31. Rencana Dan Keputusan

2.6K 107 4
                                    

••••

Pulang sekolah tiba, semua murid-murid berhamburan keluar kelas begitupun Vara dkk. Zahra juga sudah keluar dari UKS. Sekarang mereka berada di parkiran.

"Nona saya sudah mendapatkan semua bukti untuk masalah Evan dan juga informasi tambahan tentang Fani. Jadi bagaimana?"

"Kirim aja ke hp gue. Nanti gue obrolin ini sama yang lain sekalian masalah Fani"

"Baik nona"

Begitu ponselnya mulai menerima notifikasi beruntun dari bukti-bukti yang dikirimkan, bunyi dering yang bertubi-tubi menarik perhatian semua sahabatnya.

"Notif Lo anjir Var," ujar Shania sambil melirik ponsel Vara yang bergetar tanpa henti.

"Sorry, mungkin kuota gue habis," jawab Vara sambil mengangkat bahu, lalu memasukkan ponselnya ke saku. "Oh iya, hari ini ikut gue, ya. Ada yang mau gue tunjukkin."

"Kemana?" Tanya Via.

"Biasa," jawab Vara singkat.

Via, Shania, Zahra dan Nuella langsung mengangguk. Mereka sudah tahu apa yang dimaksud Vara-markas D'Angels, tempat mereka biasa berkumpul secara rahasia. Tak lama kemudian, mereka semua menaiki kendaraan masing-masing, mengikuti Vara menuju tempat rahasia mereka.

Sesampainya di sana, mereka langsung berkumpul di ruang tengah, duduk melingkar di karpet bulu. Vara membuka ponselnya dan mulai menampilkan file yang baru saja ia terima. Satu per satu bukti terkait Fani dan Evan terpampang di layar, menarik perhatian penuh dari sahabat-sahabatnya.

"Jadi, ini bukti soal Fani yang lo dapet?" tanya Zahra sambil memperhatikan setiap detail di layar ponsel Vara.

Vara mengangguk. "Iya. Jadi, sebenarnya masalah ini lebih kompleks dari yang kita kira. Gue awalnya cuma fokus ke Evan, tapi ternyata Fani punya niat yang jauh lebih dalam. Dia nggak sekadar mau berteman sama Artsiv. Dari semua informasi yang gue kumpulin, dia mau masuk ke lingkaran pertemanan mereka demi satu tujuan: harta mereka."

Shania menghela napas sambil menyandarkan diri ke sofa. "Nggak heran sih. Cewek itu emang selalu cari cara buat dapetin yang dia mau. Masalahnya, gimana caranya kita bisa ngelindungin Artsiv tanpa bikin Fani curiga?"

Via menyipitkan mata, lalu berkata, "Kita butuh strategi buat buat dia merasa aman, seolah-olah kita nggak tau apa-apa. Kalau dia sampai sadar, bisa jadi dia malah semakin berhati-hati dan makin susah buat kita ungkap bukti-bukti ini."

"Jadi apa rencana selanjutnya, Var?" tanya Nuella penuh penasaran.

"Sebelum itu gue mau ngomong," ucap Zahra tiba-tiba. "Kita gak bisa lanjutin rencana sama Abang gue. Dia udah gak mau deket sama si Fani," lanjut Zahra.

Vara tersenyum tipis. "Gue tau itu. Pasti lama-lama bang Andra gak mau lakuin itu. Jadi gue punya rencana lain. Enemy bakal ada acara kan ya? Gue punya ide buat nampilin Video-video ini saat itu dan kita ikut kaget seolah-olah kita gak tau. Dengan begitu, seperti bukan kita yang nampilin, tapi orang lain. Ya meskipun nanti Fani bakal ke kita juga sih hehe."

Mereka mengangguk setuju. "Itu bisa jadi rencana yang bagus," ucap Nuella.

"Oh iya satu lagi, masalah keluarga Evan gue juga udah punya buktinya. Gue juga bakal tampilin sekalian aja, gimana menurut kalian? Dan gimana menurut Lo, Ex."

Elvara! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang