12. Bunga pertama

0 0 0
                                    

"Udah ah gak usah bahas dia lagi Nam, nanti gue mimpiin dia lagi nanti"

"Anjir ini cepet banget endnya! Perasaan gue belum nonton dari tadi" saat matanya melihat sebuah garis yang sudah akan mencapai akhir

"Ya gimana mau nonton, lo aja baru beberapa menit udah tidur pules, terus bangun bentar udah ada yang nyariin"

Cia meringis tampak deretan giginya dan matanya menjadi sipit.

"Gue tidur dulu aja Cil, jangan lupa makan tuh rotinya, siapa tau ada surat cintanya juga"

"Anjir ngapain ada surat cintanya segala, gak mungkin ada"

"Yak juga sih. Kalo sampe ada bener-bener effort banget tuh cowok"

Tuttt!!!

Sambungan telephone telah terputus. Setelah memakan roti sobek sembari dicelupkan ke dalam Es Buahnya, ia membuka lagi totebangnya dan melihat apa aja sih yang cowok itu kasih, karena dari luar terlihat cukup banyak.

"Anjir" Sebuah kertas berwarna merah muda terlihat oleh mata Cia, dan langsung buru-buru ia ambil

Cia membukanya. "Surat ini dibuat untuk Cia Arcelia. Saya Angga, berjanji untuk datang ke event pertama kamu di galaksi Mall di hari lusa yang akan datang, namun jika Saya tidak datang dan menepati janji Saya, Kamu boleh meminta apapun resep parfume yang saya punya" serta dibawah pojok kanan terdapat tanda tangan Angga

"COI! Ini lucu banget ya Allah!! Ini lucu bangett!!" teriak Cia, mukanya begitu merah ketika menatap cermin yang tak jauh darinya.

Cia memandangi surat itu lekat-lekat. Membacanya ulang dalam hati. Setelah puas, ia masukkan sepucuk surat itu ke dalam loker miliknya. "Ah! Ini mimpiin dia lagi gapapa deh, lucu banget pliss! Semoga aja dia gak dateng, biar bisa minta resep-resep parfumenya"

"Tapi, kalo dia gak dateng. Nanti kalo gak ada yang beli buku gue, kan bisa minta tolong buat bantu beli buku gue, masa nanti cuma Namira aja yang beli? Ah, jadi dilema nih"

Cia menarik selimutnya "Ah bodoamat jir, ngantuk!" Setelah berdoa. Cia benar-benar tidur dengan pulas. Kalo kamu berada didekat Cia, baru ketipan mata sekali saja dia sudah tertidur pulas.

****

Hari ini adalah hari seorang Cia Arcelia keluar dari zona nyamannya. Ia berjalan diantara kerumunan orang-orang yang berlalu lalang di Mall Galaksi. Langkahnya berjalan bersamaan dengan sahabatnya yang akan selalu menemani, Namira. Gadis itu membawa satu tumbler berwarna purpel miliknya, dan menemani sahabatnya yang akan ikut serta mendatangani buku pertamanya. Cia dan Namira segera duduk dibarisan paling depan karena telah disiapkan beberapa kursi untuk penulis dan staff terpenting disana. Ada pun juga sisa kursi bisa dibeli oleh penonton yang sudah membeli tiket vip untuk mendapatkan tempat duduk.

Tidak lama, acarapun dimulai. Hatinya sangat berdebar saat seorang Mc telah memulai acara. Sambutan dan sambutan telah di bacakan. Saatnya dua orang yang terpilih event menulis ini akan segera dipanggil. Perasaan Cia lagi-lagi berdebar. Sangat malu jika akan ditatap dengan banyaknya orang yang berada di Mall.
Namun siap tidak siap namanya akan tetap dipanggil untuk menuju keatas panggung, dan tanpa briefing sama sekali.

"Mari kita panggil penulis favorite kita, Cia Arcelia dengan buku pertamanya, yang berjudul Genangan Rindu! Beri tepuk tangan..."

"Goodluck!" Bisik-bisik Namira dengan teriakan kecil nya. Cia memeluk Namira.

Beratus-ratus pasang tangan memberi tepukan untuk seorang Cia Arcelia. Dia sangat terharu, ia merasa seperti sedang sangat disayang banyak orang. Hal seperti ini sungguh membuatnya sangat lemah. Dari kecil ia tidak pernah mendapatkan apresiasi seperti ini. Bahkan dirinya seperti dikucilkan oleh lingkungannya sendiri. Cia benar-benar bangga pada dirinya. Saat setelah menaiki panggung, seorang Mc memberinya jabatan tangan dan memberinya tempat duduk. Dan sekarang waktunya penulis ke dua yang akan dipanggil untuk maju ke atas panggung. Cia tidak berhenti senyum-senyum saat melihat banyaknya orang yang sedang menatapnya. Tatapan mereka yang ada disana sungguh tidak menyeramkan seperti bayangan Cia.

"Kita panggilkan penulis favorite kedua kita!, Chelsea Aura! Penulis dari Senja dan Gerhana!"

Saat melihat gadis itu, raut wajah Cia berubah, ia merasa seperti tidak asing dengan bentuk wajahnya. Kini Cia sudah mengingatnya, gadis itu adalah gadis yang pernah Angga bonceng di parkiran.

"Pliss! Kenapa harus dia? oh namanya Chelsea. Dunia sempit sekali, kenapa dia juga jadi juara setelah dia bikin gue cemburu waktu itu?" Gumam Cia dalam hati sembari memberi dia tatapan tajam

Cia beberapa kali saat di mintai penjelasan sungguh sangat kaku dan ia merasa kurang bagus dengan cara pembawaanya. Meskipun beberapa orang-orang disana sangat kagum dengan Cia. Termasuk mas-mas yang saat ini sedang meminta tanda tangan dan memberi Cia boquet bunga mawar berwarna pink kesukaannya. Dia Angga, cowok itu menepati janjinya. "Thanks Angga udah dateng"

"Gue bangga sama lo Cil" ucapnya sembari menatap Cia dan membuat Cia salting ditempat

"Bentar ya" ucap Angga lalu berpindah ke Chelsea. "Cie cemburu cie" kata Namira lalu kembali fokus pada beberapa orang yang memberi Cia hadiah-hadiah.

Gadis itu melambaikan tangannya "Cil, kenalin. Ini sepupu gue. Namanya Chelsea, yang waktu itu pernah gue bonceng ke kampus dan lo lagi liatin gue dari lantai 2, masih inget kan?"

"Iya gue inget" jawab Cia cepat tanpa berpikir, karena dia masih mengingat betul kejadian itu.

Dia mengulurkan tangannya "Halo kak, salam kenal, Aku Chelsea"

"Lo jangan salah paham, dia cuma sepupu gue, soalnya gue liat waktu itu lo kayak jealous gitu, makanya langsung gue samperin"

"Ih enggak ya Angga!" Sahut Cia cepat

Setelah acara selesai. Mereka berempat tidak langsung pulang, melainkan mampir kesebuah restoran yang telah disiapkan oleh Angga.

"Kak Angga, Chelsea mau ke toilet bentar ya" Angga menganggukkan kepalanya saat setelah adik sepupunya itu menyelesaikan ucapannya

PYARR!!

Suara pecah itu terdengar sangat nyaring ditelinga, membuat Angga yang berada di samping Cia sangat khawatir akan gadis itu. Cia sedikit menghindar saat sebuah air yang berada disamping nya itu mengenai baju berwarna hitamnya. Tangannya beberapa kali ia kibaskan. "Angga, gue ke toilet dulu ya" kata Cia langsung bersahut dengan suara Chelsea "Ayok kak bareng sama Chelsea aja" dan Cia pun mensetujuinya

"Aduhh gabisa sepenuhnya hilang ini kak" ucap Chelsea saat setelah mencoba membersihkan noda yang berada di baju Cia "Okei, gapapa kok Chel, thanks ya udah dibantu bersihin"

"Sama-sama kakak ipar cantik" ucap Chelsea dengan senyum khasnya

"Heh!" Tegur Cia malu-malu "Ayo balik"

"Oh ya Kak, btw kakak terispirasi buku genangan rindu itu dari siapa ya?" Tanya Chelsea mendadak

Dengan percaya diri Cia menjawab "Dari Mas Pinguin, kamu tau kan?"

"Tau dong! Jadi Kak Cia terinspirasi langsung dari Kak Angga?"

Cia kebingungan. "Hah? Kok jadi Angga?"

"Loh Kak Angga kan kalau nulis emang pakai nama Mas Pinguin. Kakak belum tau emang?" Dengan polosnya, Chelsea menjawab secara terbuka

"Ini kakak baru tahu" jawab Cia lalu berjalan lebih cepat dan meninggalkan Chelsea

Yang jauh selalu dikejarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang