Bab 124 | menghadapi bumil

1.6K 76 0
                                    

Aku tak kau angap pada cerita
Aku tak kau angap pada derita
Tapi kamu berlaku bagai pemilik ragaku
Tapi aku letih juga
Lebih baik kita masing masing...

[Masing- masing by Lagu Ade Govinda dan Ernie Zakri // Geniushttps://genius.com › Ernie-zakri-m...Ernie Zakri – Masing Masing Lyrics ]

Rony berjalan turun dari mobilnya setelah memarkirkan pajero hitamnya di halaman rumah. Dia masuk seraya mulutnya bersenandung ria, tak sabar bertemu salma.

Setelah tadi terpaksa meninggalkan salma karena urusan kantor, kini rasanya dia ingin cepat- cepat memeluk salma. Rony juga sudah rindu ingin segera mengelus perut salma. Akhir- akhir ini dia memang suka sekali mengusal di perut salma. Apalagi kalau sambil nenen, benar- benar combo epic.

Rony tak sengaja berpapasan dengan pak hanif di depan rumah yang tengah membawa tangga lipat. Rony mengerutkan dahinya, pak hanif bawa tangga untuk apa. Apa ada bagian rumah yang perlu di renovasi. Pantes tadi di pos satpam pak hanif tidak ada, kosong.

"Eh, pak. Mau kemana bawa tangga?"

"Mas rony sudah pulang."

Rony mengangguk. "Tangga buat apa pak?"

"Itu mas, mba salma minta dibawakan ke taman belakang." jawab pak hanif.

Rony semakin bingung. "Buat apa pak? Ada yang rusak?"

Pak hanif menggeleng. "Saya juga bingung, mas. Bi rum tadi menghampiri saya, katanya mba salma minta di bawakan tangga ke taman belakang."

"Waduh, mau apa lagi caca. Ayo kesana, pak."

Pak hanif dan rony berlalu ke taman belakang. Sampai di taman rony dapat melihat bi rum, bi ima dan pak yos yang tengah berbicara pada salma yang sedang memeluk pohon jambu.

"Ngapain disana?" Ujar rony seraya menatap salma.

"Mas rony, mba salma mau manjat pohon." Adu bi ima dengan cepat.

Rony melotot menatap salma. Rony mengusap wajahnya frustasi. Rasanya baru sebentar dia tinggal, sudah berulah saja salma.

"Ngapain manjat pohon?" Seru rony langsung pada salma.

"Anak lo mau makan jambu." Sahut salma judes.

Rony menggeleng pelan. "Kan bisa beli. Lagian di kulkas pasti ada."

"Iyaa mas, ada. Tapi mba salma tidak mau." Bi rum ikut nyaut.

"Gue maunya dipetik langsung dari pohon ini." Salma memeluk batang pohon jambu di taman belakang rumah dengan erat.

"Ya Allah, ca. Lagi hami ga boleh manjat. Bisa minta tolong pak hanif atau pak yos kan." Ujar rony berusaha sabar.

Salma menggeleng. "Gue mau manjat sendiri. Lagian, lo ngapain pulang? Lo harus ke kantor kan, ya udah. Ngapain disini?!"

Rony kembali menghembuskan nafasnya pelan. "Ya Allah, ca. Itu urgent, gue harus dateng ke kantor. Maaf gue ga izin, lo bobonya nyenyak banget." Rony menatap salma dengan tatapan memelas.

Salma menggeleng. "Engga. Gue udah bilang ga mau lo pergi hari ini. Tapi lo ninggalin gue."

"Ya itu karena urgent, ca. Gue terpaksa pergi." Sahut rony.

"Bodo amat."

"Ca, jangan marah dong. Maaf ya sayang. Sini sama gue, minta tolong pak yos aja ya yang manjat." Bujuk rony.

"Enggaa."

"Sayang..."

Suara salma mulai terdengar serak, seperti ingin menangis.

Teman tapi Menikah 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang