Week 4 Part 1: The Kiss and The Stars

841 98 35
                                    

"Seafood yuk, lek." ajak Dyren selepas scrim keduanya di hari ini, jam menunjukkan pukul 18.03. "Aku traktik, tenang." imbuhnya.

"Kelas kali, bah. Gass." seru Rinz bersemangat dan segera berlari kecil menuju kamarnya.

Semuanya nampak antusias dan mulai mempersiapkan diri untuk melenggang ke tempat Seafood Bangkit 38, langganan anak Hoshi.

Skylar memanaskan mobilnya yang terparkir di carport ditemani Dyren yang selalu penasaran bagaimana dunia bekerja, sedang yang lain bersiap. 

Sutsujin menaiki tangga menuju kamarnya untuk menyikat gigi dan mengganti baju.

"Koh!"

Sutsujin yang sedang melangkah menuju kamar mandi, terhenti sejenak dan mengambil langkah mundur untuk memastikan siapa sosok yang memanggilnya.

Di Walk in Closet, Rinz yang sedang berganti baju, terlihat tubuh tingginya yang belum memakai tshirt. Menampilkan dadanya yang cukup bidang dan perutnya sedikit sixpack. Dirinya melempar senyum kearah Sutsujin yang sengaja memanggilnya hanya untuk memperlihatkan tubuhnya pada Sutsujin.

Segera, Sutsujin meluruskan kabel konslet di pikirannya dan melanjutkan langkahnya. Dirinya mengambil sebatang sikat gigi dengan secuil pasta gigi dan mulai menggosok giginya. Memastikan giginya bersih dan aroma mulutnya segar.

Ditengah aktivitasnya, Sutsujin melihat bayangan Rinz yang berdiri menyender pintu melalui cermin. Rinz hanya tersenyum dan menyilangkan tangannya di dada.

"Apa?" tegur Sutsuin yang merasa dirinya terganggu dengan kehadiran Rinz.

"Aku tungguin kau, lho ini, koh." jawab Rinz.

"Duluan aja gua mau ganti baju dulu."

"Udah, ku tungguin kau, tenang."

Sutsujin tak menjawab dan nyelonong melewati Rinz menuju walk in closet. Rinz mengekori.

"Udah sana jangan liat-liat." pekik Sutsujin sambil menahan tubuh Rinz dengan tangannya.

Rinz tertawa kecil dan berdiri dari seberang. "Pakai baju hitam, koh. Biar sama kita."

"Gak."

Sutsujin mengambil t-shirt biru dongker dari tumpukan bajunya. Sutsujin melepas baju yang ia kenakan dan mempunggungi Rinz. Tubuh Sutsujin yang sangat putih dan bersih seolah bersinar ditengah walk in closet yang remang itu, tubuh yang tidak terlalu kurus dan tidak juga cukup berisi. Wajah Sutsujin sedikit memerah malu, tubuhnya dipandangi Rinz. Dan dengan sigap dirinya segera mengganti ke t-shirt biru dongkernya.

Disisi lain, Rinz hanya tersenyum melihat tubuh belakang Sutsujin yang sangat putih itu.

Sutsujin yang selesai segera, bergerak untuk berangkat. Rinz yang sedari tadi mematung memandangi Sutsujin, segera menyergap tangan Sutsujin dengan tangannya dan menariknya pelan. Menggandengnya keluar kamar. 

Sutsujin hanya menurut dan tersenyum. Lagi-lagi kehangatan tangan Rinz memberikan kenyamanan. Kali ini diri dan hatinya tak menolak. Es yang telah meleleh itu, kini menyuburkan desiran misterius yang masih bergeming dihatinya. Desiran yang kini mulai tumbuh menjadi taman hijau yang entah nanti menjadi taman ilalang atau ladang bunga yang indah.

"Bercumbu dulu klean?" protes Dyren yang sudah menunggu cukup lama Rinz dan Sutsujin.

"Ih, apa kau? Buang air dulu aku tadi, lho." sahut Rinz memberi pembelaan. "Dah ayolah berangkat."

Semuanya bercanda gurau didalam mobil selama di perjalanan. Dyren yang selalu berbicara dan selalu di balas Rinz, sedang yang lain hanya mengikuti dengan tawa. Tak lama merekapun tiba di lokasi.

Love in TouchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang