16. Tergoda Memek Si Mama

340 0 0
                                    

"Dari mana aja kamu sandi jam segini baru pulang!" Suara tegas ayah pun ke luar dari balik pintu rumah, membuat aku berhenti sejenak seraya menatap mantap ke arahnya.

"Dari rumah temen, kenapa emangnya?" tanyaku dengan nada suara netral.

"Kamu sadar gak sih, yang kamu lakukan udah buat khawatir banyak orang tahu gak. Aku, mama kamu semua orang di rumah ini mencari kamu ke mana mana. Punya otak gak sih kamu jadi anak, jangan buat masalah ini makin tambah besar," pungkas ayah mencerca di hadapanku.

"Aku gak mau bahas apa pun pagi ini, aku mau tidur pusing banget tiap hari dengar ocehan ayah. Gak masuk lagi ke kotakku, panas." Dengan sangat cepat aku berjalan meninggalkan ayah yang masih bergeming.

"Sandi. Sandi!" teriak ayah membuat aku berhenti dan langsung menatap ke arahnya secara spontan.

"Apa lagi sih yah, kenapa sih ayah jadi orang yang keras kepala banget sekarang. Gak ngerti in perasaan sandi, emangnya ayah udah merasa jagoan atau gimana sih? Aku ini anak ayah, bukan musuh. Apa hanya dengan marah marah dapat membuat semua beban pikiran ayah hilang?"

"Mulai nge lawan kamu ya, mau jadi apa kamu. Berani kamu sama aku, kamu itu masih minta makan sama aku. Semua biaya kamu masih aku yang tanggung, di arahkan jadi anak yang baik aja kamu gak bisa." Tangan kanan ayah menunjuk nunjuk ke dadaku.

"Mas mas mas, kenapa sih pagi pagi udah marah marah aja. Malu loh di dengar sama tetangga, kita beberapa hari ini udah banyak banget permasalahan. Mas, sandi itu anak kita, jangan kasar banget. Padahal aku cuma mama tiri, tapi aku sayang sama sandi," bela si mama di hadapan ayah.

"Kamu begitu terus memanjakan sandi, kamu sama aja dengan anak ini. Kenapa kamu malah pro banget membela anak yang salah, aku cuma gak mau kalau dia tersesat dalam pergaulan yang gak baik," omel ayah lagi.

"Aku tahu mas, tapi kalau anak di kasarin akan menjadi jadi, kamu dengar kata kata mama. Udah ya, sandi kamu masuk kamar habis itu mandi. Selepas mandi, kamu turun dan kita sarapan pagi ya," ucap mama sangat lembut.

Aku tersenyum melihat mama Lastri yang perhatian, sudah seperti pacar sendiri. Dengan memerhatikan sejenak bentuk badannya, ada sebuah perasaan yang seolah tumbuh dan sukar di jelaskan. Ini adalah penampilan mama terbaru, dengan rambut yang sangat tertata rapi dan bibir yang sangat merah merona.

Tanpa make up dan bedak, dia memang terlihat cantik. Apalagi kalau berjalan, badannya bergetar semua dari ujung kepala sampai ujung kaki. Sambil berjalan, aku memerhatikan mama Lastri sambil membawa ayah untuk kembali ke meja makan. Kini tibalah aku di anak tangga, dan tatapan pun sejurus aku lempar padanya.

Mama Lastri memang memiliki dua termos penghangat susu yang berukuran XXL, berbeda dengan wanita yang pernah aku kenal. Kali ini lebih terlihat sangat alami, dan ketika dia memberikan pelayanan terbaik untuk ayah serta aku, dia selalu total. Seketika buku kuduk meremang, dan sebuah perasaan muncul begitu saja dari dalam hati.

Dengan berlanjut masuk ke dalam kamar, aku membuka baju dan langsung mandi menggunakan kamar mandi di lantai dua. Beberapa menit kemudian, kedua mata ini menatap ke arah si Joni yang semakin hari semakin terlihat gagah. Bagaimana tidak, setalah bu Sinta, para siswi di Eko lah juga sudah menjadi bahan percobaan dan semua itu sangat berjalan mulus.

Aku yang semula sangat takut untuk melakukan, sekarang tumbuh rasa penasaran baru pada mama Lastri. Orang yang selama ini membela aku, dan sangat perhatian. Pasti dia punya perasaan yang berbeda padaku, sejak awal berada di rumahnya seperti ada tatapan yang lain darinya. Badan pun telah bersih, aku hanya memakai bokser tanpa memakai CD.

Tujuannya adalah agar menarik perhatian mama Lastri, mungkin yang selama ini dia tidak terlalu klimaks dengan ayah yang stamina nya telah habis, dapat berganti dengan ku ketika beraktivitas. Itu adalah keinginan dalam hati dan semoga saja terwujud, jujur aku penasaran dengan apa yang ada dalam diri mama Lastri. Dengan mendudukkan diri di atas dipan, aku menatap cermin dan memainkan ponsel.

DIENT0T ANAK TIRIKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang