Hari masih terbilang cukup pagi, namun Karina yang notabenenya adalah seorang CEO, memilih untuk datang di pagi ini dengan melangkah cepat di koridor kantor. Jam di tangannya menunjukkan pukul 6 pagi. Begitu sampai di divisi keuangan, ia membuka pintu tanpa basa-basi. Di dalam, Ryujin yang sedang mengisi kertas mesin fotokopi tampak terkejut melihat kehadiran Karina.
"Selamat pagi, Bu Karina. Ada yang bisa saya bantu?" sapanya sopan.
"Winter sudah datang?"
"Belum, Bu. Pak Kim bilang akan datang agak terlambat karena harus bertemu Pak Jansen di hotel dulu."
Karina mengangguk, terlihat berpikir sejenak.
"Saya mau tanya sesuatu."
"Silakan, Bu."
"Perempuan yang kemarin bersama kalian, siapa dia?" Ryujin mengingat-ingat sejenak.
"Ah, itu sepupu Pak Kim, Bu. Namanya Yoo Jung. Dia tinggal di luar negeri."
"Sepupu Winter?" Karina tertegun, merasa malu pada dirinya sendiri karena terburu-buru berpikir negatif.
Menyadari kebodohannya, ia hanya mengangguk dan segera keluar dari ruangan.
---
Tak lama kemudian,
Winter tiba di kantor dan menemukan Ryujin sedang merapikan dokumen.
"Jarang-jarang kau sudah siap duluan seperti ini," canda Winter.
Ryujin mengabaikan ledekan itu dan segera menceritakan peristiwa pagi tadi.
"Kau mau tahu sesuatu? Bu Karina tadi pagi-pagi sekali datang dan bertanya tentang Kak Yoo Jung."
Winter mengerutkan dahi.
"Kak Yoo Jung? Kenapa?"
"Sepertinya bu Karina melihatmu dipeluk dan dicium pipi oleh Kak Yoo Jung kemarin."
Winter membisu sejenak, lalu tertawa kecil,
"Jadi perempuan yang dia maksud tadi malam adalah Kak Yoo Jung?" Gumam Winter dan tidak sengaja terdengar oleh Ryujin.
"Kau mengatakan sesuatu??"
"Tidak.. Tidak, tapi kenapa dia menanyakan kak Yoo Jung??"
"Kau masih tidak paham? Itu artinya Bu Karina punya perasaan padamu, Bodoh."
Winter terhenti dari kegiatan mengeluarkan berkas dari tasnya, ia pun bergegas ke ruangan Karina untuk meluruskan kesalahpahaman yang terjadi.
---
Sesampainya di ruangan Karina, Winter menarik napas dalam dan mengetuk pintu Karina. Suara dari dalam mempersilahkannya masuk. Karina, yang terkejut melihat Winter datang, menyuruh Minjee, asistennya, untuk keluar lebih dulu.
"Ada apa?" Karina bertanya tanpa menoleh.
Winter berdiri tegap, berusaha tidak canggung.
"Aku mau menjelaskan soal perempuan yang kemarin kau tanyakan padaku."
"Tidak perlu, aku sudah tahu," jawab Karina singkat.
"Tidak-tidak, aku ingin menjelaskan secara jelas. Dia sepupuku, namanya Kim Yoo Jung. Dia tinggal di luar negeri, dan kami memang memutuskan untuk makan bersama kemarin karena jarang bertemu."
"Oke," jawab Karina singkat, nada suaranya datar.
Winter menggaruk belakang kepalanya.
"Kau... tidak marah, kan?"
"Untuk apa? Segera lah kembali keuangan mu, bukan kah kau ada rapat yang harus dihadiri" Karina menutup percakapan, mempersilakan Winter kembali ke ruangannya.
"ahh iya, baiklah, aku permisi dulu"
Winter merasa tidak sepenuhnya puas. Ia mengira ada yang masih disembunyikan Karina. Setelah Winter keluar, Karina menjatuhkan wajahnya di meja, merasa malu karena pikiran negatifnya terhadap Winter.
---
Saat waktu makan siang, Karina dan Aeri berjalan menuju lift untuk makan di luar. Namun langkah Karina mendadak terhenti saat melihat seorang pria yang sudah lama ingin ia hindari. Wajah Karina mendadak pucat, tangannya gemetar, dan kakinya melemas. Pria itu berjalan perlahan ke arahnya.
"Ae... Aeri," panggil Karina dengan suara bergetar.
"Ada apa? Kau baik-baik saja?"
"Dia... dia kembali. Itu Jeno..." bisik Karina lemah.Aeri melihat ke arah yang ditunjuk Karina, dan benar saja, pria bernama Jeno berdiri di sana, dengan ekspresi penuh percaya diri.
Aeri tahu siapa dia dan bagaimana pria itu pernah menghancurkan hidup Karina. Trauma Karina mulai kambuh, membuatnya terduduk ketakutan.
"Pergi! Jangan ganggu aku lagi!" teriak Karina histeris. Aeri mencoba menenangkan, namun usahanya sia-sia. Sementara itu, Winter dan Ryujin yang baru tiba di lobi mendengar suara Karina.
"Sepertinya aku mengenal suara ini," gumam Ryujin.Winter dan Ryujin bergegas mencari sumber suara, dan menemukan Karina tengah duduk di lantai lobi, dikelilingi orang-orang yang tampak khawatir. Ryujin segera membubarkan kerumunan, sementara Winter mendekati Karina.
"Karina..." Winter menatapnya dengan lembut, memegang kedua lengannya, berusaha menenangkan.
"Pergi! Jangan ganggu aku!" teriak Karina, masih dalam kondisi panik.Winter mencoba lagi,
"Karina, ini aku... Winter."Karina perlahan tersadar, menatap wajah Winter di depannya.
"Winter?"
"Iya, ini aku," jawab Winter lembut.Karina mulai menangis, tubuhnya masih bergetar.
"Aku takut..."Winter memeluknya erat, berusaha memberi rasa aman yang dibutuhkannya.
Dari kejauhan, Jeno melihat Karina dalam pelukan Winter. Tatapan dingin Karina dan teriakannya cukup membuat Jeno paham, kehadirannya hanya membawa ketakutan bagi Karina.
Sementara Winter menerangkan karina, Aeri menghampiri jeno yang tengah terdiam mematung, menatap ke arah karina.
"pergilah!! kau tidak lihat bagaimana takutnya saat dia melihat mu"
"aku hanya ingin menjelaskan semuanya aeri"
"tidak perlu, kehadiran mu hanya membuat trauma karina kembali lagi, jadi sebaiknya lebih baik kau tidak muncul lagi dihadapan karina Dan keluarganya"
"tapi..."
"PERGI JENOO!!!!" Aeri benar benar marah dengan sikap jeno yang memaksa untuk bertemu dengan karina, padahal ia lihat bahwa karina sangat ketakutan sekali melihat dirinya. Jeno pun pergi keluar dari kantor tersebut, dan aeri menghampiri karina kembali untuk mengantar nya ke ruangan karina, di temani ryujin dan winter.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected Bonds
FanfictionDi dunia yang sibuk dengan kehidupan dan rutinitas, dua jiwa menemukan diri mereka bertemu secara tidak terduga dengan cara yang paling tak terduga. Pertemuan awal mereka adalah sebuah kebetulan, sebuah kesempatan yang memicu percikan yang tak dapat...