👻 Om Kevan menelpon ⁉️

7 4 2
                                    

# PART 9

                                ,,,,

Happy Reading ...

                              ....

  Perjalanan ke rumah almarhum Pak Zaenal Arizi memakan waktu 1 jam, sementara hari ini menunjukan pukul
04:49 pagi.

"Udah subuh ya pak." Kinan bangun mengusap ke 2 matanya dan mengerang.

Anak ber usia 10 tahun itu terbangun melihat Kakaknya tidak tidur dan menatap perjalanan sekitar.

Perjalanan tampak hening hanya ada 1 motor lalu lalang dan lampu bertengger di jalan yang menyala di sertai angin sejuk bersemilir.

"Kak? Kaka ga tidur ?"
Kinan menoleh melihat mata full kakaknya masih stay terbuka.

"Ga bisa tidur, lo tidur lagi aja."
Salma menatap, Jenora, Basta, Tiar dan saka terlelap, kecuali Arsya.

"Arsya. kenapa ga tidur ?"

Dia menoleh.

"Saya ga bisa tidur sal."

"Pake bahasa santai aja Sya, gue udah ketemu Basta."
Arsya mengangguk.

"Mas, Kinan tidur di bahu mas ya?"
Arsya mengangguk.

Memang seperti itu, Kinan sangat manja sewaktu Arsya masih hidup.

"Tinggal belok ke kiri masuk jalan yang gelap itu, pak ?" tanya Salma.

Pak Harun menoleh. "Iya non."   

....

Mobil pun berbelok dan melaju sedikit memenuhi standar kecepatan dan terlihat beberapa pohon tinggi menjulang menyeramkan di kanan kiri.
  Konon dulu, banyak hal terjadi di daerah ini, kasus pembegalan pembunuhan dan manusia yang di kubur hidup hidup.  

"Banyak yang hantu." ucap Tiar terbangun dan bergidik.

"Kamu juga hantu den." pak Harun menyindir Tiar, membuatnya memasang wajah murung.

"Sal, ada sundel bolong astaga."
Saka menutup matanya.

"Dimana mana wilayah Ini banyak setannya. bukan hal yang biasa lagi. tapi udah serem dari sananya."

Diam diam tangan Basta mencari celah untuk mengaitkan tangannya ke jari Salma.

Karna salma tersadar.
dia merespon lalu mengaitkan tangannya ke jari Basta.

Diam diam Basta tersenyum dan bersembunyi di pundak gadis tomboy itu.

  "Masih aja cari kesempatan di tempat yang sempit."
bathin Salma.

Padahal dalam jiwanya si tomboy itu penuh beribu pertanyaan yang menghujam dirinya.
...

   Akhirnya mobil pun berhenti tepat di gerbang yang tinggi dan sudah terlihat rumah besar itu dari kejauhan.
Sudah begitu nampak seperti biasa menyeramkan, namun itu adalah rumah warisan Pak Zaenal buat Kinan.

"Non. gapapa ya sampai sini aja
saya takut banget walau saya indigo juga hehe."

"Iya pak Harun, gapapa."
jawab Salma melihat lihat.

Kepala Salma bergerak demi sedikit dan tiba tiba terpejam.

Melihat kain penutup mata gadis tomboy itu ingin terlepas, Basta menarik ujung kain dan menguatkan ikatannya di mata salma.

"Kak. Kaka kenapa ?"
Kinan terbangun tiba tiba.

Napas Salma Ter senggal dan tidak ber aturan.

  "Nanti tanah yang ini beres dah !"

Empat Setan Gen ZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang