13. Dua centang biru

1 0 0
                                    

"Ciaa!! Mau kemana?" Teriak Angga, saat melihat Cia melewati dirinya yang tengah duduk di mejanya bersama dengan Namira yang sedang asik berfoto-foto

Namira yang melihat pemandangan itu seperti orang bodoh "WEI!! Kenapa Cia?!" Namira menggoyang-goyangkan lengan Angga

"KEJAR KAK ANGGAA, KAK CIAAAANYA!!" teriak Chelsea yang tidak terlalu jauh darinya

Angga dengan cepat mengejar Cia dan meninggalkan dua gadis yang masih berada ditempat. "Itu sahabat gue kenapa? heii?"

"Gatau kak, gue tadi cuma nanya siapa yang jadi inspirasi kak Cia jadi penulis, terus dia jawab Mas Pinguin, terus gue bilang kalo Mas Pinguin itu ya Mas Angga"

"Hah? Angga? Loh? Serius lo Chel?" Chelsea terkejut

"Dua rius kak? Masa gak ada yang kenal sih?"

"Ya suruh siapa kaka sepupu loh private banget hidupnya. Sampe-sampe Cia yang fans beratnya aja gak pernah tau wajah aslinya" Lagi, lagi Chelsea terkejut dengan jawaban Namira namun juga ada benarnya.

"Kata Kak Angga, Dia hanya ingin mengabadikan seseorang yang dicintainya tanpa orang-irang tahu siapa dirinya"

"Ciaa!! Buka pintunya!! Gue minta maaf" teriak Angga sembari menggedor-gedor pintu taksi yang telah setengah berjalan pelan.

"Ayo pak jalan aja" suruh Cia pada seorang bapak-bapak separuh baya

"Baik Neng" lalu menginjak gas, dan membuat sebuah mobil berwarna biru itu melaju cepat meninggalkan seorang laki-laki yang kini sangat kasihan

Cia menyandarkan tubuhnya pada kursinya namun kepalanya ia sandarkan pada kaca mobil, sembari melamun dan mencerna semua kejadian yang telah membohongi dirinya. Cia sangat merasa dibohongi oleh Angga, laki-laki yang akhir-akhir ini menyuta seluruh dunianya setelah ditinggalkan oleh mantannya. Rupanya nasib buruknya tidak berhenti pada kelakuan mantannya saja.

" Tidak baik memang terlalu percaya pada seseorang, meskipun dia sangat baik padamu, karena saat takdir tidak sesuai realita, maka kamu akan merasa dibohongi olehnya "

"Mana Cia?!?" tanya Namira sembari menoleh kanan kiri, dengan nafas terengah-engah diikuti dengan Chelsea yang berlari kecil karena memakai heels nya yang sedikit tinggi "Mana Kak Cia?" tanyanya setelah berada disamping Namira dan Angga

"Yaudah gue pulang dulu, nanti lo gue kabarin deh"

"Ayok gue anterin sekalian sama Chelsea" tawar Angga lalu berjalan membelakangi mereka

"Gak usah deh, gue pulang sendiri aja, lagian juga gak searah"

"Yaudah" Angga berjalan menuju tepi jalan melambai-lambaikan tangannya saat akan ada sebuah taksi lewat. "Taksiii!"

Saat setelah Namira naik, "Thanks ya! Nanti gue kabarin soal Cia, dia pasti cerita ke gue kok, gue pulang duluan gais" sembari melambaikan tangan kanannya pada Angga dan Chelsea

Sepanjang perjalananan Namira sibuk mengirim pesan pada sahabatnya, Cia.

Angga yang telah melihat Namira menghilang bersmaa taksi pesanannya, ia segera masuk pada mobilnya dan mengantarkan Chelsea pulang

Tidak jauh dari tempat mereka akan makan, Chelsea sangat amat merasa pada kakak sepupunya itu "Kak Angga, Maafin Cesea ya?"

"Buat apa?" tanya Angga, namun tetap fokus pada jalan dengans esekali menoleh pada Chelsea, adik sepupunya itu

"Ini semua salah Cesea! Cesea yang ngasih tahu Kak Cia kalo kak Angga itu juga seorang penulis dan punya nama pena Mas Pinguin"

"It's Okey Cesea, gue gak marah kok"

"Cesea pikir Kak Cia tau soal itu, soalnya kaloan udah kayak deket banget, tapi sekarang kalian jadi bertengkar gara-gara ucapan Cesea"

Angga mengusap dua kali kepala Chelse dengan lembut dan kembali fokus pada arah jalan pulang.

"Udah jangan sedih gitu, udah waktunya juga Cia tau kalo gue juga seseorang yang dia suka"

"Tapi kenapa ya? Kenapa dia jadi marah? Bukannya dia seharusnya senang kan kak?"

"Mungkin dia masih shock aja, soalnya gue juga gak pernah ngasih tau dia langsung"

"Apa dia merasa dibohongin ya sama kak Angga?"

"Bisa jadi Ces"

"Yang sabar ya kak," kata Chelsea sambil menepuk bahu Angga empat kali

Setelah mengantar Chelsea, Angga segera pulang. Sepanjang malam Angga tidak bisa tidur,m, kepalanya di penuhi oleh gadis yang telah menyita seluruh hatinya dari kecil.

"Ish, ini Namira kok nggak ngechat apa-apa?" Apa gue telfon aja kali ya? Udah lah?"

Dering terlfon berbunyi, namun ditolak oleh sang penerima. "Wait-wait" pesan itu muncul dilayar ponsel Angga "Cia masih cerita-cerita sama gue, pokoknya aman, lo pasti khawatir beratkan? Lo udah bisa tidur tenang kok sekarang" ketik Namira panjang lebar

"Mana bisa tenang, peemintaan maaf gue aja gak dihiraukan" batin Angga lalu membalas pesan Namira "Thanks Nam"

"Nam, lo dengerin cerita gue gak sih? Malah asik main hp" Namira mendengar itu langsung meninggalkan ponselnya "Gue dengerin kok, barusan balesin chat Danu yang berisik"

"Kalo Angga tanya apa-apa gak udah dijawab ya, diem aja pokoknya!"

"Pasti Danu ngechat in lo itu disuruh Angga"

"Enak aja, bukan, mana mau disuruh nanya2 gitu ke elo"

"Tapi, dia kan cees nya Angga"

"Tapi di lagi marahan sama Angga"

"Lah? Kenapa?"

"Soalnya tadi gak diajak nonton launching buku elo"

"Dasar ngambekan"

"Yeu, gue kalo jadi dia juga ngambek sih, apalagi banyak jajan2 juga"

"Cie... dibelain"

"Ciee... tadi dikasih buka, ciee.."

"Ah males ah, dia aja udah bohongin gue"

"Tapi iya juga sih, tapi dia kayaknya gak bermaksud bohongin lo Cil"

"Ya sama aja Nam, padahala gak sekali dua kali gue nyebut nama penanya, tapi kenapa dia diem aja? Seakan-akan dia gatau itu siapa"

"Udah, maafin aja Cil"

"Pantesan wangi aroma dia percis banget sama aroma buku gue, yang waktu war pertama kali beli buku dia. Bodoh ya gue kenapa nggak curiga?"

"Mau lo sekarang gimana?" Tanya Namira lagi "Kasihan tau, tadi dia melas banget wajahnya di depan restourant

"Bodoamat! Liat nanti aja"

"Taudah terserah lo, gak usah pusing-puaing, gak isah dibikin ribet Cil, mending sekarang turu"

"Yaudah Nam, gue juga udah ngantuk. Maacii ya udah selalu jadi terman curhat gue tiap hari bahkan tiap detik"

"Cil, apasih, kita udah lama banget loh temenannya, lo gak bosen bilang gitu terus?

Cia meringis lalu mematikan sambungan telfonnya. Ia membuka ponselnya. Benar saja, beberapa pesan masuk. Salah satunya adalah Angga. Dengan 10 buble notifnya

"Cia..Gue minta maaf"
"Gue salah"
"Gue juga tahu, salah gue dimana"
"Gue minta maaf atas nama Gamaliel Rangga Merapi"
"Gue minta maaf karena nggak ngasih tau lo dari awal"
"Gue nunggu waktu yang tepat buat omongin semuanya"
"Sekarang gue malah ngerusak kepercayaan lo"
"Gue juga gak berharap kalo lo tahunya dari orang lain tentang hidup gue"
"Gue udah nyiapin waktu yang tepat buat kita, tapi sebelum itu terjadi, kita malah bertengkar kaya gini"
"Maafin gue ya Cia Arcelia. Tidur yang nyenyak ya malam ini, besok pagi gue jemput seperti biasa"

Cia sengaja tidak membalasnya, menurutnya percuma. Jadi hanya ia read saja. Membuat seseorang dibalik ponsel itu tahu, karena terdapat dua centang biru yang tak kunjung berbalas.

Yang jauh selalu dikejarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang