Kim Seokjin
Hari libur akan terasa menyenangkan oleh banyak orang jika dipergunakan untuk berlibur atau sekedar bepergian bersama teman atau kekasih.
Tetapi tidak untukku, Aku lebih senang diam di rumah dan tidur.
"Apa yang membuatmu betah berdiam di kamar hingga seharian?" Samuel bertanya dengan melihat-lihat album foto.
Kini kami sudah berada di dalam kamar, sibuk dengan kegiatannya masing-masing yang menurut Samuel sungguh membosankan sekali, Ia sendiri bahkan heran dengan temannya ini.
"Kau boleh pergi kalau kau merasa bosan" atensiku fokus pada ponsel dengan permainan tembak-tembakan.
"Kau ini memang manusia kaku yang tidak seru" celotehnya.
"Kau ini berisik sekali, kenapa kau tidak pergi bersama kekasihmu saja sih?".
"Bukankah pertemanan itu harus dijadikan hal utama? Kau ini terlalu kaku sekali kawan" ledeknya.
Saat Samuel membuka halaman terakhir pada album, terdapat foto kami bertiga.
Samuel melirik Gilang sekilas lalu melihat kembali foto tersebut, seseorang yang kini telah pergi meninggalkan Samuel dan Gilang.
Samuel merindukannya.
Pada saat babak akhir penentuan kemenangan di dalam permainan tersebut, ponselku berdering menampilkan nomor yang tidak diketahui, aku mengarahkan ponsel pada Samuel "kau tahu nomor ini?".
Samuel menutup album dan memperhatikan nomor di balik penelpon tersebut "itu nomor kekasihku" jawab Samuel dengan santai.
"Untuk apa dia menelponku?" Aku bingung harus menerima panggilan tersebut atau menolaknya.
"Angkat saja, Aku bilang kepadanya kalau Aku akan berlibur bersamamu hari ini".
Aku menerima panggilan tersebut "ada apa?".
"Apakah Samuel sedang bersamamu?".
"Ya, dia memaksaku untuk mengajak ke bar malam ini, jadi kusarankan untuk menemuinya saja, bersenang-senanglah kalian berdua" Aku langsung mematikan sambungan telepon secara sepihak, yang di hadiahi tatapan maut dari Samuel "ada apa dengan tatapanmu itu?".
"Kau gila?".
"Apakah Aku melakukan kesalahan? Aku hanya berkata dengan jujur".
Ponselku kembali berdering, baru saja ingin merutuki kekasih Samuel yang sangatlah berisik sebelum membaca bahwa penelpon tersebut adalah Andrian, Aku menerima panggilan tersebut "ada apa?".
"Nama Anda baru saja digunakan oleh pengedar ganja, Ia melaporkan bahwa kau adalah penjual utamanya".
Aku mengernyitkan dahi "atas dasar apa dia berani membongkarnya?".
KAMU SEDANG MEMBACA
ENOUGH (BTS)
Fiksi PenggemarGilang seorang mafia dan pebisnis ilegal dengan kekayaan terbesar, juga memiliki perusahaan besar yang sudah di akui oleh negara. "Tetapi dia bahkan tidak membutuhkanmu Gilang, Aku tahu kau selalu menepati janjimu, lihatlah sampai sekarangpun kau ma...