👻 Akhirnya Sudah Sadar.

2 1 0
                                    


hello ketemu lagi
jgn bosen tapi emg karya gabut
aja.

# Part 12.
  

Happy Reading ...

                                ....

    Salma sudah tak sadarkan diri selama Lima jam karna mungkin sudah sangat dehidrasi di dalam tubuhnya.

   Saat itu rumah tamu ada meja untuk menaruh beberapa camilan kue kering dan biskuit kalengan atau biskuit di dalam kaleng plastik.
tapi sekarang berubah, Meja di taruh depan untuk menaruh Asbak rokok dan yang datang juga tetangga yang  hanya mampir buat ngerujak di rumah Tante Kirana.

  Di dalam kamar Tante Kirana sudah di tunggu oleh Basta, Tiar, Saka Dan Arsya disana.

Mereka sangat mencemaskan kondisi gadis tomboy itu.

"Bas. ga usah nangis lagi bentar lagi sadar kok dia."
Basta merespon ucapan Tiar.

"Gua ga sanggup liatnya," Basta pergi melesat keluar ruangan kamar Tante Kirana untuk mencari udara segar.

"Kinan, juga lagi sedih jangan murung gini dong nanti aku ga bisa menguatkan diri." ujar bocah 10 thn itu.

"Aku ga murung Kinan, tapi nunggu Salma bangun." celotehan Arsya di angguki Jenora dari sudut pojok tembok.

"Gua nunggu salma bangun, tapi kenapa ya samakin ditunggu semakin gue sedih."
  Saka membuat kepalanya merunduk.

"Kinan, boleh Tante bicarakah?"
ujar Tante di ambang pintu.

Kinan menoleh dan merespon Tante Kirana, "Boleh Tante, ngobrol dimana ?" katanya dengan melucu.

Kinan melihat wanita cantik itu dan menurutinya.

.
.

Di dapur Kinan di temanin Arsya dan lagi lagi Hantu itu tampak selalu ingin tahu pembicaraan manusia.

Begitu pula Tante kirana yang sedang menyiapkan beberapa masakan siang untuk dimakan bersama nanti.

"Duduk dulu, jangan sungkan."

Kinan menanggapi dengan menarik bangku lalu duduk manis di sana.

"Sejak kapan Ayahmu sudah merebut warisan Kakek Arizi?"

"Kinan ga tau tan, kayanya bukan cuma ayah aja, tapi om Kevan juga."

"Maksudmu?"
Tante Kirana menaruh mangkuk ber isi sayur sup ayam dan menutup dengan tudung saji sangat rapih.

Kemudian Kirana juga duduk dan menarik bangku mendekati Keponakannya.

"Om Kevan sama ayah juga rebutan warisan rumah yang terbengkalai itu
Tante, Kinan ga mau rumah tua besar itu di jual ayah atau om sebagai pemuas hati mereka."

Kinan memegang lengan Kirana penuh hangat.

"Jadi Om Kevan dan Ayah Kenan sungguh keterlaluan ya?"

Kinan merespon anggukan kecil sepertinya Kinan lebih banyak mengeluarkan pendapatnya dari pada ketakutannya dengan om dan ayahnya.

.
.

kediaman Hutan tanah milik Kakek Arizi.

"Bos bangun bos !"

Mendengar itu Kenan terbangun lalu melihat anak buahnya tidak bisa menangkap anaknya yang lolos di tangannya.
karna Kenan masih tergeletak di hutan.

"Anak itu pergi kemana ..." lirih Ayah Kenan.

Pria itu mengerjap matanya, silau.

"Kabur bos, gua yakin bos. Kinan bawa kakaknya, bocah itu ga sendirian bos." ucap anak buah yang kepalanya botak.

Empat Setan Gen ZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang