilan yang ke ibu an, aku ingin di manja layaknya lebih dari seorang anak.

Apalagi status kami adalah anak tiri dan ibu tiri, aku yang sudah lama merasa sangat kesepian dan sekarang mendapatkan perhatian ingin rasanya di manja di cintai serta di berikan kasih sayang. Meskipun dia adalah istri dari ayahku sendiri, tidak peduli selagi kami sama sama cinta. Beberapa menit setelahnya, mama pun meneguk susu dan dia menumpahkan minuman itu di badannya.

"Astaga! Aduh ... basah banget deh," katanya sambil membuat aku tercengang.

"Mama, kenapa? Kalau minum pelan pelan dong," titahku dengan membangkitkan badan dan langsung berjalan menemuinya.

Tepat berada di hadapan si mama, aku mengambil tisu dan menghapus ke bagian yang telah terkena air susu itu. Ya, perlahan dari ujung leher sampai menuju ke bagian tengah. Beberapa menit setelah itu, sebuah kenyatan terjadi. Siapa yang tidak merasa sangat suka, aku sedari tadi memerhatikan termos miliknya sekarang sudah tersentuh walau hanya sekadar pinggir saja.

Mama pun tidak mengalihkan posisi itu, kami menjadi saling tukar tatap satu sama lain. Sementara si Joni pun telah menyala, dia bergerak ke sana dan ke mari di dalam sarang sampai menonjol. Mama terpaku pada bagian tersebut seperti tengah gemas ingin memegangnya, aku berharap kalau dia mau menyentuh.

Namun, sedari tadi hanya diam memerhatikan. Beberapa menit setelahnya, sebuah pintu rumah terbuka dengan sangat lebar. Aku yakin kalau ada tamu yang datang mengganggu, entah siapa yang mampu membuat semua ini terhalang. Setelah masuk, dia adalah seorang wanita yang tidak lain merupakan sahabat mama.

"Lastri ... maaf ya aku masuk aja ke rumah kamu, habisnya kamu gak mau buka pintu," katanya, dia masuk ke ruang makan kami.

Aku sudah berada di posisi semula, dia pun menoleh ke arah wajahku sejenak. Senyumannya juga manis, seperti seorang janda. Entahlah, aku tidak tertarik dengan dia siapa. Akhirnya mama membersihkan sendiri bekas susu di badannya, dan mereka pun berbisik setelah itu.

"Ini anak kamu ya Lastri?" tanya tamu tersebut.

"Iya, ini anak mas Bram. Kamu ada apa ke sini, ganggu kami sarapan aja. Oh, ini sekalian kalau kamu mau gabung mumpung banyak makanan," ajak si mama.

"Ah enggak ah, aku cuma mau bahas tentang acara kita loh. Katanya kita mau wisata, bentar lagi tapi gak ada kepastian. Kamu juga nih, mau ikutan atau enggak sih semakin bingung aja tau gak."

"Iya aku lagi mikir dulu ya, lis. Bukan apa apa, suami aku marah pasti kalau aku pergi ke tempat wisata yang lumayan jauh apa lagi pakai acara menginap. Lagian dia mana ngasih, takut aku kenapa kenapa," jelas si mama.

"Ya kamu ajak lah anak kamu ini biar dia percaya kok, kenapa harus bingung. Lagian aku juga ajak anak aku kok si Susi, dia kebetulan lagi libur kuliah. Siapa tahu anak kita bisa di jodohkan entar," paparnya.

"Idih ... anak aku belum mau pacaran, dia lagi fokus sekolah jangan yang aneh-aneh. Ya udah deh kita bahas soal ini di ruang tamu aja, karena anak ku lagi makan dia," ajak si mama.

DIENT0T ANAK TIRIKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang