CONFLIK INTERN

188 29 3
                                    

"ayah yakin?, mau tetap biarin anak kriminal begitu tinggal bareng sama kita??!!" Ucap Jeffry penuh penekanan.

"Jeff, dia adik kamu juga. Anak kandung ayah. Jaga omongan kamu." Ucap revandra dengan nada rendah namun tegasnya.

"Oh,, jadi ayah udah beneran percaya kalo dia anak kandung ayah? Kemana ayah yg selama ini yakinin aku, kalo mama itu pergi selingkuh sama laki-laki lain, dan bilang kalo Bian bukan anak ayah?!!" Ucap jeffry.

"Jeff, cukup. Ayah tau ayah salah besar disini, ayah lebih percaya dengan semua yg dibicarakan nenek kamu dulu. Ayah keliru. Ibu kamu gak salah. Dia gak pernah selingkuh. Dan Bian benar-benar anak kandung ayah. Kamu udah lihat sendiri hasil test DNA nya kan? Leon sendiri yg mengurus test itu." Ucap revandra.

"Terus ayah minta maaf ga sama ibu? Ayah nyesel ga? Gara-gara kebodohan ayah, ayah udah pisahin aku dan Jerry dari ibu! Bahkan aku dipaksa buat percaya kalo ibu itu orang jahat yg berani hianatin ayah!! Harusnya kalo ayah emang sadar ayah salah, ayah harusnya bawa ibu kembali sama kita!" Ucap Jeffry dengan penuh emosi.

"Gak bisa Jeff, ibu kamu udah terlanjur benci sama ayah. Sekarang tugas ayah cuma mau besarin Bian dengan benar.
Terlepas bagaimana hidup dia dulu, sekarang semuanya tanggung jawab ayah.
Satu lagi, jangn pernah hina kehidupan dia di masa lalu.
Ayah gak minta kamu buat sayangin dia, cukup jangan ganggu dia aja udah cukup buat ayah." Ucap revandra

Jeffry tak menyahut lagi, ia lalu pergi meninggalkan ruangan kerja ayahnya itu dengan suasana hati yg buruk.












Bian baru saja menyeka keringat yg mengalir dari dahinya.
Siang ini, udara dan suhu di Jakarta memang sedang panas-panasnya.

Berada dalam satu mobil bersama Jeffry membuat suasana yg di rasakan Bian, cukup sesak.
Bagaimana tidak, dari tadi Jeffry hanya diam tanpa bersuara apapun.
Walaupun Bian duduk tepat di samping kemudian yg Jeffry kendalikan, Bian merasa jarak mereka sangat jauh.

Bian mencoba mencari topik pembicaraan, untuk menghilangkan suasana sesak yg ada.

"Ekhm,,, h-haus." Ucap Bian.

Jeffry masih cuek tak menanggapi Bian.

"Bang, beli'in gue minum dong, haus." Ucap Bian sambil menyolek pelan tangan Jeffry yg masih memegang kemudi.

"Ck!! Ambil tuh di kursi belakang!!" Ucap Jeffry sambil merengut tak suka.

"Dibelakang dimana?" Tanya bian sambil melongok ke kursi belakang.

"Lo liat, dibawah jok belakang ada kotak item, Lo buka aja, ada air di dalemnya." Ucap Jeffry tanpa menoleh ke arah Bian sedikitpun.

"Berhenti dulu dong, gue kan mesti ke kursi belakang nih." Ucap Bian.

"Alah lama! Cuma kesitu doang, jalan sini aja!" Ucap Jeffry sambil mengkode Bian untuk melewati celah kosong diantara jok depan yg mereka duduki.

Bian dengan hati-hati mencoba melewati celah kosong diantara jok depan itu. Setelah berhasil, ia lalu sedikit merunduk untuk mencari kotak hitam dibawah jok belakang yg dimaksudkan oleh Jeffry tadi.

Saat Bian menemukannya, ia lalu membuka kotak hitam itu, dan benar saja, ada air mineral beberapa botol disana.
Kotak hitam itu ternyata seperti kulkas mini yg biasa di bawa Jeffry di mobilnya.

BIANANTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang