Bab 6- Bayangan di Balik Kabut

15 4 0
                                    


Tiba-tiba, suasana di dalam rumah itu berubah. Udara terasa semakin dingin. Angin bertiup kencang, mengoyak-ngoyak daun-daun pohon di luar. Cermin tua itu bergetar lagi, bayangan mereka berputar-putar di dalamnya, seolah-olah menari di iringi suara bisikan yang menyeramkan.

"Hati-hati... hati-hati...," bisik cermin itu, suaranya semakin jelas terdengar.

Mereka berkaca-kaca ketakutan. Mereka berhamburan menjauh dari cermin itu, berusaha mencari jalan keluar dari rumah yang menyeramkan itu.

"Kita harus keluar dari sini," teriak Dian, mencoba menenangkan diri dan teman-temannya.

"Tapi, kita gak tau jalan keluar," kata Siska, sambil memeluk erat tangan Deni.

"Ya udahlah, Kita cari jalan keluar aja," kata Deni, mencoba menenangkan Siska.

Mereka berjalan ke arah pintu utama, berharap bisa keluar dari rumah itu. Namun, pintu itu tertutup rapat.

"Pintu nya tertutup!" teriak Rama, suaranya bergetar.

Mereka mencoba mengedor pintu itu, tapi pintu itu tidak beranjak.

"Kita terjebak," kata Bagus, suaranya bergetar.

"Kita harus cari jalan keluar yang lain," kata Fauzan, dengan nada yang sedikit mengerikan.

Mereka kembali menjelajahi ruangan di rumah itu. Mereka mencari jalan keluar, tapi tak ada satu pun pintu yang terbuka.

"Gue nggak suka ngeliat rumah ini," kata Widya, sambil menggeleng kepala.

"Ya udahlah, sayang. Kita cari jalan keluar aja," kata Perdi, mencoba menenangkan Widya.

Tiba-tiba, lampu di rumah itu mati. Kegelapan menyelimuti ruangan, hanya terlihat bayangan mereka yang berputar-putar di dalam kegelapan.

"Aaaaa!" teriak Siska, ketakutan ketika merasakan sentuhan dingin di tangannya.

Mereka berhamburan menjauh, berusaha mencari sumber sentuhan dingin itu.

"Itu apaan?" teriak Rama, suaranya bergetar.

"Gue nggak tau. Gue takut!" kata Deni, suaranya bergetar.

"Kita harus keluar dari sini!" teriak Dian, dengan suara yang sedikit berani.

"Kita nggak tau jalan keluar," kata Fauzan, dengan nada yang menakutkan.

Mereka terus berjalan di dalam kegelapan, berusaha mencari jalan keluar. Tiba-tiba, mereka mendengar suara langkah kaki yang mendekati mereka.

"Ada orang!" teriak Dian, dengan suara yang sedikit berani.

Mereka berhenti berjalan dan menunggu. Suasana di dalam rumah itu sunyi senyap. Hanya suara napas mereka yang terdengar.

Tiba-tiba,

Pendaki Yang GanjilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang