15. Ngentot 4 Cewek Bergantian

344 0 0
                                    

Yang pertama adalah Olivia, dia mendekati aku dan langsung menuju ke posisi bergeming saat ini. Kami saling tukar tatap satu sama lain, dan kerlingan kedua matanya membuat aku sangat terpesona. Wanita yang awalnya sangat membuat kesal, sekarang menjelma menjadi seorang bidadari. Bagaimana tidak, semua tampak berbeda sekali dari perkiraan awal.

Aku yang selama ini menatap dia sebagai wanita yang tidak baik, dan sangat sombong sekarang berubah sangat drastis. Seketika dia memegang tangan ini, dan mengajak aku untuk duduk sejenak di sebuah kursi yang sedang berhadapan satu sama lain. Tepat di sebuah ruangan paling temaram, aku pun tersenyum seraya memasang wajah gemetar. Seperti biasanya, aku adalah pria cupu ketika berhadapan langsung.

Namun, kalau sudah beraktivitas di atas dipan jangan di tanya lagi. Karena bu Sinta sudah merasakan senapan laras panjang yang aku punya, bahkan dia sampai menjerit meminta ampun. Alunan musik DJ semakin keras, aku pun di berikan sebuah minuman yang terdapat di atas meja. Olivia meneguknya, wanita wanita ini seperti sudah sangat lihai ketika memasuki ruangan yang sangat berbeda seperti ini.

Jujur saja, aku bukanlah seorang pria yang pernah berkumpul pada sebuah forum seperti sekarang. Dengan suasana glamor, bahkan tempat yang mewah untuk melakukan apa pun yang di inginkan. Sebelumnya aku adalah remaja paling kalem di sekolah, rumah, mau pun di luar rumah. Karena tidak ada pergaulan di pedesaan seperti sekarang ini. Namun, semenjak aku bergaul pada orang kota dan semuanya pun berubah.

Tak berapa lama, Olivia memegang punggung tangaku dan dia menciumnya. Wanita itu seperti kagum padaku, lalu dia mendudukkan badan di samping kanan dan meletakkan kepala tepat berada di dada ini. Aku menolehnya, walau agak sedikit risih karena dia bukan orang yang aku cintai. Jujur saja, hanya karena ingin membuktikan kalau aku adalah pria tangguh di hadapan para geng dan itu jalan satu satunya.

Dengan meneguk minuman beberapa kali, kepala ini teras berat dan agak sempoyongan. Sepertinya aku sudah menghabiskan beberapa gelas kecil, kehangatan memang datang akan tetapi dunia ini terasa ingin mengajak aku untuk berjoget dalam alunan musik. Dan yang lainnya juga sudah berjoget, di ruang tengah sembari membawa botol minuman masing masing.

Sementara aku masih kuat untuk duduk, dan Olivia juga tidak mau bergabung pada rekan yang lainnya. Dia sekadar fokus padaku saja, untuk mengimbangi dari rasa penasaran yang selama ini aku rasakan. Ternyata begini lah rasanya, menjadi pria yang berada dalam dunia keindahan. Di usia seperti ini, memang sangat mudah bergabung dalam situasi apa pun.

Rasa nyaman itu datang, dan di waktu yang tak terduga aku pun seketika hendak ke kamar mandi. Entah kenapa rasanya sangat bagah seperti hendak buang air, di dalam mulut terasa penuh dengan angin malam. Dengan meninggalkan Olivia di dalam ruangan, kemudian aku berjalan memasuki kamar mandi. Kini tibalah aku di dalam, dengan jalan sedikit gemetar akibat minuman.

Setelah masuk ke dalam ruangan itu, aku membuka resleting dan langsung mengeluarkan si Joni yang bergelayuh mulai bangun. Entah kenapa pengaruh minuman begitu membuat aku hendak merasakan indahnya dunia, dan dari arah belakang sebuah pelukan pun datang. Dari cermin depan, terlihat kalau yang memeluk adalah Olivia.

Padahal tadinya dia masih ada di dalam ruang tengah, begitu cepat mengikuti aku sampai di sini. Dengan membuang tatapan tajam, aku pun selesai buang air. Tangan Olivia malah meraba ke bagian tersebut, sampai aku menutup mata. Lalu, dia memutar badanku dan mulai menjalankan ritual malam ini. Tepat di dalam kamar mandi, aku memaksa kepala Olivia agar lebih dalam sampai menuju dalam tenggorokan.

Beberapa menit aku mendorong kepalanya, dia pun ingin muntah beberap kali. Sekarang aku menyudahi kegiatan itu dan langsung membawa Olivia ke dalam ruangan yang sudah di sediakan, di ikuti dengan yang lainnya kami akan melaksanakan parti malam ini. Di dalam ruangan yang sangat bersebelahan, dan satu sama lain kami pun membawa satu wanita.

DIENT0T ANAK TIRIKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang