: CHAPTER_01

160 18 16
                                    

HAI SEMUANYA! SELAMAT MEMBACA DAN SEMOGA SUKA, AAMIIN!

TANDAI TYPO PRENN⚠️

••••

Suara hak sepatu Dara bergema di sepanjang lorong dengan ketukan-ketukan tajam di lantai marmer

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara hak sepatu Dara bergema di sepanjang lorong dengan ketukan-ketukan tajam di lantai marmer. Setiap langkahnya terdengar begitu tegas dan pasti. Raut wajahnya datar, tanpa cela. Tatapan matanya tajam menusuk seolah-olah bisa menembus dinding dan melihat ke dalam jiwa. Dia tidak melirik ke mana pun, fokusnya hanya lurus ke depan. Tidak peduli pada orang-orang yang saat ini berlalu lalang dan memperhatikannya dengan raut wajah terkejut serta penasaran. Dia tidak punya waktu untuk meladeni mereka. Tujuannya saat ini hanya satu, tempat di mana pria yang dia cari saat ini berada.

Ruang CEO.

Tangan kanannya yang menggenggam sebuah iPad mengerat ketika sepasang netranya menangkap jelas ruangan yang sudah ada di depan mata.

Beberapa meter dari pintu ruangan itu, langkahnya tiba-tiba terhenti. Seorang wanita, dengan pakaian yang rapi berdiri menghalangi jalannya. Tatapan Dara semakin tajam menusuk, seolah ingin membakar wanita itu menjadi abu. Emosi yang sudah memuncak seperti gunung berapi yang siap meletus semakin terusik oleh kehadiran wanita itu.

"Maaf, apa Anda sudah memiliki janji temu dengan Pak Damian?"

Alis Dara bertaut. Matanya kini melirik identitas karyawan yang menggantung di leher wanita itu.

Nama : Selviana Indri
Posisi : Sekretaris CEO.

"Tidak. Aku tidak punya janji apapun dengan Bos-mu."

Wanita itu tampak tersentak saat suara dingin Dara menembus telinganya dengan keras. Kegugupan langsung menyelimuti sekujur tubuh Selvia. Belum pernah dia bertemu dengan seseorang yang auranya begitu kuat seperti ini sampai membuat gugup seolah tidak berdaya. Meskipun begitu, Selvia masih tetap bertahan dan tidak membiarkan Dara lewat.

"Minggir, aku ada urusan."

"Tunggu!"

Selvia terus menghalangi Dara yang ingin masuk meskipun tidak ada janji temu. Apa wanita itu tidak tahu siapa Dara sampai-sampai dia berani menghalangi jalannya?

"Maaf, Nona. Kalau Anda tidak ada janji dengan Pak Damian, Anda tidak boleh masuk," ucap Selvia, suaranya bergetar namun tetap berusaha teguh karena dia membawa nama posisinya saat ini sebagai Sekretaris CEO. Dia harus bersikap profesionalitas pada pekerjaannya.

"Jika Anda tidak punya janji dengan Pak Damian, Anda bisa menunggu sebentar. Saya akan tanyakan dulu pada Pak Damian. Karena beliau saat ini sangat sibuk dan—"

"Tidak perlu," potong Dara cepat. "Aku akan menemuinya sekarang."

Namun, lagi-lagi Selvia menghalangi.

Forever YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang