Jam tangan Winter sudah menunjukkan pukul 2 siang. Ia bersiap menjemput Jieun yang sebentar lagi selesai sekolah, berdiri di halaman depan sambil mengecek email di ponselnya.
"Paman Kimmm!" teriak Jieun sambil berlari menghampiri Winter, wajahnya cerah penuh semangat. Winter tersenyum dan menunduk menyapa.
"Bagaimana sekolahnya tadi?" tanyanya.
"Tidak buruk! Terima kasih karena Paman sudah menemani makan siang," jawab Jieun dengan riang.
"Kalau begitu, bagaimana kalau kita pulang sekarang?"
Jieun tampak berpikir. "Hm, bisa nggak kalau Paman antar aku ke tempat kerja Ibu?"
"Oh, Jieun tahu tempat kerja Ibu?" tanya Winter sedikit heran.
"Tentu! Kadang Ibu mengajakku ke sana setelah sekolah. Tapi, apa Paman sudah menghubungi Ibu?" tanya Jieun.
Winter terdiam sesaat, lalu tersenyum canggung. "Ah, Paman lupa. Paman ada rapat online dadakan tadi."
"Kalau begitu, kita langsung saja, yuk, Paman."
Winter mengangguk, lalu mereka berpamitan kepada guru Jieun sebelum pergi.
---
Di sisi lain, Aeri sudah tiba di sekolah untuk menjemput Jieun. Ia terheran-heran melihat suasana sekolah yang sepi. Keluar dari mobil, ia menghampiri salah satu penjaga sekolah.
"Selamat siang, Paman," sapa Aeri sopan.
"Selamat siang, Nona. Ada yang bisa saya bantu?" balas penjaga itu.
"Hm, apa Anda mengenal Yoo Jieun? Apa dia sudah pulang?" tanyanya.
"Oh, Nona Jieun sudah dijemput tadi," jawab penjaga itu.
"Dijemput oleh siapa?" Aeri tampak bingung.
"Sepertinya oleh ayahnya, Nona," jawab penjaga tersebut, walau terdengar ragu.
Aeri mengerutkan dahi. Biasanya Karina yang langsung menghubunginya jika ada perubahan rencana. Merasa aneh, ia berpamitan pada penjaga dan segera menghubungi Karina.
"Halo, ada apa, Aeri?" tanya Karina dari ujung telepon.
"Kau menyuruh Jaemin menjemput Jieun?"
"Tidak, aku sudah menolaknya. Kenapa?" tanya Karina, suaranya mulai terdengar tegang.
"Penjaga sekolah bilang, Jieun sudah dijemput oleh seorang lelaki," kata Aeri.
Karina menghela napas keras. "Hah? Bagaimana bisa Jieun pergi dengan orang asing?" desisnya, penuh kekhawatiran.
"Tenang, aku akan mencari wali kelasnya dan memastikan semuanya," kata Aeri.
"Terima kasih, Aeri. Maaf sudah merepotkanmu."
"Tidak masalah. Aku akan kabari lagi."
Aeri bergegas menuju ruang guru untuk menemukan wali kelas Jieun dan memastikan keadaan.
---
Sementara itu, Winter akhirnya tiba di kantor Karina bersama Jieun. Ia sedikit heran saat melihat Jieun dengan yakin mengarahkan jalan.
"Kau yakin ini tempat kerja Ibumu?" tanyanya.
"Yakin, Paman! Ibu itu bos besar di sini," kata Jieun dengan bangga.
"Oh, begitu rupanya. Ayo Paman antarkan ke Ibumu."
Winter tersenyum lalu menggendong Jieun ke dalam kantor. Mereka berjalan melewati beberapa karyawan yang memberi salam pada Winter, membuat Jieun penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected Bonds
FanfictionDi dunia yang sibuk dengan kehidupan dan rutinitas, dua jiwa menemukan diri mereka bertemu secara tidak terduga dengan cara yang paling tak terduga. Pertemuan awal mereka adalah sebuah kebetulan, sebuah kesempatan yang memicu percikan yang tak dapat...