Lembar 3

7 1 4
                                    

Min Yoongi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Min Yoongi

Aku melangkahkan kaki memasuki lobby utama kantor, berhenti tepat di depan meja resepsionis "tolong sampaikan pada office boy untuk buatkan teh hangat dan antar ke ruanganku" setelah meminta tolong Aku melenggang pergi begitu saja tanpa menunggu jawaban.

Masuk ke dalam lift dengan menempelkan kartu akses pada RFID Reader lalu menekan tombol yang berangka 26.

Saat pintu lift terbuka, Aku berjalan masuk kedalam ruang kerja, duduk pada kursi besar sambil menyalakan komputer dan memulai pekerjaan yang sempat terlewat.

"Masuk" saat mendengar adanya suara ketukan dari balik pintu, dengan pandangan yang masih fokus pada layar komputer.

"Permisi Tuan" ucap salah satu office boy sambil menyimpan teh di atas meja kerja, Aku merespon dengan anggukan, Ia pun segera pergi dari ruangan.

Setelah sibuk dengan pekerjaan, dan ingin mencari tahu mengenai background seorang pimpinan dari Perusahaan Birama.

Ponselku berdering, membaca sang penelpon tersebut lalu menerimanya.

"Pergilah ke perusahaan, kita akan bertemu" ucap Samuel dari balik telepon.

"Ada apa kali ini? Ini masih pagi" Aku menjawabnya dengan jengah.

"Ikuti saja, aku sudah berada di perjalanan menuju perusahaanmu".

"Aku sudah di dalam ruang kerjaku" Aku mematikan sambungan telepon secara sepihak.

Samuel menginjak pedal gas dan pergi menuju Perusahaan Gemilang Company.

Samuel memarkirkan mobilnya dan masuk melalui lobby utama, menaiki lift dan masuk kedalam ruang kerja bersama dua wanita di belakangnya.

Aku mengernyitkan dahi, aku mengenal dengan jelas wanita itu, Kalia Ia adalah kekasih Samuel tetapi Aku tidak mengenal siapa wanita yang tengah berdiri di samping Kalia.

"Ada apa kau kemari? Kau akan memamerkan Aku apa kali ini? Menjadi seorang playboy kebanggaan?" Aku bertanya dengan nada malas dan sangat tidak tertarik.

"Kau ini kalau bicara seenaknya saja, ini wanita yang Aku bicarakan kemarin, jadi mulai hari ini kau harus dekat dengan-nya" jawab Samuel.

Aku hanya menghembuskan nafas tanpa rasa perduli sedikit pun, dengan menyibukkan diri di depan layar komputer.

"Kau ini mendengarkanku atau tidak?" Samuel merasa kesal karena di anggurkan, Ia berdiri tepat bersebelahan denganku dan tertawa dengan keras.

"Apa yang kau tertawakan?" Aku bertanya dengan pandangan yang masih sibuk dengan layar komputer.

"Kau ini benar-benar seorang bos atau bocah yang baru saja diberikan komputer Gilang? Kau sungguh sedang memainkan permainan anak kecil ini?" Ledek Samuel masih dengan tawanya setelah melihat Gilang sang bos mafia memainkan permainan yang berjudul Solitaire.

ENOUGH (BTS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang